Neraca Perdagangan Jatim Membaik di Tengah Wabah Corona

Kamis, 16 April 2020 - 13:42 WIB
loading...
Neraca Perdagangan Jatim Membaik di Tengah Wabah Corona
Neraca perdagangan Jatim, menunjukkan grafik menggembirakan di tengah wabah Corona. Foto/Ilustrasi
A A A
SURABAYA - Di tengah wabah virus corona, neraca perdagangan Jatim, selama Januari-Maret 2020, surplus sebesar USD348,73 juta. Hal ini disumbang selisih perdagangan ekspor-impor di sektor nonmigas yang surplus USD 1.359,63 juta. Walaupun sektor migas justru mengalami defisit sebesar USD1,01 miliar.

Neraca perdagangan di bulan Maret 2020 juga mengalami surplus sebesar USD194,95 juta. Pada bulan Maret 2020, nilai ekspor Jatim mencapai USD1,99 miliar atau turun sebesar 0,24 persen dibandingkan Februari 2020. Nilai tersebut dibandingkan Maret 2019 naik sebesar 9,90 persen.

"Sedangkan nilai impor sebesar USD 1,79 miliar atau naik sebesar 11,27 persen dibandingkan Februari. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 1,02 persen dibandingkan Maret 2019," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jatim, Satriyo Wibowo dalam rilisnya, Kamis (16/4/2020).

Secara kumulatif selama Januari-Maret 2020, komoditas terbesar ekspor adalah emas dalam bentuk bongkah, ingot atau batang tuangan. Komoditas ini berkontribusi ekspor sebesar 19,94 persen atau sebesar USD1,15 miliar.

Disusul komoditas tembaga dimurnikan berupa katoda dan bagian dari katoda, dengan peranan sebesar 5,11 persen atau sebesar USD294,77 juta. Peringkat ketiga adalah komoditas sisa dan skrap dari logam mulia lainnya dengan peranan 4,58 persen atau senilai USD264,61 juta.

Sedangkan komoditas yang paling banyak diimpor pada periode Januari-Maret 2020 adalah komoditas bahan bakar motor, tanpa timbal dari RON lainnya tidak dicampur. Komoditas ini menjadi komoditasi impor yang dominan dengan peranan sebesar 7,70 persen dengan nilai USD417,54 juta.

Lalu disusul komoditas kondensat dengan peranan sebesar 5,96 persen atau sebesar USD323,02 juta. Serta berikutnya adalah komoditas hasil dari ekstraksi minyak kacang kedelai lainnya dengan peranan sebesar 3,67 persen, dengan nilai sebesar USD198,85 juta.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2016 seconds (0.1#10.140)