Putri Raja Singasari Ini Selamat dari Pembantaian karena Menyamar saat Ditawan Jayakatwang

Minggu, 01 Desember 2024 - 06:09 WIB
loading...
Putri Raja Singasari...
Gayatri Rajapatni istri dari Raja Majapahit Raden Wijaya versi AI. Foto/@aiNusantara
A A A
JATIM - Pemberontakan Kerajaan Kediri ke Singasari berbuntut panjang. Selain membuat Sang Raja Kertanagara dan sejumlah pejabat kerajaan tewas, putri-putri mereka juga harus menjadi tawanan pasukan Jayakatwang di Daha. Para putri Raja Singasari ini turut dibawa oleh pasukan Jayakatwang.

Tapi menariknya ada satu putri yang menyamar untuk menghindari perlakuan yang kurang baik kepada anak raja itu. Penyamaran itu merupakan ide dari Sodrakala, pelayan pribadi Gayatri sang putri raja yang ikut ditawan pasukan Jayakatwang.

Selama ditawan di keraton Daha di bawah pimpinan Jayakatwang inilah ia tinggal di bangsal perempuan keraton Kediri. Bahkan sang putri raja yang menyamar ini sebagaimana dikutip dari buku "Gayatri Rajapatni: Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit" dari Earl Drake, tak menyangka ia diperlakukan begitu manusiawi di keraton Kediri.



Bahkan Ratu Kediri pun menaruh perhatian terhadap Gayatri yang masih berusia muda. Gayatri juga diperkenalkan kepada putri raja Kediri yang ternyata masih seumuran dengannya. Sang putri pun menyambut dengan ramah dirinya dan tak tahu siapa sosok Gayatri yang menyamar tersebut.

Mereka bahkan tak pernah mempertanyakan lebih jauh asal usul Gayatri. Gayatri mencoba bersembunyi di wilayah musuh sambil mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Ia bersama sang pelayan pribadinya Sodrakala masih hidup, di kala banyak orang Istana Singasari yang dibantai Jayakatwang.



Sementara di Singasari, pasukan Pangeran Wijaya yang kalah jumlah di utara ibu kota, akhirnya terpaksa mundur ke Sungai Brantas yang deras. Di sanalah sang pangeran mendapati kenyataan pahit, sebagian besar pasukannya yang tak seberapa tenggelam terseret arus Sungai Brantas.

Beberapa dari pasukannya juga berhasil ditangkap oleh pasukan Jayakatwang dan sisanya yang berhasil menyeberangi Sungai Brantas tercerai-berai menyelamatkan dirinya masing-masing dari kejaran pasukan Jayakatwang.

Sedangkan nasib Pangeran Wijaya akhirnya bisa diselamatkan oleh seorang kepala desa yang memberinya makan, minum, dan tempat berlindung. Sang pangeran disembunyikan oleh kepala desa tersebut dari musuh - musuh yang masih saja mengejar Pangeran Wijaya.

Pangeran Wijaya pun memutuskan kabur ke pulau terdekat yaitu Madura. Di sana ia menemui Bupati Madura Arya Wiraraja yang sebelumnya merupakan pejabat Istana Singasari yang direshuffle oleh Kertanagara.

Sang bupati ini memiliki sifat licik dan suka berkomplot ke sana kemari. Tetapi ia menyatakan komitmennya membantu Pangeran Wijaya untuk kembali merebut kekuasaan dari Raja Jayakatwang.

Suatu ketika dikisahkan pada Kidung Panji Wjajakrama keduanya berunding membahas strategi merebut kekuasaan dari Raja Jayakatwang. Arya Wiraraja sendiri sebenarnya memiliki hubungan baik dengan Jayakatwang, tetapi ia memiliki ambisi yang berharap menguntungkan arah angin baginya.

Singkat cerita akhirnya Pangeran Wijaya diputuskan oleh Arya Wiraraja menyerahkan diri kepada Jayakatwang. Penyerahan diri Wijaya difasilitasi oleh Arya Wiraraja dan meminta Jayakatwang untuk menyambut penyerahan sang menantu Kertanagara ini.

Pada saatnya, iring - iringan rombongan Raden Wijaya menuju Ibu Kota Kediri di Daha disambut meriah oleh Kediri. Kerumunan penonton menyambut penyerahan diri Raden Wijaya. Mendengar kabar itu, Gayatri melihatnya di garis depan bersama penonton rakyat lainnya. Sang Putri Raja ini masih dalam penyamarannya di tengah rakyat Kediri yang menyambut kedatangan Wijaya.

Pangeran Wijaya sendiri diam-diam mencoba memperhatikan satu per satu penonton yang menyambutnya sebelum masuk Istana Kediri. Pandangan Wijaya dikejutkan dengan tangkapan basah Gayatri di antara para rakyat Kediri yang melihatnya.

Sepasang mata Wijaya berkedip sejenak saat menangkap basah Gayatri yang tengah menatapnya dalam - dalam. Wijaya dan Gayatri tak berani menatap lama-lama, karena keduanya sadar berada di wilayah musuh. Apalagi bagi Gayatri penyamarannya di Kediri harus tak ketahuan Jayakatwang dan orang-orang pejabat istana.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1451 seconds (0.1#10.140)