Aktivis Perempuan: Program Posyandu Keluarga Sitti Rohmi Berhasil Turunkan Angka Stunting di NTB

Kamis, 10 Oktober 2024 - 09:00 WIB
loading...
Aktivis Perempuan: Program...
Tangan dingin Calon Gubernur dari Partai Perindo Sitti Rohmi Djalillah berhasil turunkan angka stunting di NTB. Foto/iNews Media Group
A A A
LOMBOK - Program Posyandu telah hadir di Indonesia selama hampir 49 tahun sebagai bagian dari Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD), dengan tujuan awal mengatasi masalah kesehatan masyarakat, seperti gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare.

Namun, perubahan zaman dan tantangan kesehatan baru, seperti urbanisasi, perubahan iklim, dan gaya hidup tidak sehat, memerlukan peninjauan ulang dan revitalisasi fungsi Posyandu.

Salah satunya program yang digaungkan Calon Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah. Kader terbaik Partai Perindo ini menjalankan revitalisasi Posyandu mulai menjalankan sejak 2019 di bawah kepemimpinan sebagai Wakil Gubernur NTB.



“Program ini bertujuan untuk mengubah Posyandu tradisional menjadiPosyandu Keluarga, dengan pendekatan yang lebih holistik dan inklusif,” kata Aktivis Prempuan NTB Yuli S Komalasari kepada iNews Media Group, Kamis (10/10/2024).

Menurut dia, Sitti Rohmi membuat Posyandu Keluarga tidak hanya berfokus pada kesehatan anak-anak tetapi juga seluruh anggota keluarga, dari bayi hingga lanjut usia. Transformasi ini membawa angin segar dalam dunia kesehatan di NTB.

Sitti Rohmi Djalilah memperluas peran Posyandu dengan memberdayakan kader-kader sebagai agen perubahan yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan keluarga dan lingkungan.

“Lewat pendekatan partisipatif, Sitti Rohmi melibatkan masyarakat dalam gerakan ini, menjadikan Posyandu bukan hanya layanan kesehatan, tetapi juga pusat edukasi dan ketahanan keluarga berbasis lingkungan,” ungkapnya.



Pada tahun 2019, hanya 14% Posyandu di NTB yang telah bertransformasi menjadi Posyandu Keluarga. Namun, berkat komitmen Sitti Rohmi dan dukungan berbagai pihak, angka ini melonjak menjadi 100%.

Pada 2021 setelah diterbitkannya Peraturan Gubernur Nomor 30 Tahun 2021. Hingga pertengahan 2023, terdapat 7.724 unit Posyandu Keluarga di seluruh NTB. Revitalisasi Posyandu di NTB telah memberikan dampak positif.

”Terutama dalam upaya menurunkan angka stunting. Berdasarkan data, angka stunting di NTB turun signifikan, dari 25,5% pada 2019 menjadi 14,76% pada 2023. Ini menunjukkan efektivitas program Posyandu Keluarga sangat bermanfaat kesehatan anak-anak di NTB,” ucapnya.

Keberhasilan ini juga berkat kolaborasi lintas sektor yang dijalankan oleh Sitti Rohmi. Keterlibatan Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, NGO, dan masyarakat menciptakan sinergi yang memperkuat layanan Posyandu.



Namun, tantangan seperti keterbatasan sumber daya manusia dan anggaran masih perlu diatasi melalui upaya berkelanjutan. Dengan tangan dingin Sitti Rohmi, Posyandu Keluarga di NTB menjadi model transformasi kesehatan berbasis komunitas yang patut dicontoh.

Komitmennya tidak hanya untuk meningkatkan akses layanan kesehatan, tetapi juga membangun kesadaran dan ketahanan keluarga berbasis lingkungan yang lebih kuat dan berkelanjutan.

“Revitalisasi Posyandu di NTB telah menunjukkan bahwa perubahan. Kerja sama erat antara pemerintah, kader, dan masyarakat. Ini bukan hanya sekedar program, tetapi sebuah gerakan sosial yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan seluruh keluarga di NTB,” tukasnya.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1008 seconds (0.1#10.140)