7 Fakta Menarik Ra Tanca, Pemberontak Majapahit yang Meregang Nyawa di Tangan Gajah Mada
loading...

Ra Tanca menjadi sosok menarik dalam dinamika Kerajaan Majapahit yang dipenuhi dengan kisah-kisah yang sarat akan intrik, kekuasaan, dan drama kehidupan istana. Foto/Ilustrasi/Ist
A
A
A
RA TANCA menjadi sosok menarik dalam dinamika Kerajaan Majapahit. Sejarah kerajaan terbesar di Nusantara ini dipenuhi dengan kisah-kisah yang sarat akan intrik, kekuasaan, dan drama kehidupan istana.
Salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam sejarah tersebut adalah Ra Tanca. Meskipun tidak banyak dikenal oleh masyarakat luas, perjalanan hidup Ra Tanca sangat menarik dan penuh dengan kejutan.
Dalam artikel ini, kami merangkum 7 fakta tentang Ra Tanca yang menarik dan akan membuka wawasan Anda tentang tokoh ini.
Namun, di balik keahliannya tersebut, ada sisi gelap dari perjalanan hidupnya yang akan mengubah jalannya sejarah Majapahit. Keberadaannya di istana bukan hanya berperan sebagai tabib, tetapi juga terlibat dalam konflik politik yang melibatkan kehidupan cinta yang penuh intrik.
Kisah cinta Ra Tanca tidak kalah dramatis. Ia jatuh cinta pada Dyah Wiyat, seorang tokoh penting dalam Kerajaan Majapahit yang merupakan adik perempuan dari Raja Jayanegara.
Dyah Wiyat dikenal sebagai wanita yang sangat berpengaruh dalam kerajaan, memiliki kedudukan tinggi, dan merupakan bagian dari keluarga kerajaan yang memiliki status sosial yang sangat jauh berbeda dengan Ra Tanca.
Meskipun keduanya saling mencintai, hubungan mereka tidak dapat berjalan dengan lancar karena perbedaan status sosial yang mencolok. Ra Tanca, yang berasal dari rakyat jelata, menyadari bahwa cinta mereka tak akan pernah diterima oleh masyarakat dan istana. Akhirnya, Ra Tanca menikahi perempuan lain, meskipun hatinya tetap tertambat pada Dyah Wiyat.
Ra Tanca terlibat dalam pemberontakan besar yang mengguncang Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Raja Jayanegara. Ketika Jayanegara naik takhta menggantikan ayahnya Raden Wijaya, kerajaan mengalami berbagai ancaman, termasuk dari dalam istana.
Jayanegara, yang dikenal sebagai raja yang lemah, harus menghadapi pemberontakan dari beberapa kelompok termasuk dari pasukan Dharmaputra yang dibentuk oleh dirinya sendiri untuk mengamankan posisinya.
Namun, pasukan Dharmaputra yang seharusnya setia justru berbalik menyerang Jayanegara. Ra Tanca adalah salah satu anggota pasukan tersebut yang kemudian terlibat dalam upaya menggulingkan Jayanegara.
Keberhasilannya bertahan hidup dalam peristiwa tersebut membuatnya menjadi salah satu figur yang berperan besar dalam kelangsungan hidup Majapahit.
Ra Tanca, yang memiliki keterampilan dalam dunia pengobatan, mampu bertahan di tengah situasi yang penuh dengan konflik dan ancaman tersebut.
Namun, meskipun selamat, ia tidak dapat menghindari kemarahannya terhadap penguasa Majapahit yang berlaku tidak adil. Konflik antara ambisi politik dan pribadi membawa Ra Tanca ke titik yang lebih berbahaya, yang pada akhirnya akan mengarah pada kematiannya sendiri.
Dalam operasi untuk mengobati bisul Raja Jayanegara, Ra Tanca dengan licik menikam sang raja hingga tewas.
Namun, tidak lama setelah Jayanegara meninggal, Gajah Mada yang saat itu berada di tempat kejadian langsung bertindak untuk mengakhiri pengkhianatan Ra Tanca.
Gajah Mada, yang terkenal sebagai salah satu tokoh yang sangat dihormati di Majapahit, membunuh Ra Tanca di tempat tersebut. Tragedi ini terjadi pada tahun Saka 1250 atau 1328 Masehi, dan menjadi titik balik dalam sejarah Majapahit.
Tribuwanatunggadewi kemudian melahirkan Hayam Wuruk, raja yang akan membawa Majapahit menuju kejayaannya.
Pembunuhan terhadap Ra Tanca dan penumpasan pemberontakan Dharmaputra menandai perubahan besar dalam struktur kekuasaan di Majapahit. Gajah Mada, yang berhasil menumpas pemberontakan tersebut, mendapatkan dukungan luas dari rakyat dan elite kerajaan. Hal ini juga menandai akhir pengaruh keluarga Dara Petak dalam kerajaan.
Kematian Ra Tanca menunjukkan bahwa dalam sejarah kerajaan-kerajaan besar, kekuasaan dan ambisi seringkali berbenturan dengan takdir pribadi yang berakhir dengan kehancuran.
Meskipun begitu, kisah Ra Tanca tetap menjadi bagian penting dari sejarah Majapahit. Ia adalah simbol dari bagaimana intrik, cinta terlarang, dan ambisi politik bisa berakhir dengan tragedi yang memengaruhi takdir seluruh kerajaan.
Kisah Ra Tanca adalah salah satu bagian yang sangat menarik dan penuh dengan drama dalam sejarah Majapahit. Dari cinta terlarang dengan Dyah Wiyat hingga pemberontakan yang mengguncang kerajaan, perjalanan hidupnya mencerminkan konflik-konflik besar yang terjadi di balik kekuasaan.
Ra Tanca mungkin bukan tokoh yang terkenal di kalangan banyak orang, tetapi fakta-fakta tentang dirinya memberikan kita pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana kehidupan politik dan pribadi saling berinteraksi di masa lalu.
Dengan menyelami fakta-fakta ini, kita bisa lebih menghargai betapa rumitnya sejarah kerajaan di Nusantara dan bagaimana tokoh-tokoh seperti Ra Tanca turut berperan dalam perjalanan panjang kejayaan dan keruntuhan sebuah kerajaan besar.
Lihat Juga: Bisikan Gaib ke Pangeran Diponegoro saat Bersemedi yang Datang pada 21 Ramadan untuk Lakukan Perlawanan
Salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam sejarah tersebut adalah Ra Tanca. Meskipun tidak banyak dikenal oleh masyarakat luas, perjalanan hidup Ra Tanca sangat menarik dan penuh dengan kejutan.
Dalam artikel ini, kami merangkum 7 fakta tentang Ra Tanca yang menarik dan akan membuka wawasan Anda tentang tokoh ini.
7 Fakta Menarik Ra Tanca
1. Tabib dengan Kemampuan Istimewa
Ra Tanca dikenal sebagai seorang tabib istana yang memiliki keahlian luar biasa dalam dunia pengobatan. Keahliannya ini membuatnya diterima di lingkaran kerajaan Majapahit, di mana ia melayani para bangsawan dan bahkan raja. Meskipun berasal dari kalangan rakyat biasa, Ra Tanca berhasil memperoleh posisi penting dalam kerajaan berkat kemampuannya dalam mengobati penyakit.Namun, di balik keahliannya tersebut, ada sisi gelap dari perjalanan hidupnya yang akan mengubah jalannya sejarah Majapahit. Keberadaannya di istana bukan hanya berperan sebagai tabib, tetapi juga terlibat dalam konflik politik yang melibatkan kehidupan cinta yang penuh intrik.
2. Cinta Terlarang dengan Dyah Wiyat
Kisah cinta Ra Tanca tidak kalah dramatis. Ia jatuh cinta pada Dyah Wiyat, seorang tokoh penting dalam Kerajaan Majapahit yang merupakan adik perempuan dari Raja Jayanegara.
Dyah Wiyat dikenal sebagai wanita yang sangat berpengaruh dalam kerajaan, memiliki kedudukan tinggi, dan merupakan bagian dari keluarga kerajaan yang memiliki status sosial yang sangat jauh berbeda dengan Ra Tanca.
Meskipun keduanya saling mencintai, hubungan mereka tidak dapat berjalan dengan lancar karena perbedaan status sosial yang mencolok. Ra Tanca, yang berasal dari rakyat jelata, menyadari bahwa cinta mereka tak akan pernah diterima oleh masyarakat dan istana. Akhirnya, Ra Tanca menikahi perempuan lain, meskipun hatinya tetap tertambat pada Dyah Wiyat.
3. Pemberontakan Dharmaputra dan Khianat terhadap Jayanegara
Ra Tanca terlibat dalam pemberontakan besar yang mengguncang Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Raja Jayanegara. Ketika Jayanegara naik takhta menggantikan ayahnya Raden Wijaya, kerajaan mengalami berbagai ancaman, termasuk dari dalam istana.
Jayanegara, yang dikenal sebagai raja yang lemah, harus menghadapi pemberontakan dari beberapa kelompok termasuk dari pasukan Dharmaputra yang dibentuk oleh dirinya sendiri untuk mengamankan posisinya.
Namun, pasukan Dharmaputra yang seharusnya setia justru berbalik menyerang Jayanegara. Ra Tanca adalah salah satu anggota pasukan tersebut yang kemudian terlibat dalam upaya menggulingkan Jayanegara.
Keberhasilannya bertahan hidup dalam peristiwa tersebut membuatnya menjadi salah satu figur yang berperan besar dalam kelangsungan hidup Majapahit.
4. Satu-satunya Dharmaputra yang Selamat
Dalam pemberontakan tersebut, semua anggota pasukan Dharmaputra yang terlibat dalam usaha kudeta terhadap Jayanegara tewas, kecuali Ra Tanca. Ia berhasil melarikan diri dari serangan tersebut dan bertahan hidup meskipun banyak orang menganggapnya sebagai pengkhianat.Ra Tanca, yang memiliki keterampilan dalam dunia pengobatan, mampu bertahan di tengah situasi yang penuh dengan konflik dan ancaman tersebut.
Namun, meskipun selamat, ia tidak dapat menghindari kemarahannya terhadap penguasa Majapahit yang berlaku tidak adil. Konflik antara ambisi politik dan pribadi membawa Ra Tanca ke titik yang lebih berbahaya, yang pada akhirnya akan mengarah pada kematiannya sendiri.
5. Berakhir Tragis di Tangan Gajah Mada
Setelah pemberontakan Ra Kuti yang menyebabkan kekacauan di Majapahit, Jayanegara yang sedang menderita penyakit bisul memanggil Ra Tanca untuk melakukan pengobatan. Ra Tanca yang memiliki dendam lama terhadap Jayanegara melihat kesempatan untuk membalas sakit hatinya.Dalam operasi untuk mengobati bisul Raja Jayanegara, Ra Tanca dengan licik menikam sang raja hingga tewas.
Namun, tidak lama setelah Jayanegara meninggal, Gajah Mada yang saat itu berada di tempat kejadian langsung bertindak untuk mengakhiri pengkhianatan Ra Tanca.
Gajah Mada, yang terkenal sebagai salah satu tokoh yang sangat dihormati di Majapahit, membunuh Ra Tanca di tempat tersebut. Tragedi ini terjadi pada tahun Saka 1250 atau 1328 Masehi, dan menjadi titik balik dalam sejarah Majapahit.
6. Pemberontak dan Pengaruh terhadap Kesetiaan Kerajaan
Setelah kematian Jayanegara, Gajah Mada memutuskan untuk mengangkat Tribuwanatunggadewi, saudara perempuan Jayanegara, sebagai pemimpin baru Kerajaan Majapahit. Langkah ini dianggap sebagai cara untuk mengembalikan kekuasaan kepada garis keturunan asli Kertanegara, yang sebelumnya sempat terpinggirkan.Tribuwanatunggadewi kemudian melahirkan Hayam Wuruk, raja yang akan membawa Majapahit menuju kejayaannya.
Pembunuhan terhadap Ra Tanca dan penumpasan pemberontakan Dharmaputra menandai perubahan besar dalam struktur kekuasaan di Majapahit. Gajah Mada, yang berhasil menumpas pemberontakan tersebut, mendapatkan dukungan luas dari rakyat dan elite kerajaan. Hal ini juga menandai akhir pengaruh keluarga Dara Petak dalam kerajaan.
7. Pengkhianatan yang Berujung pada Kejatuhan
Kehidupan Ra Tanca berakhir tragis sebagai seorang pengkhianat. Meskipun ia memiliki kemampuan luar biasa sebagai tabib dan pasukan elite, tindakan pengkhianatannya terhadap raja dan kerajaannya membawa pada kematiannya sendiri.Kematian Ra Tanca menunjukkan bahwa dalam sejarah kerajaan-kerajaan besar, kekuasaan dan ambisi seringkali berbenturan dengan takdir pribadi yang berakhir dengan kehancuran.
Meskipun begitu, kisah Ra Tanca tetap menjadi bagian penting dari sejarah Majapahit. Ia adalah simbol dari bagaimana intrik, cinta terlarang, dan ambisi politik bisa berakhir dengan tragedi yang memengaruhi takdir seluruh kerajaan.
Kisah Ra Tanca adalah salah satu bagian yang sangat menarik dan penuh dengan drama dalam sejarah Majapahit. Dari cinta terlarang dengan Dyah Wiyat hingga pemberontakan yang mengguncang kerajaan, perjalanan hidupnya mencerminkan konflik-konflik besar yang terjadi di balik kekuasaan.
Ra Tanca mungkin bukan tokoh yang terkenal di kalangan banyak orang, tetapi fakta-fakta tentang dirinya memberikan kita pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana kehidupan politik dan pribadi saling berinteraksi di masa lalu.
Dengan menyelami fakta-fakta ini, kita bisa lebih menghargai betapa rumitnya sejarah kerajaan di Nusantara dan bagaimana tokoh-tokoh seperti Ra Tanca turut berperan dalam perjalanan panjang kejayaan dan keruntuhan sebuah kerajaan besar.
Lihat Juga: Bisikan Gaib ke Pangeran Diponegoro saat Bersemedi yang Datang pada 21 Ramadan untuk Lakukan Perlawanan
(shf)