Sadis, Diduga Nenek - Tante Sayat dan Cambuk Bocah sampai Patah Tulang
loading...
A
A
A
PADANG - Diduga seorang anak berusia 7 tahun yang masih kelas satu SD mendapat penyiksaan dari tante dan neneknya sejak Juni lalu.
Korban disayat dan dicambuk serta mengalami kekerasan lain yang mengakibatkan satu tulang rusuknya sampai patah.
Kesadisan itu diunggah dalam media sosial Guntur Abdurrahman, Senin (7/12/2020) pada pukul 12.46 WIB. Ungguhannya itu direspon sebanyak 2.713 orang dan dikomentari 2.400 lebih dan dibagikan 2.536 kali.
Guntur Abdurrahman yang dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Kasus itu berawal setelah ayah anak menitipkan kepada tante dan neneknya di Jalan Abdul Manan Sarojo, RT.3/RW. 01, Kelurahan Campago Guguk Bulek, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat .
“Ayahnya ini kerja di Jakarta sementara ibu korban sudah bercerai dengan ayahnya. Ayahnya ini menitipkan anaknya kepada tante dan nenek korban saat pandemi. Kemudian ayahnya kembali ke Jakarta. Kasus ini terungkap ketika dia (korban) menceritakan kejadian itu kepada teman-temannya di sekolah. Bahwa dia disiksa nenek dan tantenya, kemudian cerita itu tersebar kepada RT dan RW setempat, kemudian melaporkan kejadian itu kepada kepolisian, kasus ini terungkap sekitar 1 Desember 2020,” ujar Guntur, Selasa (8/11/2020).
Kemudian pada tanggal 1 Desember, kata Guntur, korban divisum ditemukan sekujur tubuhnya mengalami bekas luka-luka diduga kena sayatan dan cambukan. Kemudian hasil pemeriksaan ditemukan ada patah tulang rusuk.
“Kemarin sudah ditetapkan tersangka oleh kepolisian,” ujar pengacara yang pernah bergabung dengan Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) Sumbar sekarang mendirikan kantor pengacara.
(Baca juga: Truk Tabrak Tollgate Pelabuhan Bakauheni akibat Rem Blong, 3 Orang Tewas)
Kabar tak baik ini, kata Guntur, diketahui ayahnya yang sudah kembali ke Bukittinggi untuk mendampingi anaknya. Begitulah status yang ditulis Guntur Abdurrahman media sosialnya miliknya.
Adapun sayatan pisau dan satu tulang rusuk patah membuat korban saat ini masih trauma dan takut bertemu orang-orang.
(Baca juga: KPU Bali Targetkan Partisipasi Pemilih 85%)
Hingga saat status ini di-posting sang nenek dan tante belum diamankan (ditangkap dan ditahan) kepolisian. Saat ini korban tinggal dan dirawat oleh seorang warga yang prihatin dengan keadaan korban.
Lihat Juga: 4 Orang Jadi Tersangka terkait Setrum hingga Siram Miras ke Bocah Dituduh Maling di Tangerang
Korban disayat dan dicambuk serta mengalami kekerasan lain yang mengakibatkan satu tulang rusuknya sampai patah.
Kesadisan itu diunggah dalam media sosial Guntur Abdurrahman, Senin (7/12/2020) pada pukul 12.46 WIB. Ungguhannya itu direspon sebanyak 2.713 orang dan dikomentari 2.400 lebih dan dibagikan 2.536 kali.
Guntur Abdurrahman yang dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Kasus itu berawal setelah ayah anak menitipkan kepada tante dan neneknya di Jalan Abdul Manan Sarojo, RT.3/RW. 01, Kelurahan Campago Guguk Bulek, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat .
“Ayahnya ini kerja di Jakarta sementara ibu korban sudah bercerai dengan ayahnya. Ayahnya ini menitipkan anaknya kepada tante dan nenek korban saat pandemi. Kemudian ayahnya kembali ke Jakarta. Kasus ini terungkap ketika dia (korban) menceritakan kejadian itu kepada teman-temannya di sekolah. Bahwa dia disiksa nenek dan tantenya, kemudian cerita itu tersebar kepada RT dan RW setempat, kemudian melaporkan kejadian itu kepada kepolisian, kasus ini terungkap sekitar 1 Desember 2020,” ujar Guntur, Selasa (8/11/2020).
Kemudian pada tanggal 1 Desember, kata Guntur, korban divisum ditemukan sekujur tubuhnya mengalami bekas luka-luka diduga kena sayatan dan cambukan. Kemudian hasil pemeriksaan ditemukan ada patah tulang rusuk.
“Kemarin sudah ditetapkan tersangka oleh kepolisian,” ujar pengacara yang pernah bergabung dengan Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) Sumbar sekarang mendirikan kantor pengacara.
(Baca juga: Truk Tabrak Tollgate Pelabuhan Bakauheni akibat Rem Blong, 3 Orang Tewas)
Kabar tak baik ini, kata Guntur, diketahui ayahnya yang sudah kembali ke Bukittinggi untuk mendampingi anaknya. Begitulah status yang ditulis Guntur Abdurrahman media sosialnya miliknya.
Adapun sayatan pisau dan satu tulang rusuk patah membuat korban saat ini masih trauma dan takut bertemu orang-orang.
(Baca juga: KPU Bali Targetkan Partisipasi Pemilih 85%)
Hingga saat status ini di-posting sang nenek dan tante belum diamankan (ditangkap dan ditahan) kepolisian. Saat ini korban tinggal dan dirawat oleh seorang warga yang prihatin dengan keadaan korban.
Lihat Juga: 4 Orang Jadi Tersangka terkait Setrum hingga Siram Miras ke Bocah Dituduh Maling di Tangerang
(boy)