Serpihan Semangat Ratusan Pandai Besi Berjuang di Tengah Pandemi COVID-19

Rabu, 11 November 2020 - 03:52 WIB
loading...
Serpihan Semangat Ratusan Pandai Besi Berjuang di Tengah Pandemi COVID-19
Para pelaku usaha pandai besi, tetap berjuang untuk hidup di tengah pandemi COVID-19. Foto/SINDOnews/Banda Haruddin Tanjung
A A A
PEKANBARU - Di masa lalu, pahlawan adalah mereka yang mengangkat senjata dan berperang mengusir penjajah. Nilai-nilai ke pahlawan an tersebut masih terus relevan, terutama dengan beragam tantangan yang muncul setelah pandemi COVID-19 melanda.

Sosok pejuang ekonomi di masa pandemi tersebut, di antaranya dapat ditemukan disebuah desa yang berada persis di bibir Sungai Kampar, Kabupaten Kampar, Riau . (Baca juga: Demi Pengungsi Merapi, Mereka Rela Pulang Dari Yogyakarta untuk Memasak )

Sebuah kampung yang penuh dengan riuh rendah suara baja ditempa palu raksasa. Suara logam berdentang berikut percikan api berpendar dari lempengan baja merah yang tak kuasa harus melemah kala ditempa melawan kerasnya palu raksasa.

Suara tempaan itu saling bersahut-sahutan ketika sejumlah lelaki bertangan kekar dengan sabar membentuk baja keras menjadi alat panen perkebunan. Abbas, lelaki 77 tahun, salah satu di tengah mereka.

Abbas tak bergeming meski harus dikelilingi panasnya bara dan percikan api yang melenting. Sesekali dia menyeka butiran keringat yang membasahi lembah-lembah tajam di keningnya. Abbas adalah salah satu pandai besi paling senior di Desa Teratak, Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kampar .



Dia layak disebut sebagai ' pahlawan ' karena dedikasi dan semangatnya menularkan ilmu pandai besi di kampung itu. Kini, Abbas menjadi mentor di kampung yang dihuni 250 pandai besi di sana.

Kiprahnya begitu lama. Sejak Sekolah Rakyat (setara Sekolah Dasar), dia telah menasbihkan dirinya sebagai pandai besi , sekitar 1960-an silam. Abbas saat ini menjadi kepala tukang. Jabatan setingkat lebih tinggi dari pandai besi yang bernaung di bawah kelompok industri kecil menengah (IKM) Rumbio Jaya Steel, Kampar.

Meski berusia senja, Abbas tak mengeluh dengan pekerjaannya yang menguras tenaga. Dia justru bersyukur usaha pandai besi yang berjalan puluhan tahun dan diwariskan turun temurun masih berjalan di tengah pandemi COVID-19 seperti saat ini.(Baca juga: Geger Warisan, Seorang Adik di Nias Utara Tega Habisi Kakak Kandung )

Bahkan berkat kerja keras dia dan ratusan pandai besi lainnya, ekonomi kampung yang mayoritas mengandalkan dari tukang pukul baja itu terus terjaga. Alhamdulillah ekonomi di kampung kami ini masih terus berjalan dengan baik meski saat ini tengah pandemi," kata kakek yang telah memiliki 13 cucu itu.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2261 seconds (0.1#10.140)