Wangi Kopi Robusta Pendalungan Menyeruak Hingga Negeri Piramid
loading...
A
A
A
JEMBER - Semilir angin jelang tengah hari terasa menyegarkan. Sinar sang surya terselip di antara dedaunan kopi robusta, seolah tunduk dengan buaian sang bayu yang bertiup sepoi-sepoi.
(Baca juga: Dihantam Pandemi COVID-19, Ekspor Produk Perikanan Jatim Tumbuh )
Gunung Gumitir, salah satu sudut ujung timur di Kabupaten Jember, hari-hari ini begitu cerah, didominasi warna merah terselip di antara dedaunan. Secerah wajah-wajah para petani yang tengah masuk musim panen. Pria-wanita, tua-muda, nampak sibuk beraktivitas di lahan perkebunan untuk memetik merahnya buah kopi bumi Pandalungan.
Para petani ini penuh suka cita, menembus rimbunnya pohon kopi robusta yang tumbuh subur diketinggin 600 - 800 meter di atas permukaan air laut (mdpl). Maklum saja, hasil dari petik kopi cukup lumayan. Satu kilogram buah kopi, pemetik bisa mengantongi Rp1000. Dalam sehari, rata-rata mereka mampu memetik hingga 50 kg, bahkan ada yang berhasil mengumpulkan buah kopi seberat 90 kg.
Tanaman kopi robusta ini tumbuh di lahan seluas sekitar 730 hektar, milik PT. Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII). Dari total luas lahan itu, sekitar 508 hektar saat ini sedang musim panen. (Baca juga: 1.101 Bed Khusus Pasien COVID-19 di Surabaya Kosong )
Manager Kebun Gunung Gumitir, M. Nur Shodiq menuturkan, kopi robusta mulai ditanam dilahan PTPN XII ini mulai tahun 2010. Kemudian berlanjut pada tahun 2011,2014,2017,2018 dan terakhir tahun 2019. "Luasan yang sudah menghasilkan yakni 508 hektar," katanya.
Sedangkan sisanya, tanaman kopi Robusta masih dalam masa Tanaman Belum Menghasilkan (TBM). TBM satu masih umur satu tahun, TBM kedua umur dua tahun dan TBM ketiga umur tiga tahun. Untuk TBM ketiga, tahun depan sudah masuk Tanaman Menghasilkan (TM).
Shodiq mengatakan, pada musim panen tahun ini pihaknya ditarget bisa menghasilkan produksi kopi sekitar 296.681 ton. Melihat kondisi cuaca yang cukup bersahabat, ia optimis target tersebut bisa tercapai. Hal itu dibuktikan, sampai dengan hari petik ke-54 sudah mampu menghasilkan 140 ton. "Kami optimis bisa mencapai target 296.681 ton," ucapnya.
(Baca juga: Dihantam Pandemi COVID-19, Ekspor Produk Perikanan Jatim Tumbuh )
Gunung Gumitir, salah satu sudut ujung timur di Kabupaten Jember, hari-hari ini begitu cerah, didominasi warna merah terselip di antara dedaunan. Secerah wajah-wajah para petani yang tengah masuk musim panen. Pria-wanita, tua-muda, nampak sibuk beraktivitas di lahan perkebunan untuk memetik merahnya buah kopi bumi Pandalungan.
Para petani ini penuh suka cita, menembus rimbunnya pohon kopi robusta yang tumbuh subur diketinggin 600 - 800 meter di atas permukaan air laut (mdpl). Maklum saja, hasil dari petik kopi cukup lumayan. Satu kilogram buah kopi, pemetik bisa mengantongi Rp1000. Dalam sehari, rata-rata mereka mampu memetik hingga 50 kg, bahkan ada yang berhasil mengumpulkan buah kopi seberat 90 kg.
Tanaman kopi robusta ini tumbuh di lahan seluas sekitar 730 hektar, milik PT. Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII). Dari total luas lahan itu, sekitar 508 hektar saat ini sedang musim panen. (Baca juga: 1.101 Bed Khusus Pasien COVID-19 di Surabaya Kosong )
Manager Kebun Gunung Gumitir, M. Nur Shodiq menuturkan, kopi robusta mulai ditanam dilahan PTPN XII ini mulai tahun 2010. Kemudian berlanjut pada tahun 2011,2014,2017,2018 dan terakhir tahun 2019. "Luasan yang sudah menghasilkan yakni 508 hektar," katanya.
Sedangkan sisanya, tanaman kopi Robusta masih dalam masa Tanaman Belum Menghasilkan (TBM). TBM satu masih umur satu tahun, TBM kedua umur dua tahun dan TBM ketiga umur tiga tahun. Untuk TBM ketiga, tahun depan sudah masuk Tanaman Menghasilkan (TM).
Shodiq mengatakan, pada musim panen tahun ini pihaknya ditarget bisa menghasilkan produksi kopi sekitar 296.681 ton. Melihat kondisi cuaca yang cukup bersahabat, ia optimis target tersebut bisa tercapai. Hal itu dibuktikan, sampai dengan hari petik ke-54 sudah mampu menghasilkan 140 ton. "Kami optimis bisa mencapai target 296.681 ton," ucapnya.