Cerita Wisuda Online UNS: Tanpa Tepuk Tangan, Kucir Toga Dipindah Kakak
loading...
A
A
A
SOLO - Pandemi corona virus (COVID-19) membuat Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo memutuskan menggelar wisuda periode II Tahun 2020 secara daring atau online. Wisuda daring yang digelar Sabtu (2/5/2020) kemarin, merupakan pertama kalinya dalam sejarah UNS dengan diikuti 259 mahasiswa.
Perasaan campur aduk antara haru, sedih, bahagia dirasakan oleh Oky Dea Novianti, mahasiswa Fakultas Pertanian Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian UNS yang menjadi salah satu wisudawan. Mahasiswa angkatan 2015 ini tidak pernah menyangka bakal mengalami wisuda secara daring.
"Tidak pernah terbayangkan mengikuti wisuda online. Inginnya tetap wisuda offline. Tapi memang kondisinya juga lagi seperti ini. Dan diberi kesempatan bisa daftar dan pemberkasan bisa semua. Saya ikut yang online aja nggak apa apa," kata Oky Dea Novianti.
Dirinya menjalani sidang dan dinyatakan lulus Januari 2020. Sedangkan proses pemberkasan berlangsung mulai Februari. Saat prosesi wisuda online, dirinya berada di rumah yang beralamat Perumahan Dosen UNS, Jaten, Karanganyar. Saat itu, ia didampingi kedua kakak dan para keponakan. "Kalau ibu sudah almarhumah, dan bapak sedang rapat online atau keperluan lain di jam yang sama," ungkapnya.
Sebagaimana wisuda sarjana pada umumnya, ia juga memakai baju toga. Tak ketinggalan make up wajah karena untuk keperluan foto-foto wisuda. "Saya persiapan 07.30 WIB dan jam 09.00 acara dimulai," tutur Oky Dea Novianti.
Sebelum wisuda online berlangsung dengan menggunakan Webex, Zoom Cloud Meeting, dan live streaming via Youtube, dilakukan gladi bersih terlebih dahulu. Gladi bersih dilakukan hingga empat kali, di antaranya untuk cek koneksi internet. Berbeda halnya jika wisuda biasa, gladi bersih hanya dilakukan satu kali.
Oky Dea memakai laptop dan pengeras saat wisuda daring berlangsung agar suara protokol wisuda yang berada di Auditorium UNS terdengar. Sebelum wisuda, dari UNS membuatkan grup WhatsApp untuk para wisudawan untuk koordinasi. Ketika gladi bersih, operator whatsAap memberikan arahan. Saat gladi bersih, para wisudawan diminta standby di jam tertentu saat cek koneksi.
Setelah operator memberikan link dan pasword di Webex, para peserta bisa join dan satu per satu dicek koneksinya. Apakah suara operator terdengar, koneksi, video dan lainnya, sehingga dirinya juga mempersiapkan koneksi internet di rumah harus bagus agar tidak macet-macet.
Grup WhatsApp dibuat dua minggu sebelum wisuda online berlangsung. Sedangkan gladi bersih dilaksanakan seminggu sebelum hari pelaksanaan. Sebelum wisuda, dari UNS juga mengirimkan toga, samir, topi ke alamat calon wisudawan masing-masing melalui pos. "Pas daftar wisuda online itu kan ada form yang harus diisi, seperti ukuran toga dan alamat lengkap," katanya.
Saat pendaftaran wisuda, virus corona memang sudah merebak. Namun kala itu, dirinya berpikir wisuda tetap diundur untuk periode berikutnya. Namun UNS ternyata tetap menggelar wisuda secara online. Meski wisuda secara online, tapi dirinya merasa tidak masalah mengingat kondisi di tengah pandemi. Sebab semuanya harus mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.
Perasaan campur aduk antara haru, sedih, bahagia dirasakan oleh Oky Dea Novianti, mahasiswa Fakultas Pertanian Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian UNS yang menjadi salah satu wisudawan. Mahasiswa angkatan 2015 ini tidak pernah menyangka bakal mengalami wisuda secara daring.
"Tidak pernah terbayangkan mengikuti wisuda online. Inginnya tetap wisuda offline. Tapi memang kondisinya juga lagi seperti ini. Dan diberi kesempatan bisa daftar dan pemberkasan bisa semua. Saya ikut yang online aja nggak apa apa," kata Oky Dea Novianti.
Dirinya menjalani sidang dan dinyatakan lulus Januari 2020. Sedangkan proses pemberkasan berlangsung mulai Februari. Saat prosesi wisuda online, dirinya berada di rumah yang beralamat Perumahan Dosen UNS, Jaten, Karanganyar. Saat itu, ia didampingi kedua kakak dan para keponakan. "Kalau ibu sudah almarhumah, dan bapak sedang rapat online atau keperluan lain di jam yang sama," ungkapnya.
Sebagaimana wisuda sarjana pada umumnya, ia juga memakai baju toga. Tak ketinggalan make up wajah karena untuk keperluan foto-foto wisuda. "Saya persiapan 07.30 WIB dan jam 09.00 acara dimulai," tutur Oky Dea Novianti.
Sebelum wisuda online berlangsung dengan menggunakan Webex, Zoom Cloud Meeting, dan live streaming via Youtube, dilakukan gladi bersih terlebih dahulu. Gladi bersih dilakukan hingga empat kali, di antaranya untuk cek koneksi internet. Berbeda halnya jika wisuda biasa, gladi bersih hanya dilakukan satu kali.
Oky Dea memakai laptop dan pengeras saat wisuda daring berlangsung agar suara protokol wisuda yang berada di Auditorium UNS terdengar. Sebelum wisuda, dari UNS membuatkan grup WhatsApp untuk para wisudawan untuk koordinasi. Ketika gladi bersih, operator whatsAap memberikan arahan. Saat gladi bersih, para wisudawan diminta standby di jam tertentu saat cek koneksi.
Setelah operator memberikan link dan pasword di Webex, para peserta bisa join dan satu per satu dicek koneksinya. Apakah suara operator terdengar, koneksi, video dan lainnya, sehingga dirinya juga mempersiapkan koneksi internet di rumah harus bagus agar tidak macet-macet.
Grup WhatsApp dibuat dua minggu sebelum wisuda online berlangsung. Sedangkan gladi bersih dilaksanakan seminggu sebelum hari pelaksanaan. Sebelum wisuda, dari UNS juga mengirimkan toga, samir, topi ke alamat calon wisudawan masing-masing melalui pos. "Pas daftar wisuda online itu kan ada form yang harus diisi, seperti ukuran toga dan alamat lengkap," katanya.
Saat pendaftaran wisuda, virus corona memang sudah merebak. Namun kala itu, dirinya berpikir wisuda tetap diundur untuk periode berikutnya. Namun UNS ternyata tetap menggelar wisuda secara online. Meski wisuda secara online, tapi dirinya merasa tidak masalah mengingat kondisi di tengah pandemi. Sebab semuanya harus mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.