Dihargai Rendah, Pembebasan Lahan Rel Kereta Api Masih Jadi Polemik
loading...
A
A
A
Hapia telah tinggal disana sejak tahun 1980-an, ia membangun rumah setelah mewarisi tanah dari kakeknya. Hapia menambahkan jika dia sebenarnya tidak menolak tanahnya diambil alih untuk pembangunan rel kereta.
Tapi yang dia permasalhkan adalah harga tanah yang begitu rendah.
"Kami tidak menolak, tapi jika harganya sesuai, ini kan jauh sekali dari yang dijanjikan," ucapnya.
Dia pun menegaskan, jika akan terus bertahan dan menolak memberikan tanahnya, jika harga yang ditawarkan tidak sesuai.
"Kami akan bertahan jika harganya masih tidak sesuai, karena yang saya pikirkan anak dan cucu saya mau tinggal kemana setelah ini," tegasnya.
Apalagi menurutnya, alasan pembangunan rel kereta api ini untuk kesejahteraan masyarakat banyak.
"Karena katanya ini dibuat untuk kesejahteraan rakyat, tapi kalau begini malah menyengsarakan kami," tutupnya.
Tapi yang dia permasalhkan adalah harga tanah yang begitu rendah.
"Kami tidak menolak, tapi jika harganya sesuai, ini kan jauh sekali dari yang dijanjikan," ucapnya.
Dia pun menegaskan, jika akan terus bertahan dan menolak memberikan tanahnya, jika harga yang ditawarkan tidak sesuai.
"Kami akan bertahan jika harganya masih tidak sesuai, karena yang saya pikirkan anak dan cucu saya mau tinggal kemana setelah ini," tegasnya.
Apalagi menurutnya, alasan pembangunan rel kereta api ini untuk kesejahteraan masyarakat banyak.
"Karena katanya ini dibuat untuk kesejahteraan rakyat, tapi kalau begini malah menyengsarakan kami," tutupnya.
(agn)