10 Penambang Emas Ilegal Terkubur Longsor di Kedalaman 60 Meter

Kamis, 19 November 2020 - 20:41 WIB
loading...
10 Penambang Emas Ilegal...
Sejumlah penambang berusaha mengeluarkan rekan mereka yang tertimbun longsor di dalam lubang dengan kedalaman 60 meter di Sei Seribu RT 6, Arut Utara, Kotawaringin Barat, Kalteng. Foto/Ist
A A A
KOTAWARINGIN BARAT - Jumlah penambang emas ilegal di Sei Seribu RT 6, Arut Utara, Kotawaringin Barat , Kalimantan Tengah yang terkubur longsor dipastikan berjumlah 10 orang. Hal ini disampaikan Lurah Pangkut, Atan yang dihubungi MNC Media, Kamis (19/11/2020) malam.

Atan menceritakan, rekan korban melapor ke Polsek Aruta pada Kamis (19/11/2020) sekitar pukul 14.00. "Setelah dicek ke tempat kejadian perkara (TKP), memang terjadi laka kerja yang mengakibatkan 10 (sepuluh) orang penambang emas yang berada di dalam tidak dapat keluar dari lubang," ujarnya. (Baca juga: Tragis, 10 Penambang Emas Ilegal di Kotawaringin Barat Terkubur Longsor)

Kronologis kejadian yakni saat 10 penambang melakukan aktivitas di dalam lubang pada Rabu, 18 November 2020 sekitar pukul 20.00 WIB. Saat kejadian hujan deras mengguyur lokasi tambang emas. "Lubang tambang jebol. Sehingga air memenuhi lubang. Sampai saat ini 10 orang di dalam lubang masih tertimbun dan belum diketahui kondisinya. Kedalaman tambang mencapai 60 meter," ungkapnya. (Baca juga: Kapolsek Aruta Benarkan Sejumlah Pekerja Tambang Emas Ilegal Tertimbun Longsor)

Dia menambahkan, hingga saat ini masih diupayakan evakuasi dengan cara menyedot air yang berada di lobang tersebut. "Saat ini tim penolong dari TNI Polri, rekan kerja para korban dan warga mencoba mencari solusi untuk menyelamatkan para korban," paparnya.

Kapolsek Arut Utara, Ipda Rais Fadillah membenarkan adanya sejumlah pekerja tambang emas ilegal di RT 6, Kelurahan Pangkut yang tertimbun longsor. "Ya benar. Saat ini kami masih di lapangan melakukan evakuasi," ujar Rais, Kamis (29/11/2020) malam. Namun Kapolsek belum bisa merinci identitas korban, berapa orang yang tertimbun dan kondisi para korban. "Nanti ya belum ada data pasti," katanya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1527 seconds (0.1#10.140)