7 Fakta Kasus Bocah Perempuan Dianiaya di Nias Selatan, Nomor 5 Masih Misteri
loading...
A
A
A
Ia menambahkan anak itu juga mengalami stunting dan memiliki bentuk kaki O. "Namun, secara umum kondisinya dalam keadaan sehat dan tidak memerlukan rujukan ke RSUP Haji Adam Malik," katanya.
"Dulu kakinya itu tidak seperti sekarang, dulu sehat tidak bengkok, saat ditinggal orang tuanya umur 3 tahun dia sehat, gemuk dan kakinya normal belum bengkok," kata Ukiran Giawa, Sabtu (1/2/2025).
Bahkan diungkapkan oleh tetangga NN tersebut, dirinya sering ke rumah NN untuk membeli bahkan memasak di sana. Ukuran Giawa mengaku dulu ia honor di sebuah sekolah tepatnya berada di belakang rumah NN, dan saat itu rumahnya NN ada kantin.
"Saya sering ke rumahnya (NN), bahkan memasak di sana karena dulu saya honor di SD Hilikara belakang rumahnya, dan rumahnya itu ada kantin jadi sering ke sana. Terkadang saat di sana, dia cerita jika saat itu dipukuli tantenya dan pamannya ketika kami tanya kenapa kamu," ungkapnya.
Kasus ini menjadi dilema di tengah masyarakat. Di satu sisi, ada kesaksian dari tetangga yang melihat NN dengan kaki normal. Di sisi lain, ada hasil pemeriksaan medis yang menunjukkan kelainan bawaan lahir.
Pihak kepolisian masih terus mendalami kasus ini untuk mengungkap fakta yang sebenarnya. Masyarakat berharap agar kasus ini dapat segera diselesaikan dan NN mendapatkan keadilan.
Lihat Juga: Bocah Kaki Bengkok di Nias Selatan Disebut Dinkes Sumut Bawaan Lahir, Kesaksian Tetangga Justru Berbeda
7. Tetangga Mengaku Kaki NN sejak Ditinggal Orang Tuanya Sehat
Tetangga NN bernama Ukiran Giawa mengaku mengetahui dengan jelas keadaan bocah itu dari umur tiga tahun ketika ditinggal kedua orang tuanya. Saat itu NN sehat dan tidak ada kelainan di kakinya, bisa berdiri normal seperti anak-anak pada umumnya."Dulu kakinya itu tidak seperti sekarang, dulu sehat tidak bengkok, saat ditinggal orang tuanya umur 3 tahun dia sehat, gemuk dan kakinya normal belum bengkok," kata Ukiran Giawa, Sabtu (1/2/2025).
Bahkan diungkapkan oleh tetangga NN tersebut, dirinya sering ke rumah NN untuk membeli bahkan memasak di sana. Ukuran Giawa mengaku dulu ia honor di sebuah sekolah tepatnya berada di belakang rumah NN, dan saat itu rumahnya NN ada kantin.
"Saya sering ke rumahnya (NN), bahkan memasak di sana karena dulu saya honor di SD Hilikara belakang rumahnya, dan rumahnya itu ada kantin jadi sering ke sana. Terkadang saat di sana, dia cerita jika saat itu dipukuli tantenya dan pamannya ketika kami tanya kenapa kamu," ungkapnya.
Kasus ini menjadi dilema di tengah masyarakat. Di satu sisi, ada kesaksian dari tetangga yang melihat NN dengan kaki normal. Di sisi lain, ada hasil pemeriksaan medis yang menunjukkan kelainan bawaan lahir.
Pihak kepolisian masih terus mendalami kasus ini untuk mengungkap fakta yang sebenarnya. Masyarakat berharap agar kasus ini dapat segera diselesaikan dan NN mendapatkan keadilan.
Lihat Juga: Bocah Kaki Bengkok di Nias Selatan Disebut Dinkes Sumut Bawaan Lahir, Kesaksian Tetangga Justru Berbeda
(cip)