Pandemi Corona, Puluhan Miliarder AS Justru Raup Untung Besar

Selasa, 05 Mei 2020 - 10:33 WIB
loading...
Pandemi Corona, Puluhan...
Bos Amazon Jeff Bezos merupakan miliarder yang mendapatkan keuntungan besar di saat pandemi. Foto/Reuters.
A A A
WASHINGTON - Selalu ada peluang pada setiap kesempatan. Bahkan tatkala pandemi virus corona alias covid-19 tengah melanda dunia. Idiom ini terbukti. Meski di tengah krisis karena covid-19, ternyata puluhan miliarder AS justru berhasil mengeruk keuntungan USD238 miliar (Rp3.540 triliun).

Kajian Institute for Policy Studies dalam penelitian pada 18 Maret hingga 10 April lalu menyebut kekayaan miliarder tumbuh menakjubkan dalam beberapa dekade terakhir. ”Dan banyak miliarder justru mendapatkan keuntungan saat pandemi,” demikian kesimpulan Institute for Policy Studies, sebuah lembaga think tank yang dikenal progresif, dilansir Fox News. “Padahal, saat krisis pandemi corona, kewajiban pajak para miliarder justru menurun.”



Delapan miliarder meraih keuntungan lebih dari USD1 miliar dalam kekayaan mereka sejak krisis pandemi corona dimulai pada 1 Januari. Mereka adalah Jeff Bezos, Elon Musk, MacKenzie Bezos, Eric Yuan, Steve Ballmer, John Albert Sobrato, Joshua Harris, dan Rocco Commisso.

Bezos Paling Untung
Bezos merupakan miliarder yang mendapatkan keuntungan besar di saat pandemi. Amazon Prime menjadi solusi bagi orang yang terpaksa berada di rumah dan pemberlakuan isolasi wilayah. “Kekayaan pendiri Amazon itu meningkat lebih dari USD25 miliar sejak 1 Januari dan USD12 miliar sejak 1 Februari lalu,” demikian catatan Institute for Policy Studies.

Berdasarkan Bloomberg Billionaires Index, kekayaan Bezos meningkat USD5,9 miliar selama tahun ini. Dia menjadi satu-satunya miliarder dari lima besar di Bloomberg's Billionaire Index yang tidak kehilangan uang sepeser pun pada 2020.

Institute for Policy Studies juga mengungkapkan, kekayaan para miliarder di Amerika Serikat (AS) meningkat 1.130% sejak 1990 dibandingkan dengan 5,37% pertumbuhan rata-rata kekayaan di Negeri Paman Sam. Antara 1980 dan 2018 kewajiban pajak miliarder menurun 79%. Hal itu sangat kontras di mana 78% rakyat AS hidup menderita selama pandemi dan 20% warga AS mengalami penurunan pendapat hingga negatif.



Kajian yang dilaksanakan Hurun Research menunjukkan, selama 2 Januari hingga Maret, sekitar USD400 miliar hangus dari dompet sekitar 100 miliarder. Mereka membutuhkan waktu dua setengah tahun lagi untuk mengumpulkan uang tersebut selepas krisis.

Namun, Hurun Research menyatakan sembilan pengusaha tidak termasuk taipan yang merugi. "China termasuk sebagai pemenang karena pasar saham lebih kebal dari virus dibandingkan AS dan Eropa," kata Rupert Hoogewerf, kepala peneliti Hurun Report, dilansir Market Watch. Itu disebabkan pasar saham China relatif stabil dibandingkan negara lain.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2939 seconds (0.1#10.140)