Perpustakaan Herbal Masih Berkibar di Tengah Pandemi COVID-19
loading...
A
A
A
(Baca juga: Hamili Gadis Bau Kencur, Pria Ini Dibekuk Satreskrim Polres Minahasa Selatan )
"Alhamdulillah antusias masyarakat setempat cukup banyak untuk datang ke perpustakaan kami. Biasanya anak-anak itu ada proses bimbingan belajar (bimbel), membaca serta mengerjakan tugas sekolahnya," katanya.
Tidak hanya itu, setelah mendapatkan literasi yang ada di dalam perpustakaan, masyarakat langsung mengimplementasikan ilmunya di lahan milik pemkot itu. Sebagian besar dari mereka disibukkan dengan pengolahan herbal minuman seperti misalnya pengolahan jare merah. Namun tak jarang pula dari mereka yang juga tertarik mengolah herbal menjadi makanan.
"Jadi ada hasil yang dapat diterpakan warga setelah membaca koleksi herbal dari kami. Kalau selama ini yang sering itu minuman herbalnya." ungkapnya.
(Baca juga: Bilik Asmara Ayah Bunda Disediakan Pemkab Sleman di Barak Pengungsian Merapi )
Untuk koleksi buku herbal yang paling sering dibaca, Imam menyebut salah satunya adalah buku berjudul Asyiknya Menjadi Herbalis Cilik. Menurutnya, buku itu berisi tentang cara menanam herbal dan cara pembuatan minuman herbal yang dikemas secara bagus dan ramah untuk anak-anak. "Oleh sebab itu, hampir sebagian besar pemula herbalis membaca buku ini," ungkapnya.
Salah seorang Petugas Teknis Perpustakaan Herbal, Nginden Jangkungan bernama Restya Andaru Winandita mengatakan, pernah seorang warga datang membawa produk herbal buatan sendiri yaitu jamu-jamuan di bawa ke perpustakaan. "Ibu itu membawakan kami jamu sinom. Dan produk itu juga dijual ke rumah-rumah," katanya.
Lihat Juga: Dukung Pendidikan di Maratua Berau, Pupuk Kaltim Salurkan Bantuan Perpustakaan Keliling dan Alat Tulis
"Alhamdulillah antusias masyarakat setempat cukup banyak untuk datang ke perpustakaan kami. Biasanya anak-anak itu ada proses bimbingan belajar (bimbel), membaca serta mengerjakan tugas sekolahnya," katanya.
Tidak hanya itu, setelah mendapatkan literasi yang ada di dalam perpustakaan, masyarakat langsung mengimplementasikan ilmunya di lahan milik pemkot itu. Sebagian besar dari mereka disibukkan dengan pengolahan herbal minuman seperti misalnya pengolahan jare merah. Namun tak jarang pula dari mereka yang juga tertarik mengolah herbal menjadi makanan.
"Jadi ada hasil yang dapat diterpakan warga setelah membaca koleksi herbal dari kami. Kalau selama ini yang sering itu minuman herbalnya." ungkapnya.
(Baca juga: Bilik Asmara Ayah Bunda Disediakan Pemkab Sleman di Barak Pengungsian Merapi )
Untuk koleksi buku herbal yang paling sering dibaca, Imam menyebut salah satunya adalah buku berjudul Asyiknya Menjadi Herbalis Cilik. Menurutnya, buku itu berisi tentang cara menanam herbal dan cara pembuatan minuman herbal yang dikemas secara bagus dan ramah untuk anak-anak. "Oleh sebab itu, hampir sebagian besar pemula herbalis membaca buku ini," ungkapnya.
Salah seorang Petugas Teknis Perpustakaan Herbal, Nginden Jangkungan bernama Restya Andaru Winandita mengatakan, pernah seorang warga datang membawa produk herbal buatan sendiri yaitu jamu-jamuan di bawa ke perpustakaan. "Ibu itu membawakan kami jamu sinom. Dan produk itu juga dijual ke rumah-rumah," katanya.
Lihat Juga: Dukung Pendidikan di Maratua Berau, Pupuk Kaltim Salurkan Bantuan Perpustakaan Keliling dan Alat Tulis
(eyt)