Surat Risma untuk Pilih ErJi Bisa Picu Gesekan Warga

Rabu, 02 Desember 2020 - 16:44 WIB
loading...
Surat Risma untuk Pilih...
Salah satu warga menunjukkan surat dari Risma. Foto/Ist
A A A
SURABAYA - Surat dari Tri Rismaharini kepada warga memantik reaksi beragam di masyarakat. Surat yang berisi ajakan mencoblos salah satu paslon , menurut sejumah warga dianggap sebagai pemaksaan.

Surat beramplop coklat itu dikirimkan ke segenap warga Selasa (1/12/2020). Ada stempel bertulisan ”Surat Bu Risma untuk Warga Surabaya” dikirimkan melalui kurir. Bentuknya sangat mirip dengan surat resmi dari pemkot. Lengkap dengan stempel bertinta ungu.

(Baca juga: Sambil Menangis Gus Mus Sampaikan Pesan Ini kepada Pemuka Agama )

”Dalam situasi yang semakin menghangat seperti ini, warga butuh wali kota yang mengayomi semua,” kata Umar Sholahudin, dosen Fisip, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

”Yang terjadi malah sebaliknya, Bu Risma berkirim surat yang isinya kampanye. Ini saya rasa tidak bijak, malah membuat situasi di tengah masyarakat panas,” lanjutnya.

Masyarakat Surabaya saat ini sudah terbagi. Ada yang pro paslon 1 Eri Cahyadi-Armuji, ada pula yang mantab memilih paslon 2 Machfud Arifin-Mujiaman. Surat itu akan membuat kristalisasi suka dan tidak suka di tengah masyarakat semakin mengeras.

”Surat itu kesannya pemaksaan kepada yang sudah mantab akan memilih Machfud-Mujiaman untuk memilih Eri-Armuji. Saya khawatir, surat itu akan menimbulkan gesekan di tengah masyarakat,” jelas Umar.

(Baca juga: Bertambah 5.533, Total Ada 549.508 Kasus Covid-19 di Indonesia )

Dalam kontestasi pilkada atau pemilihan di Indonesia, Umar baru sekali ini menemukan kejadian seorang wali kota aktif berkirim surat keseluruh warganya untuk memilih salah satu paslon.

”Ini pelanggaran yang terstruktur, sistematis, dan masif. Demokrasi Surabaya bisa mati kalau penguasa melakukan hal seperti ini,” kecam Umar.

Eny Widyawati, salah seorang warga di Kapasari Pedukuhan, Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Simokerto, adalah salah seorang yang mendapatkan ”Surat Bu Risma untuk Warga Surabaya”.

”Pada awalnya saya senang, bangga, karena sebagai kader mendapatkan surat dari wali kota,” kata Eny. ”Namun, saya kecewa setelah membuka surat, karena isinya kampanye,” lanjutnya.



Menurut Eny, dia sangat hormat pada Bu Risma. Puas dengan kepemimpinan wali kota perempuan pertama di Surabaya itu. Karena itu, dia mau bergabung menjadi kader posyandu, bumantik, maupun PAUD.

”Tapi saya tidak mau didoktrin untuk memilih salah satu paslon seperti ini. Biarkan saya dan seluruh warga Surabaya menentukan pilihan sesuai hati nurani. Saya merindukan Bu Risma yang menjadi wali kota dan mengayomi seluruh warga Surabaya, bukan wali kota salah satu paslon,” tegasnya.
(msd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2091 seconds (0.1#10.140)