Mulai Membaik, Ekspor Jabar Alami Kenaikan Usai PSBB
loading...
A
A
A
BANDUNG - Ekspor Jawa Barat pada periode Juli 2020 tercatat mulai mengalami kenaikan, terutama pada komoditi non migas. Naiknya permintaan dari negara lain tersebut mengindikasikan produksi di dalam negeri mulai menggeliat.
Kepala BPS Jabar Dyah Anugrah Kuswardhani mengatakan, nilai ekspor Jawa Barat per Juli 2020 mencapai USD 2,21 miliar, meningkat 12,48 persen dibanding Juni 2020. Walaupun, bila dibandingkan Juli 2019 masih tercatat turun 24,20 persen. (Baca: Pemprov Jabar Godok Strategi Buka Aktivitas Ekonomi, Ini Alasannya)
"Kenaikan ekspor lebih banyak didorong oleh non migas yang mencapai USD2,19 miliar, naik 12,94 persen dibanding Juni 2020. Sedangkan ekspor migas tercatat turun sebesar 22,02 persen, menjadi USD 19,98 juta," kata dia.
Peningkatan nilai ekspor non migas terbesar Juli 2020 terhadap Juni 2020 terjadi pada golongan kendaraan dan bagiannya, sebanyak USD 48,74 juta. Diikuti oleh mesin dan perlengkapan elektrik sebesar USD 44,92 juta, serta barang-barang rajutan sebesar USD 38,77 juta.
Menurut sektor, kata dia, ekspor non migas hasil pertanian pada Juli 2020 naik 46,06 persen dibanding bulan yang sama tahun 2019. Sementara ekspor hasil industri pengolahan turun 24,68 persen serta ekspor hasil tambang dan lainnya turun 21,84 persen.
Ekspor non migas, kata dia, terbesar adalah ke Amerika Serikat, yaitu USD450,37 juta, disusul Jepang USD 210,03 juta, dan Tiongkok USD 197,46 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 39,26 persen. (Baca: Ekspor RI Terbesar Berasal dari Jawa Barat di Januari 2019)
Secara kumulatif, kata dia, nilai ekspor Jawa Bara t Januari-Juli 2020 mencapai USD 14,65 miliar atau menurun 15,85 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. Demikian juga ekspor non migas mencapai USD 14,53 miliar atau menurun 15,93 persen.
Kepala BPS Jabar Dyah Anugrah Kuswardhani mengatakan, nilai ekspor Jawa Barat per Juli 2020 mencapai USD 2,21 miliar, meningkat 12,48 persen dibanding Juni 2020. Walaupun, bila dibandingkan Juli 2019 masih tercatat turun 24,20 persen. (Baca: Pemprov Jabar Godok Strategi Buka Aktivitas Ekonomi, Ini Alasannya)
"Kenaikan ekspor lebih banyak didorong oleh non migas yang mencapai USD2,19 miliar, naik 12,94 persen dibanding Juni 2020. Sedangkan ekspor migas tercatat turun sebesar 22,02 persen, menjadi USD 19,98 juta," kata dia.
Peningkatan nilai ekspor non migas terbesar Juli 2020 terhadap Juni 2020 terjadi pada golongan kendaraan dan bagiannya, sebanyak USD 48,74 juta. Diikuti oleh mesin dan perlengkapan elektrik sebesar USD 44,92 juta, serta barang-barang rajutan sebesar USD 38,77 juta.
Menurut sektor, kata dia, ekspor non migas hasil pertanian pada Juli 2020 naik 46,06 persen dibanding bulan yang sama tahun 2019. Sementara ekspor hasil industri pengolahan turun 24,68 persen serta ekspor hasil tambang dan lainnya turun 21,84 persen.
Ekspor non migas, kata dia, terbesar adalah ke Amerika Serikat, yaitu USD450,37 juta, disusul Jepang USD 210,03 juta, dan Tiongkok USD 197,46 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 39,26 persen. (Baca: Ekspor RI Terbesar Berasal dari Jawa Barat di Januari 2019)
Secara kumulatif, kata dia, nilai ekspor Jawa Bara t Januari-Juli 2020 mencapai USD 14,65 miliar atau menurun 15,85 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. Demikian juga ekspor non migas mencapai USD 14,53 miliar atau menurun 15,93 persen.
(don)