Kasus COVID-19 di Jatim Akhir November Diprediksi Tinggal 1,14 Persen

Jum'at, 06 November 2020 - 15:10 WIB
loading...
Kasus COVID-19 di Jatim...
Ilustrasi COVID-19. Foto/Dok
A A A
SURABAYA - Kasus COVID-19 di Jawa Timur (Jatim) terus mengalami penurunan. Bahkan, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga ( Unair ) memprediksikan kasus COVID-19 di Jatim pada akhir November hanya tinggal 1,14% saja.

Prediksi itu didapat dari hasil hitungan menggunakan rumus predictive modelling. Acuannya adalah tren jumlah pasien sembuh cenderung lebih tinggi daripada pertambahan kasus positif COVID-19. Jika terwujud, kasus aktif di Jatim diperkirakan hanya 1,14%. (Baca juga: Khofifah Klaim Penyebaran COVID-19 Di Jawa Timur Terkendali )

Secara logika, prediksi itu sangat bisa dipahami. Jumlah pasien sembuh cenderung lebih tinggi dibanding penambahan kasus positif COVID-19. Pada Kamis (5/11/2020), pasien sembuh di Jatim mencapai 243 orang. Total seluruhnya 47.505 orang. Penambahan kasus positif mencapai 239 kasus. (Baca juga: Penularan COVID-19 Masih Terjadi, Apa Kabar Vaksin Merah Putih? )

Sehingga total seluruhnya menjadi 53.513 kasus. Pasien aktif dirawat tinggal 2.170 pasien atau setara 4,06%. Ada penurunan dibanding hari sebelumnya yang masih di atas 2.300 orang. Perbandingan jumlah pasien sembuh lebih banyak daripada kasus positif diharapkan terus berlangsung.

“Dengan begitu, penambahan kasus positif tidak berdampak signifikan pada jumlah pasien dirawat. Otomatis, prediksi kasus aktif selesai pada November bisa terwujud,” kata Juru bicara Gugus Tugas COVID-19 Jatim dr Makhyan Jibril, Jumat (6/11/2020).

Namun, dia menegaskan prediksi FKM itu bergantung masyarakat. Prediksi itu akan meleset jika masyarakat tidak disiplin. Dia mengapresiasi kesadaran untuk disiplin mulai tumbuh. Ini harus ditingkatkan. Jumlah pasien sembuh terus meningkat. Selain itu, perawatan juga semakin singkat. Pasien dengan kondisi tubuh yang sangat baik, biasanya menderita COVID-19 tidak lama. Pedoman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan 10 hingga 14 hari. "Setelah itu, banyak yang sembuh," kata dia.

Dia mengakui masih ada yang kembali aktif. Tapi, persentasenya sangat kecil yakni 5%. Kemungkinan aktif itu terjadi kisaran 33 hari setelah dinyatakan negatif. Dia mengingatkan bahwa prediksi tetap bergantung masyarakat. Saat ini, semua waspada dengan penambahan kasus positif sebagai dampak libur panjang.

“Biasanya, dampak libur panjang bisa dilihat dua minggu kemudian. Kami berharap, tetap stabil tidak ada lonjakan," kata dia.
(nth)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2037 seconds (0.1#10.140)