Belajar dari Masyarakat Adat Menjalankan Sustainable Lifestyle
loading...
A
A
A
SURABAYA - Forum Bincang dan Laku Hidup Lestari, sebuah event kolaborasi Yayasan Merdi Sihombing dan Yayasan Losari secara resmi digelar di venue Yayasan Bali Purnati, Gianyar, Bali.
Kegiatan yang didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui program Fasilitasi Bidang Kebudayaan 2020 ini mengusung tema “Berakar Pada Tradisi dan Budaya, Belajar DariMasyarakat Adat” untuk menerapkan laku hidup lestari yang lebih dikenal dengan istilah sustainable lifestyle.
Event yang berlangsung selama dua hari mulai 21-22 November 2020 ini dipantik oleh kepedulian terhadap Bumi, rumah kita semua yang terus tergerus akibat berbagai aktivitas manusia.
Tak hanya meninggalkan jejak karbon yang besar, gaya hidup yang tidak sustainable juga mengakibatkan peningkatan suhu bumi, hilangnya hutan, mengakibatkan kelangkaan air bersih, kepunahan spesies hewan, ikan dan biota laut. Padahal, semua itu adalah sumber daya alam yang ketersediaannya semakin terbatas.
Founder Yayasan Merdi Sihombing, Merdi Sihombing, menyampaikan “Forum Bincang dan Laku Hidup Lestari” ini bertujuan untuk memberikan referensi bagi masyarakat umum agar dapat hidup lebih baik dengan alam, tanpa merusak alam sekitarnya.
“Kerusakan bumi masih menjadi topik pembicaraan di kalangan tertentu saja. Belum banyak yang sadar dan menyepakati sebuah tindakan dan cara hidup yang berkelanjutan agar bumi lestari. Padahal, kerusakan bumi sebagian besar berasal dari aktivitas manusia karena bergantinya gaya hidup dari ‘needs’ menjadi ‘wants’,” kata Merdi Sihombing yang juga pegiat sustainable fashion.
Hidup dengan prinsip sustainable membuat keseimbangan antara kebutuhan manusia dan keberlangsungan alam beserta isinya. (Baca juga: Selisih 11,2 Persen, Elektabilitas Eri Cahyadi-Armuji Unggul di Atas Angin)
"Apa yang diperbuat sekarang akan berdampak pada hari esok. Perubahan ini dilakukan demi menyelamatkan Bumi untuk kehidupan generasi selanjutnya," tuturnya. (Baca juga: Satu Keluarga Pencuri Kotak Amal Ditangkap, Hanya Suaminya yang Ditahan)
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Losari, Restu Imansari Kusumaningrum berharap acara “Forum Bincang dan Laku Hidup Lestari” dapat menjadi medium bagi masyarakat luas untuk belajar tentang laku hidup lestari dari kearifan lokal dan budaya.
“Dalam keadaan sulit sekarang ini, kita harus berani mengatakan dari mana asal-usul kita dan tetap mengakar pada kebudayaan kita sendiri," katanya.
Kegiatan yang didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui program Fasilitasi Bidang Kebudayaan 2020 ini mengusung tema “Berakar Pada Tradisi dan Budaya, Belajar DariMasyarakat Adat” untuk menerapkan laku hidup lestari yang lebih dikenal dengan istilah sustainable lifestyle.
Event yang berlangsung selama dua hari mulai 21-22 November 2020 ini dipantik oleh kepedulian terhadap Bumi, rumah kita semua yang terus tergerus akibat berbagai aktivitas manusia.
Tak hanya meninggalkan jejak karbon yang besar, gaya hidup yang tidak sustainable juga mengakibatkan peningkatan suhu bumi, hilangnya hutan, mengakibatkan kelangkaan air bersih, kepunahan spesies hewan, ikan dan biota laut. Padahal, semua itu adalah sumber daya alam yang ketersediaannya semakin terbatas.
Founder Yayasan Merdi Sihombing, Merdi Sihombing, menyampaikan “Forum Bincang dan Laku Hidup Lestari” ini bertujuan untuk memberikan referensi bagi masyarakat umum agar dapat hidup lebih baik dengan alam, tanpa merusak alam sekitarnya.
“Kerusakan bumi masih menjadi topik pembicaraan di kalangan tertentu saja. Belum banyak yang sadar dan menyepakati sebuah tindakan dan cara hidup yang berkelanjutan agar bumi lestari. Padahal, kerusakan bumi sebagian besar berasal dari aktivitas manusia karena bergantinya gaya hidup dari ‘needs’ menjadi ‘wants’,” kata Merdi Sihombing yang juga pegiat sustainable fashion.
Hidup dengan prinsip sustainable membuat keseimbangan antara kebutuhan manusia dan keberlangsungan alam beserta isinya. (Baca juga: Selisih 11,2 Persen, Elektabilitas Eri Cahyadi-Armuji Unggul di Atas Angin)
"Apa yang diperbuat sekarang akan berdampak pada hari esok. Perubahan ini dilakukan demi menyelamatkan Bumi untuk kehidupan generasi selanjutnya," tuturnya. (Baca juga: Satu Keluarga Pencuri Kotak Amal Ditangkap, Hanya Suaminya yang Ditahan)
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Losari, Restu Imansari Kusumaningrum berharap acara “Forum Bincang dan Laku Hidup Lestari” dapat menjadi medium bagi masyarakat luas untuk belajar tentang laku hidup lestari dari kearifan lokal dan budaya.
“Dalam keadaan sulit sekarang ini, kita harus berani mengatakan dari mana asal-usul kita dan tetap mengakar pada kebudayaan kita sendiri," katanya.
(boy)