Jawa Tengah Bersiap Hadapi La Nina, Ini yang Harus Dilakukan
loading...
A
A
A
SEMARANG - DPRD Jawa Tengah meminta Pemerintah Daerah di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan semua pihak terkait untuk menyiapkan langkah antisipatif sejak dini dalam menghadapi fenomena La Nina.
Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jateng, Abdul Hamid mengungkapkan ada sejumlah sektor yang bakal terdampak La Nina. Minimal sektor yang terdampak adalah pertanian, perhubungan dan perikanan.
"Untuk itu, pemerintah harus mulai bisa melakukan simulasi bagaimana kondisi nelayan yang tidak bisa melaut, bagaimana dampaknya, artinya mengatasinya,” ujar Abdul Hamid dalam Diskusi Prime Topic MNC Trijaya FM bertema Mitigasi dan Siaga Fenomena La Nina di Gets Hotel Semarang, Senin (19/10/2020).
(Baca juga: Dua Remaja di Sleman Ketahuan Curi Motor Gara-gara Facebook )
Menurutnya, Pemprov Jateng harus bisa mendorong keberlangsungan hidup nelayan maupun petani, seperti memberikan asuransi dan lain sebagainya. “Di sinilah harus mulai verifikasi, koordinasi sampai tingkatan Kabupaten hingga Desa. Akumulasinya sampai seberapa, sehingga anggarannya diketahui secara detail,” jelasnya.
Diperkirakan, daerah di Jateng yang terdampak La Nina ada di jalur selatan yang jika gelombang naik hampir dipastikan nelayan tidak bisa melaut, karena kapasitas kapalnya kecil-kecil. “Jika gelombang meningkat sampai 3 atau 4 meter mereka tidak berani. Area di Purworejo sebagian, Cilacap, Banyumas dan Kebumen,” ungkap Hamid.
“Apapun nanti jika tingkat bencananya tinggi di daerah pantai Selatan, ya harus dipersiapkan baik rumah singgah, jalur evakuasi, logistik dan lainnya, minimal teranggarkan. Belum nanti dari pihak swasta juga membantu,” pungkasnya.
(Baca juga: Nyanyi Tanpa Masker, Ganjar Tegur dan Ingatkan Hendi )
Sementara itu, Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jateng Adi Widagdo menambahkan, saat ini pihaknya telah menyiapkan dan berkoordinasi dengan kabupaten kota terkait dengan antisipasi La Nina. Selain itu juga menyiapkan peralatan, tempat pengungsian, dan lainnya.
Sedangkan Kepala Stasiun Klimatologi Semarang/Koordinator BMKG Jateng Tuban Wiyoso mengungkapkan, saat ini Jateng sudah masuk masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan.
“Oktober sampai akhir November sudah masuk musim hujan. Sedangkan mulai bulan November, curah hujan akan meningkat, juga pada Desember dan puncak musim hujan ada pada Januari- Februari 202,” sebutnya.
Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jateng, Abdul Hamid mengungkapkan ada sejumlah sektor yang bakal terdampak La Nina. Minimal sektor yang terdampak adalah pertanian, perhubungan dan perikanan.
"Untuk itu, pemerintah harus mulai bisa melakukan simulasi bagaimana kondisi nelayan yang tidak bisa melaut, bagaimana dampaknya, artinya mengatasinya,” ujar Abdul Hamid dalam Diskusi Prime Topic MNC Trijaya FM bertema Mitigasi dan Siaga Fenomena La Nina di Gets Hotel Semarang, Senin (19/10/2020).
(Baca juga: Dua Remaja di Sleman Ketahuan Curi Motor Gara-gara Facebook )
Menurutnya, Pemprov Jateng harus bisa mendorong keberlangsungan hidup nelayan maupun petani, seperti memberikan asuransi dan lain sebagainya. “Di sinilah harus mulai verifikasi, koordinasi sampai tingkatan Kabupaten hingga Desa. Akumulasinya sampai seberapa, sehingga anggarannya diketahui secara detail,” jelasnya.
Diperkirakan, daerah di Jateng yang terdampak La Nina ada di jalur selatan yang jika gelombang naik hampir dipastikan nelayan tidak bisa melaut, karena kapasitas kapalnya kecil-kecil. “Jika gelombang meningkat sampai 3 atau 4 meter mereka tidak berani. Area di Purworejo sebagian, Cilacap, Banyumas dan Kebumen,” ungkap Hamid.
“Apapun nanti jika tingkat bencananya tinggi di daerah pantai Selatan, ya harus dipersiapkan baik rumah singgah, jalur evakuasi, logistik dan lainnya, minimal teranggarkan. Belum nanti dari pihak swasta juga membantu,” pungkasnya.
(Baca juga: Nyanyi Tanpa Masker, Ganjar Tegur dan Ingatkan Hendi )
Sementara itu, Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jateng Adi Widagdo menambahkan, saat ini pihaknya telah menyiapkan dan berkoordinasi dengan kabupaten kota terkait dengan antisipasi La Nina. Selain itu juga menyiapkan peralatan, tempat pengungsian, dan lainnya.
Sedangkan Kepala Stasiun Klimatologi Semarang/Koordinator BMKG Jateng Tuban Wiyoso mengungkapkan, saat ini Jateng sudah masuk masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan.
“Oktober sampai akhir November sudah masuk musim hujan. Sedangkan mulai bulan November, curah hujan akan meningkat, juga pada Desember dan puncak musim hujan ada pada Januari- Februari 202,” sebutnya.
(msd)