Kisah Keberanian Letjen Sutiyoso Menyusup Jadi Kuli Bangunan di Wilayah Musuh Timor Timur

Jum'at, 07 Februari 2025 - 06:03 WIB
loading...
Kisah Keberanian Letjen...
Jenderal Kopassus Letjen (Purn) TNI Sutiyoso pernah menyamar jadi kuli bangunan dan mahasiswa saat menyusup ke wilayah musuh di Timor Timur (Timtim). Foto/Ist
A A A
SOSOK di dunia militer Indonesia bernama Letjen (Purn) Sutiyoso selalu dihormati. Sebagai seorang Jenderal Kopassus, keberanian dan dedikasinya di medan perang tak perlu diragukan lagi.

Kisah Keberanian Letjen Sutiyoso Menyusup Jadi Kuli Bangunan di Wilayah Musuh Timor Timur

Foto/Ist

Salah satu momen yang paling menguji ketangguhannya terjadi di akhir 1974, saat Sutiyoso dipilih sebagai orang pertama yang disusupkan ke perbatasan Timor Timur dalam rangka mempersiapkan operasi besar TNI, yang dikenal sebagai Operasi Seroja.



Dikutip dari buku “Sutiyoso The Field General, Totalitas Prajurit Para Komando”, Sutiyoso ditugaskan oleh Ketua G-1/Intelijen Hankam Mayjen TNI LB Moerdani menjadi orang pertama yang menyusup ke perbatasan Timtim.

Namun, misi ini bukanlah hal yang biasa. Jenderal Kopassus Sutiyoso yang saat itu berpangkat Kapten dan menjabat sebagai perwira intelijen Kopassus, diberikan tugas yang begitu berbahaya: menyusup ke wilayah musuh tanpa diketahui siapa pun.

Misinya adalah untuk menggali informasi penting mengenai kekuatan lawan. Namun, bukan hanya senjata dan taktik musuh yang menjadi fokus, tetapi juga bagaimana cara ia harus menyamar agar tidak dikenali.

Dengan keberanian luar biasa, Sutiyoso melakukan hal yang tak terbayangkan oleh banyak orang: menyamar sebagai mahasiswa yang sedang melakukan penelitian.



"Jika saya tertangkap, saya tidak akan kembali hidup," ujar Sutiyoso dalam buku biografinya, dikutip Jumat (7/2/2025).

Setibanya di Atambua, Sutiyoso segera mencari penerjemah untuk membantunya menavigasi medan yang begitu sulit dan berbahaya.



Mereka menunggang kuda, melewati perbukitan dan medan terjal menuju perbatasan Timor Timur.

Dari ketinggian, dengan menggunakan teropong kecil, Sutiyoso mengamati dan mencari celah di antara pos penjagaan yang ketat.

Namun, rintangan tak berhenti sampai di situ. Hujan deras yang melanda membuat sungai-sungai meluap, memaksa Sutiyoso terjebak dalam kondisi basah kuyup dan lapar.

Di tengah malam yang dingin, ia hanya bisa menunggu seorang petani yang lewat, lalu memanggang jagung keras yang ia temui di sekitar lokasi. Setibanya di Atambua, ia melaporkan hasil pengamatannya yang sangat berharga.

Tapi misinya belum selesai. Sutiyoso kembali mendapat informasi penting mengenai Pasar Batugede, wilayah yang terletak di dekat perbatasan, tempat di mana orang Indonesia bisa masuk untuk berdagang dengan surat keterangan.

Meskipun perintah tidak mengizinkannya, Sutiyoso memutuskan untuk melanjutkan misi berbahaya ini sendiri.

Dengan menyamar sebagai kuli bangunan yang mengangkut barang-barang pedagang China, Sutiyoso menyelinap ke Batugede, sebuah tempat yang penuh dengan potensi bahaya.

Di sana, dia mengamati gerak-gerik tentara dan polisi Timor Portugis, sambil terus menyesuaikan diri dengan peran yang ia mainkan.

Di luar dugaan, sebuah helikopter dari Dili mendarat, membawa polisi militer yang sedang memeriksa para pendatang.

Dengan penuh kewaspadaan, Sutiyoso mengamati dan menyembunyikan identitasnya.

Beruntung bagi Sutiyoso, ia berhasil lolos tanpa dicurigai, berkat penyamarannya yang sempurna. Bahkan, rambut panjang yang ia pelihara semakin menambah kepercayaan dirinya untuk tampil sebagai kuli yang tak mencurigakan.

Dari penyusupan ini, Sutiyoso memperoleh informasi berharga tentang benteng Portugis, jenis senjata yang digunakan, dan taktik tentara Timor Portugis. Termasuk dari mana pintu masuk untuk menyerang Batugede jika suatu saat diperlukan.

Semua data ini akan menjadi kunci dalam perencanaan strategi berikutnya yang dapat menentukan nasib banyak orang.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3655 seconds (0.1#10.140)