Ekonomi Masih Tertekan, Jabar Alami Deflasi 0,08% Per Agustus 2020

Selasa, 01 September 2020 - 22:36 WIB
loading...
Ekonomi Masih Tertekan, Jabar Alami Deflasi 0,08% Per Agustus 2020
Foto/SINDOnews/Ilustrasi
A A A
BANDUNG - Ekonomi Jawa Barat per Agustus 2020 masih tertekan deflasi sebesar 0,08%, akibat dampak pandemi COVID-19. Dengan begitu, Jawa Barat tercatat sudah dua bulan mengalami deflasi berturut turut.

Kepala BPS Jabar Dyah Anugrah Kuswardani mengatakan, dari tujuh kota pantauan IHK di Jawa Barat pada Agustus 2020, seluruhnya mengalami deflasi. Yaitu Kota Bogor sebesar 0,16 persen. (BACA JUGA: Satu Pedagang Dikabarkan Positif COVID-19, Pasar Baru Tetap Buka )

Kota Sukabumi sebesar 0,22 persen; Kota Bandung sebesar 0,10 persen; Kota Cirebon sebesar 0,23 persen; Kota Bekasi sebesar 0,01 persen; Kota Depok sebesar 0,08 persen; dan Kota Tasikmalaya sebesar 0,27 persen. (BACA JUGA: HP2B Imbau Konsumen Pasar Baru Bandung Tak Perlu Khawatir )

"Terjadi penurunan IHK (indek harga gabungan) dari 105,91 di Juli 2020 menjadi 105,83 di Agustus 2020, sehingga terjadi deflasi sebesar 0,08 persen," kata dia, Selasa (1/8/2020). (BACA JUGA: Tidur Sendirian, Gadis Banjar Nyaris Diperkosa Pemuda Majalengka )

Dengan deflasi 0,08%, laju inflasi tahun kalender atau year to date (Januari-Agustus 2020) sebesar 1,30 persen. Sedangkan laju inflasi dari tahun ke tahun atau year on year (Agustus 2020 terhadap Agustus 2019) tercatat sebesar 1,71 persen.

Menurut dia, dari 11 kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu Kelompok Pakaian dan Alas Kaki sebesar 0,07 persen; Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga sebesar 0,11 persen; Kelompok Kesehatan sebesar 0,05 persen.

Kemudian, Kelompok Transportasi sebesar 0,05 persen; Kelompok Rekreasi, Olahraga dan Budaya sebesar 0,11 persen; Kelompok Pendidikan sebesar 1,39 persen; Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran sebesar 0,17 persen; dan Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 1,96 persen.

Adapun yang mengalami deflasi yaitu, Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 1,22 persen; Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga sebesar 0,01 persen; dan Kelompok informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan sebesar 0,01 persen.

Hasil pemantauan harga barang dan jasa selama Agustus 2020 tercatat beberapa komoditas mengalami kenaikan atau penurunan harga dan memberikan andil inflasi atau deflasi cukup siginifikan.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi antara lain emas perhiasan, tarif sekolah menengah atas, tarif sekolah dasar, tarif perguruan tinggi, makanan ringan, tarif sekolah menengah pertama, petai, jus buah, martabak, semangka, melon, bumbu siap saji.

"Sementara komoditas yang mengalami penurunan dan memberikan andil deflasi signifikan antara lain bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, pepaya, beras, tomat, cabe merah, anggur, udang basah, pisang, apel, ketimun," imbuh dia.
(awd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2278 seconds (0.1#10.140)