Jagung Hibrida: Dari Penolakan Menjadi Primadona di Madura

Jum'at, 11 Oktober 2024 - 18:35 WIB
loading...
A A A
"Kami juga mengadakan kompetisi memasak sebagai bentuk kegiatan pemasaran yang menarik," katanya.

Upaya pemasaran yang disesuaikan dengan konteks lokal mulai menunjukkan hasil. Dengan bukti peningkatan produktivitas dan pendapatan, jagung hibrida perlahan-lahan diterima dan bahkan menjadi primadona di Madura. Pada akhir 2019, peningkatan penjualan tahunan mencapai 200% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pihaknya juga bekerja sama dengan Dinas Pertanian Pamekasan untuk memberikan pelatihan bagi penyuluh pertanian, memastikan bahwa mereka memahami karakteristik benih hibrida dan dapat menyampaikan informasi ini kepada petani.

Berhasil di Madura, Khusaeri kini mengincar Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai pasar baru. Meskipun tantangan geografis dan infrastruktur di NTT masih perlu dikaji, Khusaeri optimis terhadap peluang sektor jagung yang semakin menjanjikan.

Dengan permintaan jagung yang terus meningkat, terutama dari industri peternakan dan makanan, pihaknya berkomitmen untuk terus mengembangkan pasar jagung hibrida di Indonesia.

"Kami percaya bahwa potensi pengembangan industri jagung di Indonesia sangat besar," sebutnya Khusaeri.

Keberhasilan ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan di Indonesia.
(shf)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1330 seconds (0.1#10.140)