Kabel Bawah Tanah di Semarang Dicuri Maling, Polisi Cek CCTV
loading...
A
A
A
SEMARANG - Komplotan pencuri diduga membongkar dan mencuri kabel bawah tanah di kawasan Jalan Supriyadi Kota Semarang Jawa Tengah. Sejumlah anggota polisi diterjunkan ke lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan.
"Ya kabarnya pencurian kabel. Saya tahu tadi itu ada banyak Pak Polisi yang datang. Katanya kabel telefon bawah tanah (yang dicuri)," kata seorang warga, Khoiron, kepada awak media, Kamis (22/10/2020).(Baca juga : Kebakaran RS Tugurejo Semarang, Ruang Kenanga Hangus )
Dia mengatakan, polisi juga memeriksa rekaman CCTV milik toko di dekat lokasi kejadian. Meski demikian, pria yang berprofesi sebagai juru parkir itu mengaku tak mengetahui pasti barang bukti yang disita polisi untuk proses penyelidikan.
"Untuk kapan pencuriannya kurang tahu, tapi kemarin penutupnya (cor beton) belum terbuka. Tadi polisi ya sekitar jam 10 datang ke sini (lokasi kejadian), terus buka penutup cor beton. Tadi juga minta rekaman CCTV. Untuk bukti yang dibawa saya kurang tahu," lugasnya.
Ketua Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Jawa Tengah dan Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) Jawa Tengah, Paulus Layre Hariawan, menyampaikan, hingga kini belum ada menerima laporan anggota mengenai kasus pencurian kabel bawah tanah. Pihaknya pun masih menunggu informasi mengenai perkembangan kasus tersebut.
"Kalau yang di Jalan Supriyadi itu kabel underground, bawah tanah kemungkinan punya Telkom. Telkom juga anggota kita, tapi sampai sekarang belum ada laporan yang saya terima," kata Paulus.(Baca juga : Calon Wali Kota Nyamar Jadi Driver Ojol, Ternyata Ini Tujuannya )
"Itu bukanya (penutup cor) susah karena harus menutup (lalu lintas) jalan dan itu pasti lama. Meskipun tengah malam pasti ada nutup jalan, dikasih rambu-rambu. Ada beberapa orang yang aktivitas. Artinya kalau pencurian juga sudah direncanakan," ungkapnya.
Menurutnya, kasus kriminal terakhir yang merugikan banyak operator adalah perusakan kabel pada 2017. Saat itu, banyak kabel fiber optik yang dipotong oleh orang tak bertanggung jawab.
"Dulu kerugian besar karena melibatkan hampir semua operator yang kena saat itu. Yang terkena itu 7-8 operator (menjadi korban). Semuanya beroperasi di Semarang, Jawa Tengah," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Reskrimum Polda Jateng Kombes Pol Wihastono Yoga Pranoto, menyampaikan belum mendapatkan informasi tentang dugaan pencurian kabel itu. "Yang itu (pencurian kabel) belum ada info. Mungkin Polrestabes Semarang yang tangani," ucap dia.
"Ya kabarnya pencurian kabel. Saya tahu tadi itu ada banyak Pak Polisi yang datang. Katanya kabel telefon bawah tanah (yang dicuri)," kata seorang warga, Khoiron, kepada awak media, Kamis (22/10/2020).(Baca juga : Kebakaran RS Tugurejo Semarang, Ruang Kenanga Hangus )
Dia mengatakan, polisi juga memeriksa rekaman CCTV milik toko di dekat lokasi kejadian. Meski demikian, pria yang berprofesi sebagai juru parkir itu mengaku tak mengetahui pasti barang bukti yang disita polisi untuk proses penyelidikan.
"Untuk kapan pencuriannya kurang tahu, tapi kemarin penutupnya (cor beton) belum terbuka. Tadi polisi ya sekitar jam 10 datang ke sini (lokasi kejadian), terus buka penutup cor beton. Tadi juga minta rekaman CCTV. Untuk bukti yang dibawa saya kurang tahu," lugasnya.
Ketua Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Jawa Tengah dan Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) Jawa Tengah, Paulus Layre Hariawan, menyampaikan, hingga kini belum ada menerima laporan anggota mengenai kasus pencurian kabel bawah tanah. Pihaknya pun masih menunggu informasi mengenai perkembangan kasus tersebut.
"Kalau yang di Jalan Supriyadi itu kabel underground, bawah tanah kemungkinan punya Telkom. Telkom juga anggota kita, tapi sampai sekarang belum ada laporan yang saya terima," kata Paulus.(Baca juga : Calon Wali Kota Nyamar Jadi Driver Ojol, Ternyata Ini Tujuannya )
"Itu bukanya (penutup cor) susah karena harus menutup (lalu lintas) jalan dan itu pasti lama. Meskipun tengah malam pasti ada nutup jalan, dikasih rambu-rambu. Ada beberapa orang yang aktivitas. Artinya kalau pencurian juga sudah direncanakan," ungkapnya.
Menurutnya, kasus kriminal terakhir yang merugikan banyak operator adalah perusakan kabel pada 2017. Saat itu, banyak kabel fiber optik yang dipotong oleh orang tak bertanggung jawab.
"Dulu kerugian besar karena melibatkan hampir semua operator yang kena saat itu. Yang terkena itu 7-8 operator (menjadi korban). Semuanya beroperasi di Semarang, Jawa Tengah," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Reskrimum Polda Jateng Kombes Pol Wihastono Yoga Pranoto, menyampaikan belum mendapatkan informasi tentang dugaan pencurian kabel itu. "Yang itu (pencurian kabel) belum ada info. Mungkin Polrestabes Semarang yang tangani," ucap dia.
(nun)