Pengembangan Korporasi Kedelai di Grobogan Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Rabu, 09 September 2020 - 09:25 WIB
loading...
Pengembangan Korporasi Kedelai di Grobogan Tingkatkan Kesejahteraan Petani
Foto: dok/SINDOnews
A A A
GROBOGAN - Kabupaten Grobogan merupakan daerah penghasil kedelai terbesar di Jawa Tengah dengan kontribusi sebesar 30% untuk Jawa Tengah dan 4,9% untuk kebutuhan nasional. Ngaringan merupakan salah satu kecamatan penghasil kedelai terbesar di Grobogan.

Para petani di Kecamatan Ngaringan menanam kedelai dengan sistem tanpa olah tanam (TOT). Biasanya setelah panen padi petani langsung sebar benih. Hal ini untuk menghemat biaya tenaga kerja tanam dan lebih efisien. (Baca: 9 Cara Menghindari Dosa Dusta dan Ghibah)

Untuk 2020 petani di Ngaringan menanam kedelai pada awal Agustus lalu hingga akhir musim tanam (MT) III ini terdapat tanaman kedelai seluas 535 hektare di kecamatan ini. Kedelai ditanam di Desa Belor 196 hektare, Desa Ngarap-arap 209 hektare, dan di Desa Tanjungharjo 130 hektare. Varietas yang ditanam adalah varietas Grobogan, Gepak Ijo dan Anjasmoro.

“Alhamdulillah tahun ini petani bersemangat tanam kedelai walau kondisi masih pandemi Covid-19. Cuaca juga mendukung, ketersediaan air cukup karena pada awal tanam masih ada hujan kiriman,” kata Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Ngaringan, Moh Matamari di Desa Belor, Grobogan, Jawa Tengah, dalam rilisnya kemarin.

Matamari menambahkan, kendala yang dihadapi petani kedelai saat ini persiapan yang belum optimal karena adanya pembangunan jaringan. Selain itu, serangan OPT seperti ulat penggulung daun, penggerek polong, dan lainnya, serta ketersediaan benih varietas Gepak Ijo yang besertifikat sulit didapat. (Baca juga: Kemendikbud Khawatir Banyak Anak Putus Sekolah Akibat Covid-19)

“Jaringan pipa masih diperbaiki, untuk pengendalian OPT, kami sudah koordinasi dengan POPT untuk dilakukan pengendalian OPT secara bijak dan menggunakan agensia hayati,” katanya.

Sukron, ketua Poktan Pangudi Makmur, saat kami temui di lahan kedelai miliknya mengatakan bahwa hasil dari pertanaman kedelai sampai saat ini cukup menguntungkan. “Hasil panen biasanya kami jual ke pabrik untuk diolah menjadi susu kedelai, makanan ringan, dan sebagian lagi khususnya varietas Gepak Ijo kami jual ke pasar tradisional untuk dijadikan kecambah,” katanya.

Sukron gembira dengan adanya rencana Kementerian Pertanian (Kementan) melaksanakan program korporasi kedelai di desanya. “Walaupun hasil panen kami selalu ada yang membeli, tapi dengan adanya program ini kami mengharapkan akan mendapatkan hasil lebih baik dari penjualan kedelai kami,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Direktur Aneka Kacang dan Umbi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan Amirudin Pohan menyatakan, pertumbuhan tanaman kedelai di Kecamatan Ngaringan saat ini cukup memuaskan sehingga perkirakan produktivitasnya tinggi. Saat ini kebutuhan kedelai nasional sangat besar. (Baca juga: Mengenal Penyakit Batu Empedu Sejak Dini)

“Kedelai lokal adalah solusi terbaiknya. Untuk itu, salah satu upaya yang kami lakukan adalah mengembangkan korporasi petani kedelai, di mana nantinya petani dapat secara mandiri meningkatkan kualitas pertanaman sampai kerja sama yang solid dalam pemasaran hasil yang tentunya akan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri,” paparnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1771 seconds (0.1#10.140)