Vaksin COVID-19 Segera Hadir, Ridwan Kamil: Semoga Jadi Akhir Cerita Pandemi
loading...
A
A
A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan, kemungkinan besar, vaksin COVID-19 hadir di Indonesia mulai November hingga Desember 2020 mendatang. Dia berharap, kehadiran vaksin menjadi akhir cerita pandemi COVID-19 yang melelahkan.
Hal itu dikatakan Ridwan Kamil menyikapi rencana distribusi vaksin COVID-19 yang dibeli pemerintah pusat. Kini, pihaknya tengah menunggu informasi detail terkait pola pendistribusian vaksin tersebut. (BACA JUGA: 250 Guru SD di Cimahi Di-rapid Test, 1 Reaktif dan Harus Swab Test )
Ketua Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar itu menerangkan bahwa vaksin COVID-19 yang bakal hadir di Indonesia terbagi ke dalam dua pilihan. Selain dibeli pemerintah pusat, vaksin COVID-19 juga bakal diproduksi di Indonesia pascaujiklinis selesai dilakukan. (BACA JUGA: Penyekapan-Penganiayaan Polisi, Pengurus Presidium KAMI Jabar Bakal Diperiksa )
"Yang dibeli langsung itu kemungkinan bulan depan dan Desember sudah hadir. Kedua, vaksin yang dites pada diri saya akan diproduksi dalam negeri oleh Biofarma dan itu jumlahnya bisa ratus juta dosis, kira-kira begitu," ujar Ridwan Kamil di Bandung, Rabu (14/10/2020). (BACA JUGA: 14 Hari Isolasi Usai, 57 Pasien Sembuh dari COVID-19 Dipulangkan )
Meski begitu, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan bahwa vaksin yang dibeli oleh pemerintah pusat jumlahnya terbatas. Oleh karenanya, pemerintah pusat tengah mencari pola distribusi yang tepat terkait siapa yang harus diprioritaskan mendapatkan vaksin itu.
"Nanti komposisinya dimana tentu akan kita informasikan, tapi yang pasti didahulukan kepada mereka yang berada di garis depan, tenaga kesehatan," ujar Kang Emil.
Selain untuk tenaga kesehatan, vaksin yang dibeli pemerintah pusat menurutnya kemungkinan besar bakal diprioritaskan untuk masyarakat di wilayah zona merah COVID-19.
"Berapa jumlahnya itu masih dibicarakan. Mungkin dalam minggu-minggu ini ada kabar detail (siapa) yang diberi (vaksin) secara langsung untuk masyarakat di Indonesia, khususnya Jawa Barat," tutur Gubernur.
Lebih lanjut Kang Emil mengemukakan, akhir pandemi COVID-19 yakni manakala orang yang terinfeksi COVID-19 bisa sembuh dalam jumlah banyak. Selain itu, masyarakat kebal terhadap COVID-19 karena divaksin. Karenanya, kabar terkait kehadiran vaksin COVID-19 harus disikapi secara optimistis.
"Berita vaksin sudah datang, mudah-mudahan menjadi cerita akhir dari pandemi yang melelahkan ini. Hanya, karena jumlahnya terbatas, maka kita harus berikhtiar supaya jumlahnya sesuai dengan yang membutuhkan," ungkap Kang Emil.
"Karena vaksin itu juga disuntikkan harus dua kali jadi. Jumlah penduduk Indonesia banyak dan itu sebuah tantangan yang luar biasa, tapi berita baik itu sudah dekat lah," kata Gubernur.
Sementara itu, saat disinggung soal insentif bagi para tenaga kesehatan yang berjuang di garda terdepan melawan COVID-19, Kang Emil meyakinkan bahwa tak ada lagi persoalan terkait insentif tenaga kesehatan. Dia menyatakan, soal insentif tenaga kesehatan sudah diurus langsung oleh Dinas Kesehatan.
"Sudah tidak ada masalah dan sampai Desember juga anggaran COVID-19 sudah disetujui dimaksimalkan BTT (biaya tidak terduga) COVID-19. Di dalamnya ada insentif juga dalam melengkapi kebutuhan untuk vaksin," tandas Kang Emil.
Hal itu dikatakan Ridwan Kamil menyikapi rencana distribusi vaksin COVID-19 yang dibeli pemerintah pusat. Kini, pihaknya tengah menunggu informasi detail terkait pola pendistribusian vaksin tersebut. (BACA JUGA: 250 Guru SD di Cimahi Di-rapid Test, 1 Reaktif dan Harus Swab Test )
Ketua Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar itu menerangkan bahwa vaksin COVID-19 yang bakal hadir di Indonesia terbagi ke dalam dua pilihan. Selain dibeli pemerintah pusat, vaksin COVID-19 juga bakal diproduksi di Indonesia pascaujiklinis selesai dilakukan. (BACA JUGA: Penyekapan-Penganiayaan Polisi, Pengurus Presidium KAMI Jabar Bakal Diperiksa )
"Yang dibeli langsung itu kemungkinan bulan depan dan Desember sudah hadir. Kedua, vaksin yang dites pada diri saya akan diproduksi dalam negeri oleh Biofarma dan itu jumlahnya bisa ratus juta dosis, kira-kira begitu," ujar Ridwan Kamil di Bandung, Rabu (14/10/2020). (BACA JUGA: 14 Hari Isolasi Usai, 57 Pasien Sembuh dari COVID-19 Dipulangkan )
Meski begitu, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan bahwa vaksin yang dibeli oleh pemerintah pusat jumlahnya terbatas. Oleh karenanya, pemerintah pusat tengah mencari pola distribusi yang tepat terkait siapa yang harus diprioritaskan mendapatkan vaksin itu.
"Nanti komposisinya dimana tentu akan kita informasikan, tapi yang pasti didahulukan kepada mereka yang berada di garis depan, tenaga kesehatan," ujar Kang Emil.
Selain untuk tenaga kesehatan, vaksin yang dibeli pemerintah pusat menurutnya kemungkinan besar bakal diprioritaskan untuk masyarakat di wilayah zona merah COVID-19.
"Berapa jumlahnya itu masih dibicarakan. Mungkin dalam minggu-minggu ini ada kabar detail (siapa) yang diberi (vaksin) secara langsung untuk masyarakat di Indonesia, khususnya Jawa Barat," tutur Gubernur.
Lebih lanjut Kang Emil mengemukakan, akhir pandemi COVID-19 yakni manakala orang yang terinfeksi COVID-19 bisa sembuh dalam jumlah banyak. Selain itu, masyarakat kebal terhadap COVID-19 karena divaksin. Karenanya, kabar terkait kehadiran vaksin COVID-19 harus disikapi secara optimistis.
"Berita vaksin sudah datang, mudah-mudahan menjadi cerita akhir dari pandemi yang melelahkan ini. Hanya, karena jumlahnya terbatas, maka kita harus berikhtiar supaya jumlahnya sesuai dengan yang membutuhkan," ungkap Kang Emil.
"Karena vaksin itu juga disuntikkan harus dua kali jadi. Jumlah penduduk Indonesia banyak dan itu sebuah tantangan yang luar biasa, tapi berita baik itu sudah dekat lah," kata Gubernur.
Sementara itu, saat disinggung soal insentif bagi para tenaga kesehatan yang berjuang di garda terdepan melawan COVID-19, Kang Emil meyakinkan bahwa tak ada lagi persoalan terkait insentif tenaga kesehatan. Dia menyatakan, soal insentif tenaga kesehatan sudah diurus langsung oleh Dinas Kesehatan.
"Sudah tidak ada masalah dan sampai Desember juga anggaran COVID-19 sudah disetujui dimaksimalkan BTT (biaya tidak terduga) COVID-19. Di dalamnya ada insentif juga dalam melengkapi kebutuhan untuk vaksin," tandas Kang Emil.
(awd)