Alami Penyakit Langka, Perempuan Asal Bandung Barat Ini Sulit Tidur Sejak 2014
loading...
A
A
A
BANDUNG BARAT - Cucu (45) warga Desa Ciptagumati, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengalami kondisi susah tidur sejak tahun 2014. Meski saat ini kondisinya mulai membaik, namun Cucu hanya bisa tidur nyenyak dalam 10 menit saja.
Fani Fadilah, anak perempuan Cucu yang setiap hari mengurusnya menyebutkan, kondisi ibunya mulai membaik dan bisa memejamkan mata meskipun hanya untuk 10 menit. Badannya juga yang dulu sering gerak-gerak dan merasakan sakit kini sudah berkurang.
"Saya bersyukur, alhamdulillah kondisi ibu sekarang mulai membaik, bisa tidur pulas meski hanya hitungan menit," ucapnya saat dikonfirmasi, Senin (18/10/2021).
Menurutnya, perubahan juga terlihat dari kondisi fisiknya yang sudah mulai kuat berjalan. Untuk pergi ke kamar mandi juga sekarang sudah bisa, padahal sebelumnya hanya bisa beraktivitas di atas tempat tidur. Hal itu membuat keluarga senang dan semoga kondisi sang ibu terus membaik dan normal seperti dulu.
Fani menceritakan, pada bulan September ibunya sempat menjalani CT Scan di Rumah Sakit Santosa untuk melihat apa yang terjadi di bagian kepalanya. Hasilnya dikataian dokter baik, namun harus dijadwalkan menjalani CT Scan ulang sepekan kemudian untuk melihat gangguan pada lehernya. Baca: Geger, Gudang Penampungan Minyak Ilegal di Muarojambi Ludes Terbakar.
Namun sebulan berselang CT Scan yang dijadwalkan pada Cucu tidak terlaksana. Pihak rumah sakit menyerah lantaran obat bius yang diberikan pada Cucu sebelum CT Scan tidak mempan. Pihak rumah sakit juga tidak mau berisiko untuk membius total karena tidak punya alat untuk menjamin keselamatannya.
"Sampai minggu kemarin masih sempat ke RS Santosa, tapi sekarang sudah enggak karena pihak rumah sakit enggak sanggup menanganinya," kata dia.
Dia melanjutkan, saat ini ibunya dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Namun pihak keluarga perlu menunggu lama sebelum akhirnya bisa mendapatkan penanganan. Baca Juga: Lima Korban Kecelakaan Beruntun di Tol Merak Masih Dirawat.
Sambil menunggu jadwal penanganan di RSHS, dia dan keluarganya yang lain berikhtiar dengan mencoba pengobatan spiritual ke tokoh agama. "Sambil nunggu kami coba pengobatan tradisional saja, semoga kondisi ibu ada perubahan dan terus membaik," pungkasnya.
Fani Fadilah, anak perempuan Cucu yang setiap hari mengurusnya menyebutkan, kondisi ibunya mulai membaik dan bisa memejamkan mata meskipun hanya untuk 10 menit. Badannya juga yang dulu sering gerak-gerak dan merasakan sakit kini sudah berkurang.
"Saya bersyukur, alhamdulillah kondisi ibu sekarang mulai membaik, bisa tidur pulas meski hanya hitungan menit," ucapnya saat dikonfirmasi, Senin (18/10/2021).
Menurutnya, perubahan juga terlihat dari kondisi fisiknya yang sudah mulai kuat berjalan. Untuk pergi ke kamar mandi juga sekarang sudah bisa, padahal sebelumnya hanya bisa beraktivitas di atas tempat tidur. Hal itu membuat keluarga senang dan semoga kondisi sang ibu terus membaik dan normal seperti dulu.
Fani menceritakan, pada bulan September ibunya sempat menjalani CT Scan di Rumah Sakit Santosa untuk melihat apa yang terjadi di bagian kepalanya. Hasilnya dikataian dokter baik, namun harus dijadwalkan menjalani CT Scan ulang sepekan kemudian untuk melihat gangguan pada lehernya. Baca: Geger, Gudang Penampungan Minyak Ilegal di Muarojambi Ludes Terbakar.
Namun sebulan berselang CT Scan yang dijadwalkan pada Cucu tidak terlaksana. Pihak rumah sakit menyerah lantaran obat bius yang diberikan pada Cucu sebelum CT Scan tidak mempan. Pihak rumah sakit juga tidak mau berisiko untuk membius total karena tidak punya alat untuk menjamin keselamatannya.
"Sampai minggu kemarin masih sempat ke RS Santosa, tapi sekarang sudah enggak karena pihak rumah sakit enggak sanggup menanganinya," kata dia.
Dia melanjutkan, saat ini ibunya dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Namun pihak keluarga perlu menunggu lama sebelum akhirnya bisa mendapatkan penanganan. Baca Juga: Lima Korban Kecelakaan Beruntun di Tol Merak Masih Dirawat.
Sambil menunggu jadwal penanganan di RSHS, dia dan keluarganya yang lain berikhtiar dengan mencoba pengobatan spiritual ke tokoh agama. "Sambil nunggu kami coba pengobatan tradisional saja, semoga kondisi ibu ada perubahan dan terus membaik," pungkasnya.
(nag)