Terjepit Bodi Mobil, Sopir yang Ditabrak KA Penataran Blitar-Surabaya Tewas
loading...
A
A
A
BLITAR - Suliyono (59) warga Desa Tingal, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar , terjepit bodi mobil Toyota Cayla yang ringsek akibat dihantam Kereta Api Penataran Dhoho jurusan Blitar -Surabaya. (Baca juga: Gempar Buaya Raksasa Masuk Permukiman, Warga Ramai-ramai Menangkapnya )
Insiden kecelakaan terjadi di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di lingkungan Sumberejo, Kelurahan Talun, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar . Suliyono, sopir Toyota Cayla bernomor polisi AG 1556 KJ tersebut, tewas di lokasi kejadian.
"Korban meninggal dunia di tempat," ujar Kasat Lantas Polres Blitar , AKP Rudi Purwanto kepada wartawan, Minggu (15/11/2020). Toyota Cayla warna abu-abu metalik tersebut, meluncur dari utara menuju selatan. Saat mengemudi, Suliyono yang berada dalam mobil sendirian, asyik mendengarkan musik.
Diduga karena asyik menikmati musik, korban tidak mendengar bunyi klakson Kereta Api Penataran bernomor loko 2030106 yang datang dari arah timur. Tepat di perlintasan tanpa palang pintu, tabrakan hebat tidak terelakkan. Roda empat tersebut sampai terseret lebih 350 meter. Saat dilakukan evakuasi, tubuh Suliyono dalam keadaan terjepit bodi mobil yang ringsek.
Sopir mobil tersebut meninggal dunia di lokasi kejadian. Jenazah Suliyono langsung dilarikan ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. "Kereta sempat berhenti sekitar sepuluh menit sebelum kembali melanjutkan perjalanan," kata Rudi. (Baca juga: Garangnya Grup Band Marinir 'Gung Ho Band' Saat Rilis 'Send The Marines' )
Kapolsek Talun, AKP Mulyanto menambahkan, korban meninggal dunia mengalami luka parah pada bagian kepala dan badan. Saat ini aparat kepolisian masih melakukan pemeriksaan saksi saksi. "Adapun kerugian material diperkirakan Rp 30 juta," tambah Mulyanto. (Baca juga: Merapi Siaga, 2 Titik Jalur Evakuasi Pengungsi di Desa Tlogolele Menyempit )
Sementara tabrakan terjadi, para penumpang kereta api , yakni terutama yang duduk di gerbong depan merasakan guncangan hebat. Penumpang sempat panik karena melihat asap dan percikan api yang ternyata berasal dari bodi mobil yang terseret kereta. "Sempat panik dan ketika berhenti langsung berebut keluar," kata Wati, warga Blitar yang naik dari stasiun Surabaya.
Insiden kecelakaan terjadi di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di lingkungan Sumberejo, Kelurahan Talun, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar . Suliyono, sopir Toyota Cayla bernomor polisi AG 1556 KJ tersebut, tewas di lokasi kejadian.
"Korban meninggal dunia di tempat," ujar Kasat Lantas Polres Blitar , AKP Rudi Purwanto kepada wartawan, Minggu (15/11/2020). Toyota Cayla warna abu-abu metalik tersebut, meluncur dari utara menuju selatan. Saat mengemudi, Suliyono yang berada dalam mobil sendirian, asyik mendengarkan musik.
Diduga karena asyik menikmati musik, korban tidak mendengar bunyi klakson Kereta Api Penataran bernomor loko 2030106 yang datang dari arah timur. Tepat di perlintasan tanpa palang pintu, tabrakan hebat tidak terelakkan. Roda empat tersebut sampai terseret lebih 350 meter. Saat dilakukan evakuasi, tubuh Suliyono dalam keadaan terjepit bodi mobil yang ringsek.
Sopir mobil tersebut meninggal dunia di lokasi kejadian. Jenazah Suliyono langsung dilarikan ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. "Kereta sempat berhenti sekitar sepuluh menit sebelum kembali melanjutkan perjalanan," kata Rudi. (Baca juga: Garangnya Grup Band Marinir 'Gung Ho Band' Saat Rilis 'Send The Marines' )
Kapolsek Talun, AKP Mulyanto menambahkan, korban meninggal dunia mengalami luka parah pada bagian kepala dan badan. Saat ini aparat kepolisian masih melakukan pemeriksaan saksi saksi. "Adapun kerugian material diperkirakan Rp 30 juta," tambah Mulyanto. (Baca juga: Merapi Siaga, 2 Titik Jalur Evakuasi Pengungsi di Desa Tlogolele Menyempit )
Sementara tabrakan terjadi, para penumpang kereta api , yakni terutama yang duduk di gerbong depan merasakan guncangan hebat. Penumpang sempat panik karena melihat asap dan percikan api yang ternyata berasal dari bodi mobil yang terseret kereta. "Sempat panik dan ketika berhenti langsung berebut keluar," kata Wati, warga Blitar yang naik dari stasiun Surabaya.
(eyt)