Kepercayaan Diri Tuna Rungu dan Wicara di Majalengka Lomba Baca Puisi Bisu
loading...
A
A
A
MAJALENGKA - Di tengah keterbatasan berkomunikasi, puluhan penyandang tunarungu dan wicara di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat menunjukan kemampuannya dalam bidang sastra.
Dengan penuh percaya diri mereka maju ke hadapan dewan juri untuk membacakan puisi, di acara Festival Baca Puisi Bisu dalam rangka peringatan Hari Disabilitas Internasional , yang jatuh pada 3 Desember di SLB YLB B Majalengka.
(baca juga: Viral Jasa Cuci Mobil Pasangan Tuna Rungu, Harap segera Dapat Momongan )
Tidak tanggung-tanggung. Mereka diharuskan membawakan dua puisi untuk bisa mencuri perhatian Dewan Juri yang berasal dari Kepala Sekolah SLB.
Panitia pelaksana Festival Puisi Sri Aminah mengatakan, selain puisi wajib, para peserta juga diharuskan membawa salah satu puisi pilihan.
"Puisi wajib 'Doaku.' (puisi) Pilihan 'Tanda Tanya' dan 'Sang Guru Qolbu.' Puisi Tanda Tanya karya Ajip Rosidi, dua puisi lainnya karya saya," kata Aminah.
Terkait peserta sendiri, jelas dia, tidak hanya dari kalangan SLB saja. Beberapa di antaranya, lanjut dia, bahkan sudah berumah tangga. "Se-Kabupaten Majangka. Siswa SLB, ada alumni, bahkan yang sudah berumah tangga. Khusus untuk tuna rungu dan wicara," jelas dia.
(baca juga: Suami Istri Tuna Rungu Ini Ciptakan Masker Transparan )
Sementara, Sri menyebut festival puisi itu sengaja digelar untuk memberi kesempatan kepada disabilitas untuk menunjukan kemampuannya. "Dengan tidak bisa bicaranya, mereka di hari disabilitas ini harus menunjukan kepada dunia bahwa mampu untuk berpuisi," tegas dia.
"Suatu upaya pada hari disabilitas internasional ini mereka juga bisa membacakan puisi, dengan bahasa isyarat, suara, ujaran," lanjut dia.
Salah satu peserta festival puisi Sri Fatimah, mengaku senang bisa ikut acara itu. Bagi siswa kelas 12 SLB itu, tampil di depan dewan juri bukan pertama kali dialaminya.
"Pernah ikut di Bandung. Suka baca puisi, tapi belum pernah bikin. Persiapannya 2 pekan," kata dia, lewat penerjemahnya.
Dengan penuh percaya diri mereka maju ke hadapan dewan juri untuk membacakan puisi, di acara Festival Baca Puisi Bisu dalam rangka peringatan Hari Disabilitas Internasional , yang jatuh pada 3 Desember di SLB YLB B Majalengka.
(baca juga: Viral Jasa Cuci Mobil Pasangan Tuna Rungu, Harap segera Dapat Momongan )
Tidak tanggung-tanggung. Mereka diharuskan membawakan dua puisi untuk bisa mencuri perhatian Dewan Juri yang berasal dari Kepala Sekolah SLB.
Panitia pelaksana Festival Puisi Sri Aminah mengatakan, selain puisi wajib, para peserta juga diharuskan membawa salah satu puisi pilihan.
"Puisi wajib 'Doaku.' (puisi) Pilihan 'Tanda Tanya' dan 'Sang Guru Qolbu.' Puisi Tanda Tanya karya Ajip Rosidi, dua puisi lainnya karya saya," kata Aminah.
Terkait peserta sendiri, jelas dia, tidak hanya dari kalangan SLB saja. Beberapa di antaranya, lanjut dia, bahkan sudah berumah tangga. "Se-Kabupaten Majangka. Siswa SLB, ada alumni, bahkan yang sudah berumah tangga. Khusus untuk tuna rungu dan wicara," jelas dia.
(baca juga: Suami Istri Tuna Rungu Ini Ciptakan Masker Transparan )
Sementara, Sri menyebut festival puisi itu sengaja digelar untuk memberi kesempatan kepada disabilitas untuk menunjukan kemampuannya. "Dengan tidak bisa bicaranya, mereka di hari disabilitas ini harus menunjukan kepada dunia bahwa mampu untuk berpuisi," tegas dia.
"Suatu upaya pada hari disabilitas internasional ini mereka juga bisa membacakan puisi, dengan bahasa isyarat, suara, ujaran," lanjut dia.
Salah satu peserta festival puisi Sri Fatimah, mengaku senang bisa ikut acara itu. Bagi siswa kelas 12 SLB itu, tampil di depan dewan juri bukan pertama kali dialaminya.
"Pernah ikut di Bandung. Suka baca puisi, tapi belum pernah bikin. Persiapannya 2 pekan," kata dia, lewat penerjemahnya.
(end)