Awali 2021 dengan Tren Positif, PLN UID Jabar Lampaui Target
loading...
A
A
A
BEKASI - PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat (UID Jabar) membuka tahun 2021 dengan tren positif. Penjualan tenaga listrik pada Januari 2021 naik 8,85% menjadi 4.704,97 GWh (Giga Watt Hour) dibanding Januari 2020.
Pencapaian ini juga melampaui target Januari 2021 yang telah ditentukan, yakni 4,345 GWh. Konsumsi rumah tangga berkontribusi besar dalam peningkatan penjualan listrik PLN UID Jabar pada Januari tahun 2021.
General Manager PLN UID Jabar , Agung Nugraha menjelaskan, kondisi itu terjadi karena sebagian besar masyarakat masih beraktivitas di rumah selama pandemi. “Oleh karena itu, meski penjualan tenaga listrik untuk kelompok sosial dan pemerintahan mengalami penurunan, namun untuk rumah tangga naik 29,99% menjadi 2.068,156 GWh dan untuk layanan khusus naik 7,4% menjadi 19,119 GWh,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (18/2/2021).
Agung menekankan bahwa hal ini dapat tercapai melalui determinasi tinggi dari PLN UID Jabar untuk dapat mencapai kinerja yang terbaik. “Terlepas dari pandemi COVID-19 yang melanda seluruh wilayah Indonesia termasuk Jawa Barat, PLN UID Jabar terus berkomitmen memberikan kinerja terbaik dengan tetap meningkatkan pelayanan terhadap para pelanggan dan berinovasi melalui aplikasi New PLN Mobile,” ujarnya.
Disamping hasil penjualan tenaga listrik yang meningkat dan melampaui target, PLN UID Jabar juga berhasil membuka tahun 2021 dengan tren positif di beberapa indikator lain, seperti penambahan jumah pelanggan dan jumlah daya tersambung.
Pada Januari 2021, jumlah pelanggan PLN UID Jabar bertambah sebanyak 54.215 pelanggan menjadi 15,222 juta pelanggan, dimana pada Desember 2020 pelanggannya sejumlah 15,167 juta pelanggan.
Kedepan dalam menghadapi tahun 2021, PLN UID Jawa Barat meningkatkan penjualan dan demand tenaga listrik dengan lebih proaktif ke calon pelanggan/ pelanggan, meningkatkan Good Corporate Governance (GCG).
Kemudian meningkatkan layanan kepada pelanggan melalui perkembangan teknologi sehingga pelanggan lebih aware terhadap kemudahan dan kecepatan pelayanan. Salah satunya dengan memaksimalkan aplikasi PLN Mobile dalam melayani pelanggan di Jawa Barat.
Selanjutnya, menurunkan biaya dengan melakukan efisiensi biaya pemeliharaan dan administrasi. Meningkatkan keselamatan ketenagalistrikan di masyarakat melalui peningkatan sosialisasi waspada bahaya listrik dan peningkatan pengelolaan lingkungan hidup.
“Kami berharap dapat terus meningkatkan kinerja, menjaga integritas, inovasi teknologi informasi, meningkatkan penjualan listrik, dan terus berupaya memberikan yang terbaik bagi para pelanggan kami,” imbuh Agung.
Sementara itu, Manajer PLN UP3 Bekasi, Ririn Rachmawardini mengemukakan bahwa capaian target PLN UID Jabar tak terlepas dari peranan daerah. Seperti di wilayah jangkauannya, Bekasi. Penjualan tenaga listrik mengalami kenaikan sebesar 10,23% menjadi 0,31 GWh. “Golongan Rumah Tangga naik 24,56 % menjadi 866.262 pelanggan,” ungkap Ririn.
Begitupula, sambung Ririn, daya tersambung PLN UP3 Bekasi juga mengalami kenaikan 0,33% menjadi 1.972 MVA. “Daya tersambung terbesar berasal dari Rumah Tangga sebesar 1.037 MVA, Bisnis sebesar 421 MVA dan Industri sebesar 393 MVA,” katanya.
Pencapaian ini juga melampaui target Januari 2021 yang telah ditentukan, yakni 4,345 GWh. Konsumsi rumah tangga berkontribusi besar dalam peningkatan penjualan listrik PLN UID Jabar pada Januari tahun 2021.
General Manager PLN UID Jabar , Agung Nugraha menjelaskan, kondisi itu terjadi karena sebagian besar masyarakat masih beraktivitas di rumah selama pandemi. “Oleh karena itu, meski penjualan tenaga listrik untuk kelompok sosial dan pemerintahan mengalami penurunan, namun untuk rumah tangga naik 29,99% menjadi 2.068,156 GWh dan untuk layanan khusus naik 7,4% menjadi 19,119 GWh,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (18/2/2021).
Agung menekankan bahwa hal ini dapat tercapai melalui determinasi tinggi dari PLN UID Jabar untuk dapat mencapai kinerja yang terbaik. “Terlepas dari pandemi COVID-19 yang melanda seluruh wilayah Indonesia termasuk Jawa Barat, PLN UID Jabar terus berkomitmen memberikan kinerja terbaik dengan tetap meningkatkan pelayanan terhadap para pelanggan dan berinovasi melalui aplikasi New PLN Mobile,” ujarnya.
Disamping hasil penjualan tenaga listrik yang meningkat dan melampaui target, PLN UID Jabar juga berhasil membuka tahun 2021 dengan tren positif di beberapa indikator lain, seperti penambahan jumah pelanggan dan jumlah daya tersambung.
Pada Januari 2021, jumlah pelanggan PLN UID Jabar bertambah sebanyak 54.215 pelanggan menjadi 15,222 juta pelanggan, dimana pada Desember 2020 pelanggannya sejumlah 15,167 juta pelanggan.
Kedepan dalam menghadapi tahun 2021, PLN UID Jawa Barat meningkatkan penjualan dan demand tenaga listrik dengan lebih proaktif ke calon pelanggan/ pelanggan, meningkatkan Good Corporate Governance (GCG).
Kemudian meningkatkan layanan kepada pelanggan melalui perkembangan teknologi sehingga pelanggan lebih aware terhadap kemudahan dan kecepatan pelayanan. Salah satunya dengan memaksimalkan aplikasi PLN Mobile dalam melayani pelanggan di Jawa Barat.
Selanjutnya, menurunkan biaya dengan melakukan efisiensi biaya pemeliharaan dan administrasi. Meningkatkan keselamatan ketenagalistrikan di masyarakat melalui peningkatan sosialisasi waspada bahaya listrik dan peningkatan pengelolaan lingkungan hidup.
“Kami berharap dapat terus meningkatkan kinerja, menjaga integritas, inovasi teknologi informasi, meningkatkan penjualan listrik, dan terus berupaya memberikan yang terbaik bagi para pelanggan kami,” imbuh Agung.
Sementara itu, Manajer PLN UP3 Bekasi, Ririn Rachmawardini mengemukakan bahwa capaian target PLN UID Jabar tak terlepas dari peranan daerah. Seperti di wilayah jangkauannya, Bekasi. Penjualan tenaga listrik mengalami kenaikan sebesar 10,23% menjadi 0,31 GWh. “Golongan Rumah Tangga naik 24,56 % menjadi 866.262 pelanggan,” ungkap Ririn.
Begitupula, sambung Ririn, daya tersambung PLN UP3 Bekasi juga mengalami kenaikan 0,33% menjadi 1.972 MVA. “Daya tersambung terbesar berasal dari Rumah Tangga sebesar 1.037 MVA, Bisnis sebesar 421 MVA dan Industri sebesar 393 MVA,” katanya.
(shf)