Perpustakaan Herbal Masih Berkibar di Tengah Pandemi COVID-19
loading...
A
A
A
SURABAYA - Literasi tak mati di tengah pandemi COVID-19. Di tengah keterbatasan karena COVID-19, ruang literasi masih bisa berjalan. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Surabaya mencoba menciptakan perpustakaan yang diberi nama Perpustakaan Herbal.
(Baca juga: Warga Sampang Gempar, Jenazah Kiai yang Telah Dimakamkan 3 Tahun Kondisinya Masih Utuh )
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya , Musdiq Ali Suhudi menuturkan, awalnya perpustakaan tersebut dibuat lantaran warga setempat menginginkan adanya tempat baca di sekitar wilayah itu.
Namun, setelah ditelusuri di lokasi tersebut, ditemukan potensi masyarakat yang dapat dikembangkan yakni pengelolaan tumbuh-tumbuhan herbal. Dari situ lah maka perpustakaan ini diberi nama Perpustakaan Herbal.
"Kebetulan di lingkungan perpustakaan itu ada tumbuh-tumbuhan herbal yang dikelola oleh masyarakat setempat. Nah tanah yang ditanami itu milik fasilitas umum (fasum) pemkot," kata Musdiq, Sabtu (28/11/2020).
(Baca juga: Diduga Simpanan Anggota DPRD Labuhanbatu Utara, Wanita Seksi Ini Turut Ditangkap Polisi )
Ia melanjutkan, melihat potensi itu akhirnya koleksi buku yang terdapat dalam perpustakaan didominasi oleh buku-buku herbal. Bahkan Musdiq merinci dari total koleksi 1.119 judul buku yang tersusun rapi dalam rak, 500 buku diantaranya membahas seputar tentang dunia perherbalan. "Jadi itu kenapa koleksinya lebih spesifik tentang pengolahan tanaman herbal," jelasnya.
Kepala Seksi Informasi dan Layanan Perpustakaan Dispusip Kota Surabaya , Imam Budi Prihanto menambahkan, saat sebelum pandemi COVID-19, dalam sehari pengunjung perpustakaan silih berganti.
Ia menyebut jika di pagi hari sebagian besar pengunjung dipenuhi dari kalangan ibu-ibu yang hendak membaca literasi herbal. Sedangkan, di siang hingga sore hari perpustakaan tersebut dipadati oleh anak-anak sekolah.
(Baca juga: Warga Sampang Gempar, Jenazah Kiai yang Telah Dimakamkan 3 Tahun Kondisinya Masih Utuh )
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya , Musdiq Ali Suhudi menuturkan, awalnya perpustakaan tersebut dibuat lantaran warga setempat menginginkan adanya tempat baca di sekitar wilayah itu.
Namun, setelah ditelusuri di lokasi tersebut, ditemukan potensi masyarakat yang dapat dikembangkan yakni pengelolaan tumbuh-tumbuhan herbal. Dari situ lah maka perpustakaan ini diberi nama Perpustakaan Herbal.
"Kebetulan di lingkungan perpustakaan itu ada tumbuh-tumbuhan herbal yang dikelola oleh masyarakat setempat. Nah tanah yang ditanami itu milik fasilitas umum (fasum) pemkot," kata Musdiq, Sabtu (28/11/2020).
(Baca juga: Diduga Simpanan Anggota DPRD Labuhanbatu Utara, Wanita Seksi Ini Turut Ditangkap Polisi )
Ia melanjutkan, melihat potensi itu akhirnya koleksi buku yang terdapat dalam perpustakaan didominasi oleh buku-buku herbal. Bahkan Musdiq merinci dari total koleksi 1.119 judul buku yang tersusun rapi dalam rak, 500 buku diantaranya membahas seputar tentang dunia perherbalan. "Jadi itu kenapa koleksinya lebih spesifik tentang pengolahan tanaman herbal," jelasnya.
Kepala Seksi Informasi dan Layanan Perpustakaan Dispusip Kota Surabaya , Imam Budi Prihanto menambahkan, saat sebelum pandemi COVID-19, dalam sehari pengunjung perpustakaan silih berganti.
Ia menyebut jika di pagi hari sebagian besar pengunjung dipenuhi dari kalangan ibu-ibu yang hendak membaca literasi herbal. Sedangkan, di siang hingga sore hari perpustakaan tersebut dipadati oleh anak-anak sekolah.