Siloam Comprehensive Cleft Center Tingkatkan Layanan Bibir Sumbing dan Cangkok Tulang
loading...
A
A
A
TANGERANG - Siloam Comprehensive Cleft Center sebagai pusat layanan klinik khusus bagi layanan pasien dengan kelainan celah bibir dan langit-langit mulut ( bibir sumbing ) meningkatkan program layanan pada layanan terapi wicara, koreksi hidung serta layanan operasi cangkok tulang (alveolar bone graft).
Hal tersebut disampaikan Spesialis bedah mulut dan maksilofasial dari Siloam Komprehensive Cleft Center di Siloam Hospitals Lippo Village Paviliun B, Tangerang, Banten, D drg Andi Setiawan Budihardja SpBM(K), Senin (23/11/2020). (Baca juga: Smile Train Indonesia-Pusrehab Kemhan Luncurkan Terapi Wicara Bibir Sumbing )
"Penanganan untuk kasus bibir sumbing pada bayi dan anak tidak selalu sama. Ada beberapa kriteria dan periode waktu yang harus diperhatikan untuk menangani hal tersebut. Akhir tahun ini dan tahun 2021 mendatang, kami tingkatkan layanan melalui program operasi cangkok tulang rahang kemudian layanan koreksi hidung serta terapi bicara," kata Dr drg Andi S Budihardja, SpBM(K), Spesialis bedah mulut dan maksilofasial dari Siloam Komprehensif Cleft Center. (Baca juga: Pasien Menurun, Pendapatan RS Siloam Merosot 4,1 Persen di Kuartal III )
Menurut Andi, operasi cangkok tulang dilakukan untuk memperbaiki celah pada gusi, menstabilkan rahang atas, memberikan pondasi pada dasar hidung dan memudahkan pertumbuhan gigi permanen. Perawatan ini biasanya dilakukan pada anak usia 8-12 tahun.
"Operasi cangkok tulang yang dikembangkan di Siloam hospital Lippo Village menggunakan teknik minimal invasif, karena tidak memerlukan donor tulang dari daerah pinggul. Donor tulang yang digunakan hanya menggunakan tulang dari dalam rongga mulut pasien sendiri, sehingga lebih nyaman untuk pasien dan memperpendek waktu tinggal di rumah sakit," kata Andi.
Secara umum tujuan dilakukannya operasi celah bibir adalah untuk menyatukan kembali celah bibir yang terbentuk pada mulut bayi. Operasi ini bertujuan untuk memperbaiki celah pada bibir dan langit-langit yang terbentuk. Hal ini dilakukan agar fungsi otot pada bagian wajah ini bisa bekerja dengan seharusnya dan penampilan wajah juga menjadi normal.
Tujuan yang hendak dicapai dalam perawatan pasien dengan kelainan celah bibir dan langit-langit mulut adalah untuk mengembalikan fungsi estetik wajah, memastikan pasien bisa berbicara dengan normal dan mencapai hubungan lengkung rahang dan gigi yang normal.
Hingga kini, kelainan bibir yang terjadi pada bayi dan anak-anak di Tanah Air masih cukup tinggi dan merupakan masalah besar di Indonesia. Hal itulah yang melatarbelakangi diresmikannya Siloam Cleft Center di Auditorium Lantai 11, Siloam Hospital Lippo Village, Karawaci, Tangerang pada Februari 2018 silam.
“Penanganan pasien akan dilakukan secara interdisipliner oleh team dokter yang tergabung di dalam Siloam comprehensive cleft center. Seluruh team dokter selalu mengadopsi teknik perawatan yang terkini sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini,“ kata Dr drg Andi Setiawan Budihardja SpBM(K) yang saat ini juga bertugas sebagai Indonesian Medical Advisory Board Smile Train Inernational.
Sementara itu, Direktur Siloam Hospitals Lippo Village, dr Jeffry Oeswadi, mengatakan, penanganan yang dilakukan Siloam Comprehensive Cleft Center pada pasien umum dan khusus selalu berhasil dilakukan, baik secara program mandiri maupun layananan yang sifatnya sosial guna berbakti pada masyarakat.
Siloam Hospitals Lippo Village membawahi sistem pelayanan Klinik khusus pada Siloam Comprehensive Cleft Center.
Hingga dua tahun berjalan, Siloam Comprehensive Cleft Center kini telah dikenal luas oleh masyarakat, tidak saja dikenal pelayanannya oleh masyarakat Tangerang dan Jakarta.
Bahkan setiap tahunnya, pasien yang berasal dari wilayah pulau Sumatera, Papua dan Kalimantan mendapatkan pelayanan optimal dalam layanan kelainan bibir dan celah dinding mulut, baik itu secara layanan mandiri pun layanan yang sifatnya sosial yang setiap tahun diadakan Siloam Comprehensive Cleft Center.
Hal tersebut disampaikan Spesialis bedah mulut dan maksilofasial dari Siloam Komprehensive Cleft Center di Siloam Hospitals Lippo Village Paviliun B, Tangerang, Banten, D drg Andi Setiawan Budihardja SpBM(K), Senin (23/11/2020). (Baca juga: Smile Train Indonesia-Pusrehab Kemhan Luncurkan Terapi Wicara Bibir Sumbing )
"Penanganan untuk kasus bibir sumbing pada bayi dan anak tidak selalu sama. Ada beberapa kriteria dan periode waktu yang harus diperhatikan untuk menangani hal tersebut. Akhir tahun ini dan tahun 2021 mendatang, kami tingkatkan layanan melalui program operasi cangkok tulang rahang kemudian layanan koreksi hidung serta terapi bicara," kata Dr drg Andi S Budihardja, SpBM(K), Spesialis bedah mulut dan maksilofasial dari Siloam Komprehensif Cleft Center. (Baca juga: Pasien Menurun, Pendapatan RS Siloam Merosot 4,1 Persen di Kuartal III )
Menurut Andi, operasi cangkok tulang dilakukan untuk memperbaiki celah pada gusi, menstabilkan rahang atas, memberikan pondasi pada dasar hidung dan memudahkan pertumbuhan gigi permanen. Perawatan ini biasanya dilakukan pada anak usia 8-12 tahun.
"Operasi cangkok tulang yang dikembangkan di Siloam hospital Lippo Village menggunakan teknik minimal invasif, karena tidak memerlukan donor tulang dari daerah pinggul. Donor tulang yang digunakan hanya menggunakan tulang dari dalam rongga mulut pasien sendiri, sehingga lebih nyaman untuk pasien dan memperpendek waktu tinggal di rumah sakit," kata Andi.
Secara umum tujuan dilakukannya operasi celah bibir adalah untuk menyatukan kembali celah bibir yang terbentuk pada mulut bayi. Operasi ini bertujuan untuk memperbaiki celah pada bibir dan langit-langit yang terbentuk. Hal ini dilakukan agar fungsi otot pada bagian wajah ini bisa bekerja dengan seharusnya dan penampilan wajah juga menjadi normal.
Tujuan yang hendak dicapai dalam perawatan pasien dengan kelainan celah bibir dan langit-langit mulut adalah untuk mengembalikan fungsi estetik wajah, memastikan pasien bisa berbicara dengan normal dan mencapai hubungan lengkung rahang dan gigi yang normal.
Hingga kini, kelainan bibir yang terjadi pada bayi dan anak-anak di Tanah Air masih cukup tinggi dan merupakan masalah besar di Indonesia. Hal itulah yang melatarbelakangi diresmikannya Siloam Cleft Center di Auditorium Lantai 11, Siloam Hospital Lippo Village, Karawaci, Tangerang pada Februari 2018 silam.
“Penanganan pasien akan dilakukan secara interdisipliner oleh team dokter yang tergabung di dalam Siloam comprehensive cleft center. Seluruh team dokter selalu mengadopsi teknik perawatan yang terkini sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini,“ kata Dr drg Andi Setiawan Budihardja SpBM(K) yang saat ini juga bertugas sebagai Indonesian Medical Advisory Board Smile Train Inernational.
Sementara itu, Direktur Siloam Hospitals Lippo Village, dr Jeffry Oeswadi, mengatakan, penanganan yang dilakukan Siloam Comprehensive Cleft Center pada pasien umum dan khusus selalu berhasil dilakukan, baik secara program mandiri maupun layananan yang sifatnya sosial guna berbakti pada masyarakat.
Siloam Hospitals Lippo Village membawahi sistem pelayanan Klinik khusus pada Siloam Comprehensive Cleft Center.
Hingga dua tahun berjalan, Siloam Comprehensive Cleft Center kini telah dikenal luas oleh masyarakat, tidak saja dikenal pelayanannya oleh masyarakat Tangerang dan Jakarta.
Bahkan setiap tahunnya, pasien yang berasal dari wilayah pulau Sumatera, Papua dan Kalimantan mendapatkan pelayanan optimal dalam layanan kelainan bibir dan celah dinding mulut, baik itu secara layanan mandiri pun layanan yang sifatnya sosial yang setiap tahun diadakan Siloam Comprehensive Cleft Center.
(nth)