Masa Belajar di Rumah Diperpanjang Lagi karena Kasus COVID-19 Masih Fluktuatif
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Masa belajar di rumah pada satuan pendidikan di Sulsel kembali diperpanjang. Sekolah pun masih pikir-pikir untuk memulai pembelajaran tatap muka di masa pandemi. Baca : Gubernur Beri Peluang, Sekolah Tatap Muka Boleh Dilakukan
Sekretaris Disdik Sulsel, Hery Sumiharto tak menampik hal tersebut. Berdasarkan edaran terbaru, masa belajar di rumah dengan tetap menerapkan pembelajaran sistem daring (online) diperpanjang hingga 3 Oktober 2020.
Meski diberi peluang untuk memulai lembelajaran tatap muka, Hery mengungkapkan belum ada sekolah yang secara resmi mengajukan usulan. Meski diakui, beberapa sekolah ada yang sudah niat untuk memulai pembelajaran tatap muka.
"Belum ada sekolah yang mengusulkan ( pembelajaran tatap muka ), tetapi ada beberapa yang sudah mau melakukan uji coba," tukas Hery kepada SINDOnews, kemarin. Baca Juga : Pj Wali Kota Belum Restui Uji Coba Sekolah Tatap Muka di Pulau
Kalaupun ingin memulai skenario sekolah tatap muka, dia meminta agar tiap kepala sekolah betul-betul menyiapkan dengan serius. Utamanya pada pelaksanaan protokol kesehatan untuk pencegahan COVID-19 secara ketat.
Terpisah, Kepala Disdik Sulsel, Muhammad Jufri menjelaskan, pertimbangan untuk memperpanjang masa belajar di rumah karena masih pandemi COVID-19 yang belum selesai. Apalagi laju penularan virus korona Sulsel masih fluktuatif. Zona rawan COVID-19 di tiap daerah pun, cenderung berubah.
"Apalagi laporan dari gugus tugas, kondisinya tidak menentu, ada daerah yang sebelumnya terindikasi masuk zona hijau, kuning, bisa saja berganti posisinya bisa jadi merah," ujar Jufri.
Diketahui, masa belajar di rumah pada satuan pendidikan di Sulsel kembali diperpanjang. Dalam surat edaran bernomor: 443.2/6174/Disdik yang diteken Gubernur Sulsel , masa belajar di rumah untuk semua jenjang pendidikan di Sulsel kembali diperpanjang mulai tanggal 21 September hingga 3 Oktober mendatang.
Hanya saja, aturan ini bersifat fleksibel sebagaimana yang ditekankan dalam edaran itu. Artinya, masa belajar di rumah mengikuti situasi, kondisi, dan kesiapan daerah untuk kemudian bisa menyelenggarakan pembelajaran tatap muka.
"Saya juga sudah beberapa kali mengungkapkan bahwa pak gubernur itu membuka ruang bagi sekolah-sekolah yang merasa mampu telah menyiapkan infrastruktur protokol kesehatan bagi yang ingin memulai pembelajaran tatap muka ," papar Jufri.
Penyiapan protokol kesehatan secara ketat itu sudah diatur. Dengan merujuk pada kriteria yang telah ditetapkan pemerintah pusat surat keputusan bersama (SKB) empat menteri tentang pembukaan sekolah. Bagi sekolah yang ingin memulai pembelajaran tatap muka, lebih dulu mengajukan usulan kesiapannya itu kepada Disdik Sulsel .
Untuk selanjutkan tim dari disdik akan melakukan verifikasi dengan kunjungan lapangan ke sekolah bersangkutan. "Jadi tiap sekolah dipersilahkan dapat mengajukan pemohonan dan disdik akan menurunkan tim yang berkompeten di bidangnya, dan hasil verifikasi yang akan menjawab apakah bisa sekolah tatap muka atau tidak," beber dia.
Hanya saja, Jufri menegaskan, hingga saat ini belum ada sekolah yang mengusulkan untuk pembelajaran tatap muka . "Seluruh daerah melaporkan bahwa mereka belum siap untuk pembelajaran tatap muka," jelasnya. Baca Lagi : Digelar di Tengah Pandemi COVID-19, Kampanye Pilkada Disarankan Total Digital
Sekretaris Disdik Sulsel, Hery Sumiharto tak menampik hal tersebut. Berdasarkan edaran terbaru, masa belajar di rumah dengan tetap menerapkan pembelajaran sistem daring (online) diperpanjang hingga 3 Oktober 2020.
Meski diberi peluang untuk memulai lembelajaran tatap muka, Hery mengungkapkan belum ada sekolah yang secara resmi mengajukan usulan. Meski diakui, beberapa sekolah ada yang sudah niat untuk memulai pembelajaran tatap muka.
"Belum ada sekolah yang mengusulkan ( pembelajaran tatap muka ), tetapi ada beberapa yang sudah mau melakukan uji coba," tukas Hery kepada SINDOnews, kemarin. Baca Juga : Pj Wali Kota Belum Restui Uji Coba Sekolah Tatap Muka di Pulau
Kalaupun ingin memulai skenario sekolah tatap muka, dia meminta agar tiap kepala sekolah betul-betul menyiapkan dengan serius. Utamanya pada pelaksanaan protokol kesehatan untuk pencegahan COVID-19 secara ketat.
Terpisah, Kepala Disdik Sulsel, Muhammad Jufri menjelaskan, pertimbangan untuk memperpanjang masa belajar di rumah karena masih pandemi COVID-19 yang belum selesai. Apalagi laju penularan virus korona Sulsel masih fluktuatif. Zona rawan COVID-19 di tiap daerah pun, cenderung berubah.
"Apalagi laporan dari gugus tugas, kondisinya tidak menentu, ada daerah yang sebelumnya terindikasi masuk zona hijau, kuning, bisa saja berganti posisinya bisa jadi merah," ujar Jufri.
Diketahui, masa belajar di rumah pada satuan pendidikan di Sulsel kembali diperpanjang. Dalam surat edaran bernomor: 443.2/6174/Disdik yang diteken Gubernur Sulsel , masa belajar di rumah untuk semua jenjang pendidikan di Sulsel kembali diperpanjang mulai tanggal 21 September hingga 3 Oktober mendatang.
Hanya saja, aturan ini bersifat fleksibel sebagaimana yang ditekankan dalam edaran itu. Artinya, masa belajar di rumah mengikuti situasi, kondisi, dan kesiapan daerah untuk kemudian bisa menyelenggarakan pembelajaran tatap muka.
"Saya juga sudah beberapa kali mengungkapkan bahwa pak gubernur itu membuka ruang bagi sekolah-sekolah yang merasa mampu telah menyiapkan infrastruktur protokol kesehatan bagi yang ingin memulai pembelajaran tatap muka ," papar Jufri.
Penyiapan protokol kesehatan secara ketat itu sudah diatur. Dengan merujuk pada kriteria yang telah ditetapkan pemerintah pusat surat keputusan bersama (SKB) empat menteri tentang pembukaan sekolah. Bagi sekolah yang ingin memulai pembelajaran tatap muka, lebih dulu mengajukan usulan kesiapannya itu kepada Disdik Sulsel .
Untuk selanjutkan tim dari disdik akan melakukan verifikasi dengan kunjungan lapangan ke sekolah bersangkutan. "Jadi tiap sekolah dipersilahkan dapat mengajukan pemohonan dan disdik akan menurunkan tim yang berkompeten di bidangnya, dan hasil verifikasi yang akan menjawab apakah bisa sekolah tatap muka atau tidak," beber dia.
Hanya saja, Jufri menegaskan, hingga saat ini belum ada sekolah yang mengusulkan untuk pembelajaran tatap muka . "Seluruh daerah melaporkan bahwa mereka belum siap untuk pembelajaran tatap muka," jelasnya. Baca Lagi : Digelar di Tengah Pandemi COVID-19, Kampanye Pilkada Disarankan Total Digital
(sri)