Berharap Pandemi Segera Selesai, CINT Targetkan Penjualan Rp430 Miliar
loading...
A
A
A
CIMAHI - Pandemi corona atau Covid-19 yang diperkirakan bakal berlangsung cukup lama tidak membuat PT Chitose Internasional Tbk (CINT) pesimistis. Meskipun tidak mudah, emiten produsen furnitur di Indonesia ini menargetkan penjualan bisa tumbuh menjadi Rp430 miliar di tahun 2020.
"Kondisi ekonomi saat ini memang kurang begitu baik akibat perang dagang dan pandemi Covid-19. Namun dengan adanya pergeseran strategi pemasaran, maka perseroan optimistis dapat meraih pertumbuhan penjualan di tahun 2020 sebesar 4% dibanding tahun lalu atau menjadi Rp430 miliar," terang Direktur CINT, Timatius Jusuf Paulus saat paparan publik di Cimahi, Selasa (21/4/2020).
Sepanjang 2019, perusahaan yang berdiri sejak 1979 ini berhasil membukukan pertumbuhan kinerja positif. Walaupun, momentum politik pemilihan presiden dan pemilihan anggota legislatif yang berimbas kepada tertahannya sejumlah pembelian klien.
Hingga akhir 2019, CINT membukukan penjualan bersih sebesar Rp411,78 miliar, naik 11,18% dibanding penjualan bersih periode yang sama tahun 2018 yang tercatat hanya Rp370,39 miliar. Peningkatan penjualan tersebut terjadi di pasar lokal sebesar 10,91% dan pasar ekspor sebesar 16,28%.
Timatius mengungkapkan beberapa strategi yang dijalankan yaitu melakukan kolaborasi dengan toko furnitur dan distributor alat kesehatan, untuk penetrasi pangsa pasar perlengkapan alat kesehatan. Selain itu, CINT juga menggandeng perusahaan di luar negeri lewat joint development sekaligus membuka pintu untuk pasar global.
Di sisi lain, CINT tetap membidik penjualan pasar lokal dan pasar regular seperti Jepang, Australia, dan negara negara lain di Asia. “Tahun ini kami juga menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar Rp16 miliar atau tumbuh 122% dari tahun lalu," sebutnya.
Direktur CINT, Fadjar Swatyas menambahkan, kondisi awal 2020 hampir sama dengan tahun 2019. Angka penjualan di semester satu tidak sebagus seperti tahun 2018. Inflasi, kenaikan UMK, dan pandemi Covid-19 membuat perekonomian di kwartal pertama tahun ini belum menunjukkan pergerakan yang berarti.
Dia berharap pada Juli nanti, kondisi sudah normal sehingga bisa menggenjot penjualan hingga akhir tahun. ”Sejak 2001 kami sudah mengekspore nursing bed ke Jepang. Kondisi saat ini membuat kami mengedepankan penjualan nursing bed dibanding produk segmen pendidikan. Targetnya naik dari Rp8,2 miliar tahun lalu menjadi Rp10 miliar," ujarnya.
RUPS juga memutuskan pembagian dividen tunai sebesar Rp2/saham atau Rp2 miliar, setara 27,7% dari laba bersih. Dividen tersebut dibagikan ke pemegang saham pada 20 Mei 2020. Selain itu, RUPS menyepakati pengangkatan engangkat Kazuhiko Aminaka sebagai Presiden Direktur menggantikan Dedie Suherlan yang dipercaya menjadi Komisaris Utama, serta mengangkat Susanto sebagai direktur.
"Kondisi ekonomi saat ini memang kurang begitu baik akibat perang dagang dan pandemi Covid-19. Namun dengan adanya pergeseran strategi pemasaran, maka perseroan optimistis dapat meraih pertumbuhan penjualan di tahun 2020 sebesar 4% dibanding tahun lalu atau menjadi Rp430 miliar," terang Direktur CINT, Timatius Jusuf Paulus saat paparan publik di Cimahi, Selasa (21/4/2020).
Sepanjang 2019, perusahaan yang berdiri sejak 1979 ini berhasil membukukan pertumbuhan kinerja positif. Walaupun, momentum politik pemilihan presiden dan pemilihan anggota legislatif yang berimbas kepada tertahannya sejumlah pembelian klien.
Hingga akhir 2019, CINT membukukan penjualan bersih sebesar Rp411,78 miliar, naik 11,18% dibanding penjualan bersih periode yang sama tahun 2018 yang tercatat hanya Rp370,39 miliar. Peningkatan penjualan tersebut terjadi di pasar lokal sebesar 10,91% dan pasar ekspor sebesar 16,28%.
Timatius mengungkapkan beberapa strategi yang dijalankan yaitu melakukan kolaborasi dengan toko furnitur dan distributor alat kesehatan, untuk penetrasi pangsa pasar perlengkapan alat kesehatan. Selain itu, CINT juga menggandeng perusahaan di luar negeri lewat joint development sekaligus membuka pintu untuk pasar global.
Di sisi lain, CINT tetap membidik penjualan pasar lokal dan pasar regular seperti Jepang, Australia, dan negara negara lain di Asia. “Tahun ini kami juga menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar Rp16 miliar atau tumbuh 122% dari tahun lalu," sebutnya.
Direktur CINT, Fadjar Swatyas menambahkan, kondisi awal 2020 hampir sama dengan tahun 2019. Angka penjualan di semester satu tidak sebagus seperti tahun 2018. Inflasi, kenaikan UMK, dan pandemi Covid-19 membuat perekonomian di kwartal pertama tahun ini belum menunjukkan pergerakan yang berarti.
Dia berharap pada Juli nanti, kondisi sudah normal sehingga bisa menggenjot penjualan hingga akhir tahun. ”Sejak 2001 kami sudah mengekspore nursing bed ke Jepang. Kondisi saat ini membuat kami mengedepankan penjualan nursing bed dibanding produk segmen pendidikan. Targetnya naik dari Rp8,2 miliar tahun lalu menjadi Rp10 miliar," ujarnya.
RUPS juga memutuskan pembagian dividen tunai sebesar Rp2/saham atau Rp2 miliar, setara 27,7% dari laba bersih. Dividen tersebut dibagikan ke pemegang saham pada 20 Mei 2020. Selain itu, RUPS menyepakati pengangkatan engangkat Kazuhiko Aminaka sebagai Presiden Direktur menggantikan Dedie Suherlan yang dipercaya menjadi Komisaris Utama, serta mengangkat Susanto sebagai direktur.
(muh)