Imunisasi Benteng Kesehatan Anak, Butuh Komitmen Semua Pihak Mewujudkannya
loading...
A
A
A
SURABAYA - Imunisasi menjadi benteng paling kuat bagi anak-anak terhadap serangan penyakit. Di tengah pandemi COVID-19, berbagai pihak di Jawa Timur menandatangani komitmen bersama untuk menjalankan imunisasi bagi semua anak di Jatim.
(Baca juga: Azan Jihad Gegerkan Warganet, Dewan Masjid Indonesia Jabar Tuntut Polisi Usut Tuntas )
Komitmen itu diwujudkan dalam High Level Meeting: Penguatan Komitmen Untuk Imunisasi Bagi Semua Anak di Jawa Timur yang digelar oleh Geliat Airlangga bersama UNICEF Indonesia. Berbagai kepala daerah, ketua organisasi masyarakat, ketua organisasi perempuan, Tim Pengerak PKK, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Bidan Indonensia (IBI) serta para relawan Geliat Unair menyatakan dukungan dan komitmen bersama untuk pelaksanaan imunisasi .
Person in Charge (PIC) Gerakan Peduli Ibu dan Anak Sehat Membangun Generasi Cemerlang Berbasis Keluarga (Geliat) Universitas Airlangga Surabaya, Dr. Nyoman Anita Damayanti menuturkan, dukungan imunisasi tak bisa dilepaskan dari peran semua sektor. Mereka bersama-sama mengerakan tenaganya untuk bisa memenuhi cakupan imunisasi bagi anak-anak.
"Di era pandemi ini, cakupan imunisasi harus ditingkatkan. Dukungan kuat dari semua pihak untuk anak-anak biar terjamin memperoleh imunisasi dan bisa memperkuat imunitas anak-anak," kata Nyoman, Rabu (2/12/2020).
(Baca juga: Kota Padang Gempar, Pengurus Partai Golkar Ditemukan Tewas di Kantornya )
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, Inna Mahanani menambahkan, terjadi penurunan cakupan imunisasi rutin yang signifikan pada masa pandemi COVID-19. Sehingga dibutuhkan kewaspadaan terjadinya KLB penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Berbagai permasalahan memang mengiringi pelaksanaan imunisasi selama terjadinya pandemi COVID-19.
"Pelayanan imunisasi di posyandu tidak dilaksanakan mulai April sampai Juli tahun ini. Beberapa kabupaten/kota sampai sekarang juga tidak melaksanakan imunisasi di posyandu terutama di zona risiko tinggi," katanya.
Selain itu, katanya, pelayanan imunisasi di puskesmas maupun pustu juga tak maksimal, karena masyarakat takut tertular COVID-19 jika datang ke puskesmas maupun pustu. "Pelayanan imunisasi di unit swasta juga turun. Banyak bidan praktik mandiri yang tutup selama pandemi," sambungnya.
(Baca juga: Azan Jihad Gegerkan Warganet, Dewan Masjid Indonesia Jabar Tuntut Polisi Usut Tuntas )
Komitmen itu diwujudkan dalam High Level Meeting: Penguatan Komitmen Untuk Imunisasi Bagi Semua Anak di Jawa Timur yang digelar oleh Geliat Airlangga bersama UNICEF Indonesia. Berbagai kepala daerah, ketua organisasi masyarakat, ketua organisasi perempuan, Tim Pengerak PKK, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Bidan Indonensia (IBI) serta para relawan Geliat Unair menyatakan dukungan dan komitmen bersama untuk pelaksanaan imunisasi .
Person in Charge (PIC) Gerakan Peduli Ibu dan Anak Sehat Membangun Generasi Cemerlang Berbasis Keluarga (Geliat) Universitas Airlangga Surabaya, Dr. Nyoman Anita Damayanti menuturkan, dukungan imunisasi tak bisa dilepaskan dari peran semua sektor. Mereka bersama-sama mengerakan tenaganya untuk bisa memenuhi cakupan imunisasi bagi anak-anak.
"Di era pandemi ini, cakupan imunisasi harus ditingkatkan. Dukungan kuat dari semua pihak untuk anak-anak biar terjamin memperoleh imunisasi dan bisa memperkuat imunitas anak-anak," kata Nyoman, Rabu (2/12/2020).
(Baca juga: Kota Padang Gempar, Pengurus Partai Golkar Ditemukan Tewas di Kantornya )
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, Inna Mahanani menambahkan, terjadi penurunan cakupan imunisasi rutin yang signifikan pada masa pandemi COVID-19. Sehingga dibutuhkan kewaspadaan terjadinya KLB penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Berbagai permasalahan memang mengiringi pelaksanaan imunisasi selama terjadinya pandemi COVID-19.
"Pelayanan imunisasi di posyandu tidak dilaksanakan mulai April sampai Juli tahun ini. Beberapa kabupaten/kota sampai sekarang juga tidak melaksanakan imunisasi di posyandu terutama di zona risiko tinggi," katanya.
Selain itu, katanya, pelayanan imunisasi di puskesmas maupun pustu juga tak maksimal, karena masyarakat takut tertular COVID-19 jika datang ke puskesmas maupun pustu. "Pelayanan imunisasi di unit swasta juga turun. Banyak bidan praktik mandiri yang tutup selama pandemi," sambungnya.