Buah Hati Idap Penyakit Langka, Pasutri di Pasuruan Butuh Biaya

Sabtu, 07 November 2020 - 04:45 WIB
loading...
Buah Hati Idap Penyakit Langka, Pasutri di Pasuruan Butuh Biaya
Anindia Aulia Shifa tak berdaya dalam pelukan ibunya, Yhaniar Putrianti.Foto/Jaka Samudra
A A A
PASURUAN - Bocah umur dua tahun, biasanya sudah bisa beraktivitas dan berbicara. Namun berbeda dengan bocah perempuan di Kota Pasuruan, Jawa Timur, ini.

Balita bernama Anindia Aulia Shifa ini mempunyai kelainan. Dia tidak memiliki tenaga. Dia tak berdaya. Untuk menggerakkan tangan dan leher saja tak mampu. Mengunyah makanan pun tak bisa.(Baca juga: Viral Pasien Positif COVID-19 Meninggal Matanya Hilang Satu, Ini Faktanya )

Dokter memvonis, anak pasangan Teguh dan Yhaniar Putrianti ini mengidap penyakit langka, namun masih bisa diobati. Namun, kedua orang tua bocah ini tak cukup biaya untuk mengobatkan buah hatinya. Mereka mengalami keterbatasan ekonomi.

Menurut Yhaniar, anaknya lahir dengan persalinan normal. Tak nampak tanda-tanda khusus dan sehat layaknya bayi lainnya. "Memasuki usia enam bulan, pertumbuhannya agak terlambat. Seharusnya sudah bulai bisa merangkak dan duduk, bahkan tertawa," ujar warga Perum Pesona Tiga, Kelurahan Sekargadung, Bugulkidul, Kota Pasuruan.(Baca juga: Pulang Kerja, Buruh Pabrik di Sidoarjo Tewas Disambar Kereta Komuter )

Yhaniar menambahkan, anaknya seperti tidak memiliki kekuatan menahan tubuh untuk tengkurap. Hanya bisa diam dan telentang di atas kasur, karpet atau kursi mapun di gendongan ibu setiap harinya.

Menyadari kondisi anaknya seperti ini, Yhaniar memeriksakan buah hatinya di salah satu rumah sakit di Jawa Timur. Dokter menduga, bayi yang lahir 25 September 2018 ini mengidap Metabolism Disorder atau kelainan metabolik.

Rumah sakit di Pasuruan maupun Malang tidak mampu berbuat banyak untuk menangani penyakitya. Diagnosa penyakitnya pun sampai saat ini masih terus dicari dan didalami oleh dokter. "Sebab penyakit yang diderita termasuk penyakit langka," ungkap Yhaniar.

Salah satu saran dokter adalah melakukan tes cek genetik di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Hasil pemeriksaan di sana, sampel cek genetik itu akan dikirim ke luar negeri untuk diperiksa. (Baca juga: Disambangi Menaker di Rumahnya, Buruh Sidoarjo Tak Bisa Tidur Semalaman )

Apa daya, untuk ke Jakarta tidak ada biaya. Termasuk biasa cek genetik yang diperkirakan Rp15 juta. "Ini jumlah uang yang besar bagi kami yang hanya seorang ibu rumah tangga," ujar Yhaniar yang suaminya jasa sedot WC ini.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Pasuruan, dr Shierly Marlena mengatakan, penyakit balita ini termasuk langks. Untuk menanganinya harus cek genetik ke luar negeri, misalnya Singapura atau Jerman. "Dinas Kesehatan akan terus melakukan pendampingan pada Syifa," kata Shierly.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1514 seconds (0.1#10.140)