Kepala Puskesmas Ujungloe Bantah Tudingan Jual Masker

Rabu, 06 Mei 2020 - 10:52 WIB
loading...
Kepala Puskesmas Ujungloe...
Kepala Puskesmas Ujungloe, Bulukumba, Asrianti, membantah memperjualbelikan alat pelindung diri berupa masker pembagian dari Dinas Kesehatan Bulukumba. Foto : SINDOnews/Eky Hendrawan
A A A
BULUKUMBA - Kepala Puskesmas Ujungloe, Bulukumba, Asrianti, membantah memperjualbelikan alat pelindung diri berupa masker pembagian dari Dinas Kesehatan Bulukumba. Tudingan sejumlah pegawai disebutnya hanya ingin merusak nama baik Asrianti.

”Mereka telah berada di zona nyaman, tidak mau ada perubahan di Puskesmas, makannya mereka berusaha menjatuhkan saya dengan cara merusak nama baik saya," keluh Asrianti kepada SINDO usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bulukumba.

Diungkapkannya, jumlah masker N95 sangat terbatas sehingga untuk mentaktisi jumlah penggunaan masker, Ia membagi jam kerja petugas kesehatan sistem shift. Walhasil petugas kesehatan hanya tiga kali hadir dalam sepekan.

Namun kebijakan itu justru dianggap sebagai alasan dirinya menahan masker agar tidak dibagikan kepada petugas. ”Sudah kita bagi, kecuali N95 kita memang tahan-tahan, karena untuk TGC ( Tim Gerak Cepat) Covid-19 Kecamatan Ujungloe, tapi sekarang sudah habis dibagi secara bertahap,” jelas Asrianti.

Terkait dugaan menjual masker, Asrianti berkilah hanya memfasilitasi pemerintah desa mencukupi persediaan masker. "Bidan Desa Manjjaling, Ibu Eka minta tolong untuk dibelikan masker yang menggunakan ADD, karena saya kebetulan mau beli kursi roda buat mertua di Makassar. Mereka meminta difasilitasi karena mereka tidak tahu harus beli dimana makanya saya tolong,” tukasnya.

Asrianti mengaku hanya membantu. Sebagai mitra kerja di bidang kesehatan, mau tidak mau harus membantu, apalagi untuk kebaikan orang banyak, buat staf desa, bidan desa dan perawatan di Desa Manajalling. Kini bukan hanya Manjalling saja, Asrianti mengaku juga membantu menfasilitasi Desa Padangloang, Seppang dan Desa Salemba untuk mendapatkan masker yang lebih murah.

”Itu juga kenapa saya yang pegang masker, karena dimintai tolong sama Listina Amin, anak magang Apoteker di Puskesmas Ujungloe, dia tinggal di Bontobahari, saya yang tinggal di kota dimintai tolong untuk mengambil masker di gudang farmasi kota Bulukumba,” tambahnya.

Sesampainya di Puskesmas, wanita yang telah mengabdi selama 14 tahun di Puskesmas Ujungloe itu meminta Listina Amin untuk menyimpan masker tersebut, namun ditolak, alasannya, Listina takut diserbu oleh para petugas yang akan mengambil banyak.

”Kata Listina cepat habis kalau dia yang pegang, karena bukan satu, tapi banyak diambil petugas, mereka terlalu parno dengan penyebaran virus corona, biasa ambil double masker bedahnya, padahal mereka bukan yang menangani dan memeriksa pasien Covid-19,” tandasnya.
(sri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1681 seconds (0.1#10.140)