Kendalikan Inflasi, Khofifah Minta TPID Lakukan Sinergi Lintas Sektor

Selasa, 03 November 2020 - 18:16 WIB
loading...
Kendalikan Inflasi, Khofifah Minta TPID Lakukan Sinergi Lintas Sektor
Gubernur Jatim Khofifah (tiga dari kiri) saat menghadiri acara High Level Meeting TPID Jatim di Gedung Negara Grahadi. Foto SINDOnews
A A A
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meminta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melakukan sinergitas lintas sektor guna mengendalikan laju inflasi. Terlebih tahun 2020 menghadapi tantangan efek domino pandemi COVID-19.

Khofifah juga menegaskan, tidak hanya pengendalian inflasi , tapi juga menjaga kemampuan daya beli masyarakat. Menurutnya, formula menekan inflasi adalah optimalisasi peran BUMD pangan, memantau disparitas harga antar daerah dan fenomena inflasi pangan di daerah yang dekat sentra produksi pangan.(Baca juga: Selama Mei 2020, Jatim Alami Inflasi 0,18 Persen )

“Kemudian memaksimalkan format tanam, petik, olah, kemas, jual. Termasuk interaksi antar kepala daerah,” katanya saat acara High Level Meeting TPID Jatim di Gedung Negara Grahadi, Selasa (3/11/2020).

Sementara itu, Kepala Kantor Bank Indonesia (KPBI) Jatim, Difi Ahmad Johansyah mengatakan, jelang akhir tahun dimana ada momen Natal dan Tahun Baru umumnya terjadi gejolak harga-harga bahan pokok di pasar. “Untuk itu, TPID Jatim sudah antisipasi terhadap gejolak harga. Sehingga inflasi di akhir tahun masih terkendali, “ katanya. (Baca juga: BI Beber Tiga Tantangan Pengendalian Inflasi di Jatim )

Dia menambahkan, yang terpenting bagi TPID adalah inflasi rendah. Proyeksi inflasi Jatim hingga akhir 2020 hanya 2-3 % saja. Sementara posisi inflasi saat ini cukup rendah yaitu, 1,3% per September 2020. “Jadi, jika kita mau hitung kenaikan harga pokok, kenaikan UMK, cukai rokok, kita sudah memiliki ekspektasi inflasi yang sebesar 2-3%,” ujar Difi.

Namun, lanjut dia, inflasi di angka 1,3% itu mencerminkan sisi permintaan di Jatim masih lemah. Untuk itu, pihaknya agar inflasi tetap dibawah 2%. Jika inflasi di Jatim di bawah 2%, maka gairah ekonomi akan tumbuh. Namun, yang diwaspadai adalah jelang akhir tahun 2020. “Sebab, secara historikal harga bahan pokok cenderung naik jelang akhir Natal dan Tahun Baru,” jelasnya.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1716 seconds (0.1#10.140)