Integrasi Tol Laut, Pemerintah Bangun Depo di Sejumlah Daerah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah terus berupaya membangun depo di beberapa daerah. Hal itu merupakan bagian dari Program Sinergi Gerai Maritim (SIGM) dalam mengintegrasikan tol laut.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Moga Simatupang mengatakan, dengan adanya SIGM, distribusi barang dari produsen ke konsumen diharapkan dapat berjalan lebih efisien.
“SIGM ini ada pembangunan depo di satu daerah dan ada kegiatan temu bisnis daerah. Untuk meningkatkan produk UKM, kita sudah melakukan forum bisnis oleh Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) di daerah. Kita temukan pelaku usaha di daerah tertentu dan kita pertemukan dengan pelaku usaha di daerah lain,” ungkapnya, Senin (30/9/2024).
Integrasi Program Tol Laut dengan SIGM ini berdampak positif pada perekonomian masyarakat setempat, serta memberikan akses yang lebih adil terhadap bahan pokok dan barang penting lainnya. Efisiensi tol laut telah membantu menstabilkan harga di berbagai daerah dengan mempercepat arus distribusi barang.
“Kalau kita flashback,tol laut ini dasarnya peraturan presiden, lalu kita turunkan menjadi aturan di Kementerian Perdagangan. Ada 11 bahan pokok, 7 bahan penting, dan 32 barang lainnya yang masuk dalam pengaturan distribusi tol laut,” ucapnya.
Salah satu target utama peluncuran tol laut adalah untuk mengatasi ketimpangan harga di berbagai wilayah Indonesia. Efek positif penurunan disparitas harga ini terasa lebih signifikan di wilayah Timur Indonesia, yang selama ini menghadapi tantangan logistik lebih besar dibandingkan dengan wilayah lainnya.
“Perkembangan tol laut berdasarkan koefisien variasi sebagai indikator disparitas harga antarwilayah dan antarwaktu menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada 2015, koefisien variasinya tercatat 14,2%, sedangkan pada 2024 turun menjadi 10,25%,” ungkapnya.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Moga Simatupang mengatakan, dengan adanya SIGM, distribusi barang dari produsen ke konsumen diharapkan dapat berjalan lebih efisien.
“SIGM ini ada pembangunan depo di satu daerah dan ada kegiatan temu bisnis daerah. Untuk meningkatkan produk UKM, kita sudah melakukan forum bisnis oleh Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) di daerah. Kita temukan pelaku usaha di daerah tertentu dan kita pertemukan dengan pelaku usaha di daerah lain,” ungkapnya, Senin (30/9/2024).
Integrasi Program Tol Laut dengan SIGM ini berdampak positif pada perekonomian masyarakat setempat, serta memberikan akses yang lebih adil terhadap bahan pokok dan barang penting lainnya. Efisiensi tol laut telah membantu menstabilkan harga di berbagai daerah dengan mempercepat arus distribusi barang.
“Kalau kita flashback,tol laut ini dasarnya peraturan presiden, lalu kita turunkan menjadi aturan di Kementerian Perdagangan. Ada 11 bahan pokok, 7 bahan penting, dan 32 barang lainnya yang masuk dalam pengaturan distribusi tol laut,” ucapnya.
Salah satu target utama peluncuran tol laut adalah untuk mengatasi ketimpangan harga di berbagai wilayah Indonesia. Efek positif penurunan disparitas harga ini terasa lebih signifikan di wilayah Timur Indonesia, yang selama ini menghadapi tantangan logistik lebih besar dibandingkan dengan wilayah lainnya.
“Perkembangan tol laut berdasarkan koefisien variasi sebagai indikator disparitas harga antarwilayah dan antarwaktu menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada 2015, koefisien variasinya tercatat 14,2%, sedangkan pada 2024 turun menjadi 10,25%,” ungkapnya.