Gelombang Tinggi dan Membahayakan, Nelayan Surabaya Dilarang Melaut
loading...
A
A
A
SURABAYA - Gelombang air laut pasang masih menjadi ancaman serius bagi para nelayan di Kota Pahlawan. Mereka dilarang melaut serta delapan pos nelayan disiagakan untuk memantau semua perkembangan. (Baca juga: Gempar Air PDAM Kota Malang Bercampur Solar, Wali Kota: Ini Ada Unsur Pidana )
Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) dan Linmas Kota Surabaya , Irvan Widyanto menuturkan, para nelayan dilarang melaut terlebih dahulu dalam beberapa hari ke depan. Keputusan itu didapat setelah ada prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang akan terjadinya gelombang air pasang di pesisir timur Surabaya.
"Untuk mengantisipasi dampak terjadinya gelombang air pasang, kami telah menempatkan delapan pos pantau yang lokasinya tersebar di pesisir pantai Surabaya," kata Irvan, Jumat (13/11/2020). (Baca juga: Tak Ingin Mati Akibat Pandemi, Pemandu Wisata Ini Racik Wedang Uwuh )
Ia melanjutkan, keberadaan delapan pos pantau itu berada di Rumah Pompa Balung dan Rusun Romokalisari untuk Pos Pantau Pesisir Utara. Selanjutnya, berada di Sentra Ikan Bulak (SIB), Eks Rumah Pompa Wonorejo II, SMPN 30 Medokan Semampir, dan Kecamatan Gunung Anyar untuk Pos Pantau Pesisir Timur. Kemudian, berada di Kelurahan Sumberejo dan Kelurahan Karang Pilang untuk Pos Pantau Pesisir Barat.
"Kalau terjadi lagi, SIB kita siapkan khusus untuk pesisir bulak. Jadi nanti kalau memang terjadi lagi gelombang tinggi, sehingga rumah itu sementara tidak bisa ditempati maka evakuasi kita siapkan di SIB," ucapnya. (Baca juga: Korban BMW Cash Mengamuk, Kepung Rumah Pemilik Bisnis Investasi Bodong )
Selain itu, katanya, pihaknya juga ada layar monitor atau Weather Information Display yang berada di dekat Taman Suroboyo. Keberadaan layar monitor raksasa itu bisa dipantau oleh semua warga kampung nelayan dan juga di beberapa titik yang sudah dipasang pemkot.
Irvan menyebut, Pemkot Surabaya juga melakukan upaya mitigasi bencana. Seperti apa yang harus masyarakat pesisir pantai lakukan ketika terjadi gelombang air pasang. "Mungkin evakuasinya seperti apa, kemudian evakuasi perahu seperti apa, kemudian kontak 112 untuk bantuan," ungkapnya. (Baca juga: Diduga Menipu Rp250 Juta, Cabup Labura Dilaporkan Emak-emak Cantik ke Polisi )
Irvan menambahkan, Pemkot Surabaya sudah lama mengantisipasi dampak terjadinya gelombang air pasang untuk melindungi warga di pemukiman kampung nelayan. Upaya yang dilakukan itu seperti membangun dinding penahan ombak serta menanam ribuan pohon cemara udang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) dan Linmas Kota Surabaya , Irvan Widyanto menuturkan, para nelayan dilarang melaut terlebih dahulu dalam beberapa hari ke depan. Keputusan itu didapat setelah ada prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang akan terjadinya gelombang air pasang di pesisir timur Surabaya.
"Untuk mengantisipasi dampak terjadinya gelombang air pasang, kami telah menempatkan delapan pos pantau yang lokasinya tersebar di pesisir pantai Surabaya," kata Irvan, Jumat (13/11/2020). (Baca juga: Tak Ingin Mati Akibat Pandemi, Pemandu Wisata Ini Racik Wedang Uwuh )
Ia melanjutkan, keberadaan delapan pos pantau itu berada di Rumah Pompa Balung dan Rusun Romokalisari untuk Pos Pantau Pesisir Utara. Selanjutnya, berada di Sentra Ikan Bulak (SIB), Eks Rumah Pompa Wonorejo II, SMPN 30 Medokan Semampir, dan Kecamatan Gunung Anyar untuk Pos Pantau Pesisir Timur. Kemudian, berada di Kelurahan Sumberejo dan Kelurahan Karang Pilang untuk Pos Pantau Pesisir Barat.
"Kalau terjadi lagi, SIB kita siapkan khusus untuk pesisir bulak. Jadi nanti kalau memang terjadi lagi gelombang tinggi, sehingga rumah itu sementara tidak bisa ditempati maka evakuasi kita siapkan di SIB," ucapnya. (Baca juga: Korban BMW Cash Mengamuk, Kepung Rumah Pemilik Bisnis Investasi Bodong )
Selain itu, katanya, pihaknya juga ada layar monitor atau Weather Information Display yang berada di dekat Taman Suroboyo. Keberadaan layar monitor raksasa itu bisa dipantau oleh semua warga kampung nelayan dan juga di beberapa titik yang sudah dipasang pemkot.
Irvan menyebut, Pemkot Surabaya juga melakukan upaya mitigasi bencana. Seperti apa yang harus masyarakat pesisir pantai lakukan ketika terjadi gelombang air pasang. "Mungkin evakuasinya seperti apa, kemudian evakuasi perahu seperti apa, kemudian kontak 112 untuk bantuan," ungkapnya. (Baca juga: Diduga Menipu Rp250 Juta, Cabup Labura Dilaporkan Emak-emak Cantik ke Polisi )
Irvan menambahkan, Pemkot Surabaya sudah lama mengantisipasi dampak terjadinya gelombang air pasang untuk melindungi warga di pemukiman kampung nelayan. Upaya yang dilakukan itu seperti membangun dinding penahan ombak serta menanam ribuan pohon cemara udang.
(eyt)