Kisah Zulkifli Lubis, Bapak Intelijen Indonesia Dituding Terlibat Peristiwa Cikini yang Meneror Soekarno
loading...
A
A
A
Pada perkembangan penyelidikan, peran Lubis tak diketahui lebih jauh. Lubis juga hanya mengaku kenal secara pribadi dengan para pelaku, tetapi tidak pernah memerintah untuk melakukan perlawanan dengan kekerasan hingga memakan korban jiwa.
"Saya memang kenal orang-orangnya. Tersangkut boleh saja. Tapi kalau saya dikatakan menyuruh mereka, itu sangat keliru sekali," tegas Lubis.
Selain itu, permintaan Lubis kepada Jaksa Agung agar tuduhan keterlibatannya dalam Peristiwa Cikini diperiksa tak pernah ditanggapi. Setelahnya, kasus selesai dan Lubis terbebas dari tuduhan.
"Masalah itu sudah selesai," jawab pihak pemerintah sebagaimana ditulis R Leiressa dalam PRRI Permesta: Strategi Membangun Indonesia Tanpa Komunisme.
Tragedi Cikini terjadi di Perguruan Cikini, Jalan Cikini No 76, Jakarta Pusat, tempat putra dan putri Soekarno bersekolah. Waktu itu, Soekarno selaku orang tua Megawati Soekarnoputri dan Guntur Soekarnoputra menghadiri peringatan ulang tahun ke-15 Sekolah Rakyat Perguruan Cikini.
Setelah acara selesai dan hendak meninggalkan lokasi, Soekarno beserta rombongan mendapatkan lemparan 6 granat dan 5 di antaranya meledak seketika. Soekarno memang selamat, tetapi tidak dengan 10 orang termasuk pengawal pribadinya tewas serta ada juga 48 orang lainnya luka-luka.
Setibanya di Istana, Soekarno langsung menyampaikan pidato serangan bom tersebut. Dia meminta masyarakat tetap tenang. "Tetap tenang sambil memperhebat kewaspadaan nasional. Mari kita tetap bersatu dalam suka dan duka," ujar Bung Karno.
"Saya memang kenal orang-orangnya. Tersangkut boleh saja. Tapi kalau saya dikatakan menyuruh mereka, itu sangat keliru sekali," tegas Lubis.
Selain itu, permintaan Lubis kepada Jaksa Agung agar tuduhan keterlibatannya dalam Peristiwa Cikini diperiksa tak pernah ditanggapi. Setelahnya, kasus selesai dan Lubis terbebas dari tuduhan.
"Masalah itu sudah selesai," jawab pihak pemerintah sebagaimana ditulis R Leiressa dalam PRRI Permesta: Strategi Membangun Indonesia Tanpa Komunisme.
Tragedi Cikini terjadi di Perguruan Cikini, Jalan Cikini No 76, Jakarta Pusat, tempat putra dan putri Soekarno bersekolah. Waktu itu, Soekarno selaku orang tua Megawati Soekarnoputri dan Guntur Soekarnoputra menghadiri peringatan ulang tahun ke-15 Sekolah Rakyat Perguruan Cikini.
Setelah acara selesai dan hendak meninggalkan lokasi, Soekarno beserta rombongan mendapatkan lemparan 6 granat dan 5 di antaranya meledak seketika. Soekarno memang selamat, tetapi tidak dengan 10 orang termasuk pengawal pribadinya tewas serta ada juga 48 orang lainnya luka-luka.
Setibanya di Istana, Soekarno langsung menyampaikan pidato serangan bom tersebut. Dia meminta masyarakat tetap tenang. "Tetap tenang sambil memperhebat kewaspadaan nasional. Mari kita tetap bersatu dalam suka dan duka," ujar Bung Karno.
(jon)