Putri Raja Singasari Ini Selamat dari Pembantaian karena Menyamar saat Ditawan Jayakatwang
loading...
A
A
A
Pangeran Wijaya pun memutuskan kabur ke pulau terdekat yaitu Madura. Di sana ia menemui Bupati Madura Arya Wiraraja yang sebelumnya merupakan pejabat Istana Singasari yang direshuffle oleh Kertanagara.
Sang bupati ini memiliki sifat licik dan suka berkomplot ke sana kemari. Tetapi ia menyatakan komitmennya membantu Pangeran Wijaya untuk kembali merebut kekuasaan dari Raja Jayakatwang.
Suatu ketika dikisahkan pada Kidung Panji Wjajakrama keduanya berunding membahas strategi merebut kekuasaan dari Raja Jayakatwang. Arya Wiraraja sendiri sebenarnya memiliki hubungan baik dengan Jayakatwang, tetapi ia memiliki ambisi yang berharap menguntungkan arah angin baginya.
Singkat cerita akhirnya Pangeran Wijaya diputuskan oleh Arya Wiraraja menyerahkan diri kepada Jayakatwang. Penyerahan diri Wijaya difasilitasi oleh Arya Wiraraja dan meminta Jayakatwang untuk menyambut penyerahan sang menantu Kertanagara ini.
Pada saatnya, iring - iringan rombongan Raden Wijaya menuju Ibu Kota Kediri di Daha disambut meriah oleh Kediri. Kerumunan penonton menyambut penyerahan diri Raden Wijaya. Mendengar kabar itu, Gayatri melihatnya di garis depan bersama penonton rakyat lainnya. Sang Putri Raja ini masih dalam penyamarannya di tengah rakyat Kediri yang menyambut kedatangan Wijaya.
Pangeran Wijaya sendiri diam-diam mencoba memperhatikan satu per satu penonton yang menyambutnya sebelum masuk Istana Kediri. Pandangan Wijaya dikejutkan dengan tangkapan basah Gayatri di antara para rakyat Kediri yang melihatnya.
Sepasang mata Wijaya berkedip sejenak saat menangkap basah Gayatri yang tengah menatapnya dalam - dalam. Wijaya dan Gayatri tak berani menatap lama-lama, karena keduanya sadar berada di wilayah musuh. Apalagi bagi Gayatri penyamarannya di Kediri harus tak ketahuan Jayakatwang dan orang-orang pejabat istana.
Sang bupati ini memiliki sifat licik dan suka berkomplot ke sana kemari. Tetapi ia menyatakan komitmennya membantu Pangeran Wijaya untuk kembali merebut kekuasaan dari Raja Jayakatwang.
Suatu ketika dikisahkan pada Kidung Panji Wjajakrama keduanya berunding membahas strategi merebut kekuasaan dari Raja Jayakatwang. Arya Wiraraja sendiri sebenarnya memiliki hubungan baik dengan Jayakatwang, tetapi ia memiliki ambisi yang berharap menguntungkan arah angin baginya.
Singkat cerita akhirnya Pangeran Wijaya diputuskan oleh Arya Wiraraja menyerahkan diri kepada Jayakatwang. Penyerahan diri Wijaya difasilitasi oleh Arya Wiraraja dan meminta Jayakatwang untuk menyambut penyerahan sang menantu Kertanagara ini.
Pada saatnya, iring - iringan rombongan Raden Wijaya menuju Ibu Kota Kediri di Daha disambut meriah oleh Kediri. Kerumunan penonton menyambut penyerahan diri Raden Wijaya. Mendengar kabar itu, Gayatri melihatnya di garis depan bersama penonton rakyat lainnya. Sang Putri Raja ini masih dalam penyamarannya di tengah rakyat Kediri yang menyambut kedatangan Wijaya.
Pangeran Wijaya sendiri diam-diam mencoba memperhatikan satu per satu penonton yang menyambutnya sebelum masuk Istana Kediri. Pandangan Wijaya dikejutkan dengan tangkapan basah Gayatri di antara para rakyat Kediri yang melihatnya.
Sepasang mata Wijaya berkedip sejenak saat menangkap basah Gayatri yang tengah menatapnya dalam - dalam. Wijaya dan Gayatri tak berani menatap lama-lama, karena keduanya sadar berada di wilayah musuh. Apalagi bagi Gayatri penyamarannya di Kediri harus tak ketahuan Jayakatwang dan orang-orang pejabat istana.
(cip)