Polisi Diminta Serius Tangani Konflik Warga Batu-Uri
loading...
A
A
A
PALOPO - Jajaran Polres Palopo diminta lebih serius dan tegas, dalam menangani pertikaian dua kelompok warga yakni warga Batu dan Uri di Kelurahan Mancani Kota Palopo.
Pertikaian yang kerap terjadi ini puncaknya pada hari Kamis, (22/10/2020) lalu. Kali ini satu warga Kelurahan Batu Walenrang Kecamatan Telluwanua Kota Palopo bernama Andika (29) menjadi korban dan meninggal dunia.
Ketua Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Didit Prananda, mengecam kejadian ini dan mendesak aparat kepolisian Polres Palopo untuk lebih serius dan tegas menangani persoalan Kamtibmas di Kota Palopo khususnya kasus pertikaian warga Batu dan Uri.
"Aparat kepolisian Polres Palopo harus lebih serius dan tegas dalam menangani persoalan Kantibmas di Kota Palopo begitu pula Pemkot Palopo , tidak boleh diam. Kami akui keduanya sudah bekerja selama ini namun perlu ada penanganan yang lebih serius," ujarnya.
Didit Prananda menilai polisi lengah dalam hal penanganan konflik di Mancani. Padahal konflik warga di sini sering terjadi. Sedikit saja ada gesekan akan memicu terjadinya pertikaian yang melibatkan warga setempat.
Dengan melihat kesemua itu, LMND menduga konflik di Mancani terkesan terpelihara karena cukup lama berlangsung tanpa ada upaya pencegahan dan antisipasi pra konflik dari kepolisian dan Pemerintah Kota Palopo .
"Seharusnya stakolder terkait membuat satuan tugas atau satgas yang melibatkan penegak hukum, pemerintah setempat dan tokoh masyarakat yang aktif memantau dilingkungan yang rawan konflik. Jadi bukan hanya penanganan saat konflik, satgas ini harus aktif pasca konflik," ujarnya.
Kapolres Palopo, AKBP Alfian Nurnas , menyampaikan korban yang meninggal dunia disaat terjadinya bentrok dipastikan turut serta dalam perkelahian atau konflik warga Batu dan Uri.
"Korban yang meninggal dunia disaat terjadinya bentrok adalah turut serta perkelahian. Hasil pemeriksaan dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Sawerigading Kota Palopo , menyebutkan korban mengalami luka serius," ujarnya.
"Keluar darah dari kedua lobang hidung, keluar darah dari mulut, lidah tergigit, luka terbuka pada hidung, lecet pada pinggang bagian belakang, lecet jari kelingking kaki kanan dan diperkirakan terkena benda tumpul," lanjut Kapolres Palopo.
Berdasarkan hasil identifikasi, korban meninggal dunia bukan merupakan warga Kelurahan Mancani tetapi warga tetangga yakni warga Hombase Kelurahan Batu Walenrang Kecamatan Telluwanua Kota Palopo.
Hingga Jumat sore, Polres Palopo mengakui masih melakukan penyelidikan terkait siapa pelaku pembunuhan dalam konflik tersebut. Sementara itu, juga disebutkan konflik warga Batu dan Uri masih dipicu oleh dendam lama.
Lihat Juga: Kisah Pangeran Diponegoro Menjabat Wali Sultan, Terlibat Konflik dengan Keraton Yogyakarta
Pertikaian yang kerap terjadi ini puncaknya pada hari Kamis, (22/10/2020) lalu. Kali ini satu warga Kelurahan Batu Walenrang Kecamatan Telluwanua Kota Palopo bernama Andika (29) menjadi korban dan meninggal dunia.
Ketua Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Didit Prananda, mengecam kejadian ini dan mendesak aparat kepolisian Polres Palopo untuk lebih serius dan tegas menangani persoalan Kamtibmas di Kota Palopo khususnya kasus pertikaian warga Batu dan Uri.
"Aparat kepolisian Polres Palopo harus lebih serius dan tegas dalam menangani persoalan Kantibmas di Kota Palopo begitu pula Pemkot Palopo , tidak boleh diam. Kami akui keduanya sudah bekerja selama ini namun perlu ada penanganan yang lebih serius," ujarnya.
Didit Prananda menilai polisi lengah dalam hal penanganan konflik di Mancani. Padahal konflik warga di sini sering terjadi. Sedikit saja ada gesekan akan memicu terjadinya pertikaian yang melibatkan warga setempat.
Dengan melihat kesemua itu, LMND menduga konflik di Mancani terkesan terpelihara karena cukup lama berlangsung tanpa ada upaya pencegahan dan antisipasi pra konflik dari kepolisian dan Pemerintah Kota Palopo .
"Seharusnya stakolder terkait membuat satuan tugas atau satgas yang melibatkan penegak hukum, pemerintah setempat dan tokoh masyarakat yang aktif memantau dilingkungan yang rawan konflik. Jadi bukan hanya penanganan saat konflik, satgas ini harus aktif pasca konflik," ujarnya.
Kapolres Palopo, AKBP Alfian Nurnas , menyampaikan korban yang meninggal dunia disaat terjadinya bentrok dipastikan turut serta dalam perkelahian atau konflik warga Batu dan Uri.
"Korban yang meninggal dunia disaat terjadinya bentrok adalah turut serta perkelahian. Hasil pemeriksaan dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Sawerigading Kota Palopo , menyebutkan korban mengalami luka serius," ujarnya.
"Keluar darah dari kedua lobang hidung, keluar darah dari mulut, lidah tergigit, luka terbuka pada hidung, lecet pada pinggang bagian belakang, lecet jari kelingking kaki kanan dan diperkirakan terkena benda tumpul," lanjut Kapolres Palopo.
Berdasarkan hasil identifikasi, korban meninggal dunia bukan merupakan warga Kelurahan Mancani tetapi warga tetangga yakni warga Hombase Kelurahan Batu Walenrang Kecamatan Telluwanua Kota Palopo.
Hingga Jumat sore, Polres Palopo mengakui masih melakukan penyelidikan terkait siapa pelaku pembunuhan dalam konflik tersebut. Sementara itu, juga disebutkan konflik warga Batu dan Uri masih dipicu oleh dendam lama.
Lihat Juga: Kisah Pangeran Diponegoro Menjabat Wali Sultan, Terlibat Konflik dengan Keraton Yogyakarta
(agn)