Unair Dampingi Perajin Gerabah di Mojokerto Go International
loading...
A
A
A
MOJOKERTO - Universitas Airlangga (Unair) terus meningkatkan kebermanfaatannya kepada masyarakat dengan memperbanyak program pengabdian masyarakat. Di Kabupaten Mojokerto dalam program pendampingan ekspor kepada perajin gerabah di Desa Mlaten, Puri.
Tim dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair melakukan pendampingan ke para perajin, Kamis (19/9/2024). Ini merupakan tindak lanjut dari dua pelatihan yang sudah dilaksanakan Agustus dan awal September lalu.
“Kami mendampingi para perajin gerabah agar bisa ekspor. Ada potensi, dan jika didorong, insyaallah bisa ekspor untuk meningkatkan pendapatan mereka,” kata ketua tim pengabdian masyarakat, Dr. Imron Mawardi, usai pendampingan di Mlaten, Mojokerto.
Menurut dia, pengabdian ini didukung dan dibiayai Kemendikbudristek melalui Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM). Pengabdian ini didesain berupa beberapa kegiatan.
Selain pendampingan, tim juga melakukan tiga pelatihan. Hingga kini, dua pelatihan sudah terselenggara. Yaitu pelatihan diversifikasi produk gerabah layak ekspor dan pelatihan digital marketing untuk pemasaran produk gerabah.
Kepala Desa Mlaten Dwi Sisworini mengatakan, ada sekitar 70 perajin gerabah di Mlaten. Mereka umumnya hanya memproduksi cobek.
“Berbagai variasi, tapi tetap cobek. Harganya murah. Paling Rp2.000 hingga Rp10.000. Kami ingin gerabah lebih bervariasi dan syukur bisa ekspor. Terima kasih tim Unair mau mendampingi mereka,” kata Dwi.
Karena kondisi itulah, pelatihan pertama yang dilaksanakan adalah pengembangan dan diversifikasi produk gerabah layak ekspor. Kegiatan ini dilaksanakan pada 10 Agustus 2024.
Untuk memberi gambaran tentang model dan kualitas produk gerabah yang berpotensi ekspor, tim Unair mendatangkan perajin yang berpengalamanan mengekspor gerabah dari Kasongan, Bantul, Jogjakarta, Mas Bisma.
Tim dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair melakukan pendampingan ke para perajin, Kamis (19/9/2024). Ini merupakan tindak lanjut dari dua pelatihan yang sudah dilaksanakan Agustus dan awal September lalu.
“Kami mendampingi para perajin gerabah agar bisa ekspor. Ada potensi, dan jika didorong, insyaallah bisa ekspor untuk meningkatkan pendapatan mereka,” kata ketua tim pengabdian masyarakat, Dr. Imron Mawardi, usai pendampingan di Mlaten, Mojokerto.
Menurut dia, pengabdian ini didukung dan dibiayai Kemendikbudristek melalui Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM). Pengabdian ini didesain berupa beberapa kegiatan.
Selain pendampingan, tim juga melakukan tiga pelatihan. Hingga kini, dua pelatihan sudah terselenggara. Yaitu pelatihan diversifikasi produk gerabah layak ekspor dan pelatihan digital marketing untuk pemasaran produk gerabah.
Kepala Desa Mlaten Dwi Sisworini mengatakan, ada sekitar 70 perajin gerabah di Mlaten. Mereka umumnya hanya memproduksi cobek.
“Berbagai variasi, tapi tetap cobek. Harganya murah. Paling Rp2.000 hingga Rp10.000. Kami ingin gerabah lebih bervariasi dan syukur bisa ekspor. Terima kasih tim Unair mau mendampingi mereka,” kata Dwi.
Karena kondisi itulah, pelatihan pertama yang dilaksanakan adalah pengembangan dan diversifikasi produk gerabah layak ekspor. Kegiatan ini dilaksanakan pada 10 Agustus 2024.
Untuk memberi gambaran tentang model dan kualitas produk gerabah yang berpotensi ekspor, tim Unair mendatangkan perajin yang berpengalamanan mengekspor gerabah dari Kasongan, Bantul, Jogjakarta, Mas Bisma.