Waduh, 209 Pendemo Jalani Tes Rapid, 13 Orang Reaktif Corona

Kamis, 08 Oktober 2020 - 12:40 WIB
loading...
Waduh, 209 Pendemo Jalani...
Para pendemo yang diamankan menjalani rapid test di Mapolrestabes Bandung. Foto/SINDOnews/Agus Warsudi
A A A
BANDUNG - Polrestabes Bandung menggelar rapid test terhadap 209 pengunjuk rasa yang diamankan di halaman Mapolrestabes Bandung, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Jawa Barat , Kamis (8/10/2020). Dari 209 orang tersebut, 13 di antaranya reaktif virus Corona.

Terhadap 13 orang reaktif tersebut, Polrestabes Bandung akan menindaklanjuti dengan tes swab di RS Bhayangkara Sartika Asih. Jika dinyatakan positif terpapar COVID-19, ke-13 pendemo itu bakal diisolasi. (BACA JUGA: Gelombang Unjuk Rasa, Kapolda Jabar: Tolong Damai, Jangan Anarkistis )

Sementara terhadap 196 orang lainnya diberi pembinaan di Makosat Sabhara Polrestabes Bandung, Jalan A Yani. Mereka diberi pengarahan agar tidak melakukan tindakan anarkistis saat unjuk rasa. (BACA JUGA: Polrestabes Bandung Pastikan Usut Perusakan Mobil COVID Hunter )

Waduh, 209 Pendemo Jalani Tes Rapid, 13 Orang Reaktif Corona

Wakapolrestabes Bandung AKPB Yade S Ujung. Foto/SINDOnews/Agus Warsudi

Wakil Kapolrestabes Bandung AKBP Yade S Ujung mengatakan, ke-209 pengunjuk rasa itu diamankan polisi pascaricuh di depan Gedung DPRD Jabar pada Selasa dan Rabu (6-7/10/2020). (BACA JUGA: Pria Pembawa Ular yang Ancam Kadis PUPR Terancam Hukuman 9 Tahun )

Mereka diamankan karena diduga melakukan tindak anarkistis, seperti melempari petugas dengan batu, bom molotov, dan benda keras lainnya, serta merusak fasilitas umum.

"Dari 209 pendemo yang menjalani rapid test, ditemukan 13 orang reaktif Corona. 13 orang itu lalu bakal dibawa ke RS Bhayangkara Sartika Asih untuk menjalani swab test," kata Wakapolrestabes Bandung, Kamis (8/10/2020).

AKBP Yade S Ujung mengemukakan, rapid test dilakukan karena Kota Bandung berada di zona merah penyebaran COVID-19 sehingga menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang diperketat.

Sementara, para pengunjuk rasa dari kalangan mahasiswa dan buruh sebagian besar tidak menerapkan protokol kesehatan minimal. Tak sedikit di antara pendemo tidak mengenakan masker.

Padahal, ujar AKBP Yade, Polrestabes BAndung telah mengirimkan surat imbauan agar pengunjuk rasa mematuhi protokol kesehatan. "Bayangkan, jika 13 orang ini betul-betul positif (terpapar COVID-19). Kemarin mereka unjuk rasa, semacam multi level marketing akan menularkan ke banyak orang," ujar AKBP Yade.

Seperti diberitakan sebelumnya, gelombang aksi unjuk rasa di Kota Bandung pada hari kedua, Rabu (7/10/2020) kembali berujung ricuh. Kericuhan terjadi diduga karena massa memprovokasi petugas dengan lemparan benda keras.

Mereka juga merangsek dan mendorong barikade aparat dari Polrestabes Bandung dan Kodim 0618/BS Kota Bandung yang berjaga. Para pengunjuk rasa ingin masuk ke dalam Gedung DRPD Jabar, Jalan Soekarno-Hatta.

Sebagian massa mahasiswa mengenakan jaket almamater perguruang tinggi masing-masing. Namun terlihat pula, tak sedikit dari pengunjuk rasa tersebut mengenakan pakaian serba hitam.

Kelompok pemuda berpakaian hitam itu tampak lebih berani memprovokasi petugas. "Buka pintunya sekarang juga," teriak kelompok pemuda berpakaian hitam.

"Hati-hati, hati-hati, hati-hati provokasi," timpal massa mahasiswa yang lain.

Berdasarkan pantauan, situasi memanas sekitar pukul 17.00 WIB. Terjadi pelemparan batu yang dilakukan oleh oknum massa berpakaian serba hitam ke arah Gedung DPRD Jabar. Tak hanya itu, mereka merusak pagar Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat.
(awd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2065 seconds (0.1#10.140)