Miris, Pemuda di Bandung Barat Nekat Akhiri Hidupnya di Hadapan Orang Tuanya

Senin, 30 November 2020 - 18:20 WIB
loading...
Miris, Pemuda di Bandung...
Pemuda berinisial H (28) nekat mengakhiri hidupnya dengan meloncat dari jembatan kereta api di hadapan orang tuanya. Foto/Ilustrasi
A A A
BANDUNG BARAT - Aksi mengakhiri hidup yang dilakukan seorang pemuda berinisial H (28) begitu memilukan. Dia nekat meloncat dari jembatan kereta api yang tingginya sekitar 50 meter dihadapan orang tuanya yang berupaya menolong.

(Baca juga: Dukung Machfud Arifin, Ali Maschan: Sosok yang Dekat dengan Kiai NU dan Sangat Toleran )

Kapolsek Cipatat Kompol Yana Supyana mengungkapkan, kejadian naas tersebut terjadi di jembatan kereta yang berada di Kampung Cirangrang, Desa Sumur Bandung Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Senin (30/11/2020).

"Korban mengakhiri hidup nya dengan meloncat dari atas jembatan kereta, tingginya sekitar 50 meter, sekitar jam enam pagi. Yang bersangkutan meninggal di lokasi," tuturnya kepada SINDOnews.



Korban H tercatat sebagai warga Kampung Cirangrang, Desa Sumur Bandung Kecamatan Cipatat, KBB. Jasad korban langsung dilarikan ke rumah duka oleh tim Inafis dan langsung dikebumikan oleh pihak keluarga.

(Baca juga: Tangkap 3 Pengedar, Polda Kepri Sita 20 Ribu Ekstasi dan 8,3 Kg Sabu )

Yana menjelaskan, sebenarnya pihak keluarga sempat berupaya mencegah aksi nekat korban. Dengan dibantu petugas yang sedang berada di lokasi, orang tua korban sempat memegang tangan H. Akan tetapi H nekat terjun sehingga membuat keluarganya histeris.

Video dramatis detik-detik saat korban terjun dari jembatan kereta tersebut sempat direkam oleh warga dan viral di media sosial. Yana mengakui jika video tersebut menyebar luas di masyarakat dan viral karena terekam jelas saat H terjun dari jembatan.

(Baca juga: Ada Siswa Positif COVID-19, Surabaya Belum Bisa Laksanakan Sekolah Tatap Muka )

Disinggung soal motif korban, Yana menyebutkan, berdasarkan penuturan keluarga, korban mengalami depresi karena sakit. Selama dua bulan terakhir oleh keluarganya sempat dibawa berobat. Di rumah pun korban sering melamun dan tidak banyak bicara. "Infonya depresi, sudah dua bulan. Dibawa berobat keluarga, jadi masih rutin diobati," pungkasnya.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1819 seconds (0.1#10.140)