Tangis Haru Pecah! Puluhan Warga Desa di Jombang Berangkat Umrah Bersama
loading...
A
A
A
JOMBANG - Tangis haru pecah saat puluhan warga Desa Genukwatu, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur berangkat umrah bersama pada Minggu pagi (29/9/2024).
Foto/iNews TV/Mukhtar Bagus
Setelah menabung bersama selama 5 tahun, 35 orang dari desa ini akhirnya bisa mewujudkan impian untuk mengunjungi Tanah Suci secara massal.
Keberangkatan umrah ini bukanlah hal biasa, sebab mayoritas dari mereka bukanlah berasal dari kalangan berduit.
Sebaliknya, sebagian besar dari mereja adalah keluarga sederhana yang dengan tekad kuat dan semangat tinggi berhasil mengumpulkan biaya umrah sedikit demi sedikit.
Proses pengumpulan dana ini dikoordinir oleh pengurus organisasi masyarakat (ormas) di desa tersebut.
Nur Mahmudi, salah seorang jamaah umrah mengungkapkan bahwa dirinya dan warga lainnya setiap hari menyisihkan uang dengan jumlah bervariasi, mulai dari Rp10 ribu, Rp50 ribu, hingga Rp100 ribu.
"Setiap minggu, uang yang terkumpul dari masing-masing dusun akan disetorkan kepada bendahara desa untuk disimpan di bank," tutur Nur Mahmudi.
Setelah lima tahun menabung, warga yang telah mencapai target dana akhirnya bisa berangkat umrah bersama.
Menurut Nur Mahmudi, ada lebih dari 200 orang yang mengikuti program tabungan umrah di desanya. Tahun lalu, 56 warga juga telah berangkat umrah melalui program ini, dan kali ini adalah gelombang kedua dengan 35 orang jdmaah.
Ide untuk membuat tabungan umrah bersama ini berawal dari tradisi warga Desa Genukwatu yang rutin melakukan ziarah ke makam Wali Songo.
Setelah sering melakukan ziarah lokal, muncul inisiatif untuk menabung agar bisa melakukan ziarah ke Tanah Suci, Makkah.
"Awalnya hanya bercanda, tapi setelah dijalani dengan sungguh-sungguh, impian berangkat umrah satu kampung ini bisa terwujud," kata Nur Mahmudi dengan penuh syukur.
Keberangkatan umrah secara massal dari satu desa ini menjadi bukti bahwa dengan tekad dan kebersamaan, impian besar bisa tercapai, bahkan oleh mereka yang berasal dari latar belakang sederhana.
Warga yang belum mencukupi tabungannya akan dikoordinir untuk berangkat umrah di kesempatan berikutnya.
Foto/iNews TV/Mukhtar Bagus
Setelah menabung bersama selama 5 tahun, 35 orang dari desa ini akhirnya bisa mewujudkan impian untuk mengunjungi Tanah Suci secara massal.
Keberangkatan umrah ini bukanlah hal biasa, sebab mayoritas dari mereka bukanlah berasal dari kalangan berduit.
Sebaliknya, sebagian besar dari mereja adalah keluarga sederhana yang dengan tekad kuat dan semangat tinggi berhasil mengumpulkan biaya umrah sedikit demi sedikit.
Proses pengumpulan dana ini dikoordinir oleh pengurus organisasi masyarakat (ormas) di desa tersebut.
Nur Mahmudi, salah seorang jamaah umrah mengungkapkan bahwa dirinya dan warga lainnya setiap hari menyisihkan uang dengan jumlah bervariasi, mulai dari Rp10 ribu, Rp50 ribu, hingga Rp100 ribu.
"Setiap minggu, uang yang terkumpul dari masing-masing dusun akan disetorkan kepada bendahara desa untuk disimpan di bank," tutur Nur Mahmudi.
Setelah lima tahun menabung, warga yang telah mencapai target dana akhirnya bisa berangkat umrah bersama.
Menurut Nur Mahmudi, ada lebih dari 200 orang yang mengikuti program tabungan umrah di desanya. Tahun lalu, 56 warga juga telah berangkat umrah melalui program ini, dan kali ini adalah gelombang kedua dengan 35 orang jdmaah.
Ide untuk membuat tabungan umrah bersama ini berawal dari tradisi warga Desa Genukwatu yang rutin melakukan ziarah ke makam Wali Songo.
Setelah sering melakukan ziarah lokal, muncul inisiatif untuk menabung agar bisa melakukan ziarah ke Tanah Suci, Makkah.
"Awalnya hanya bercanda, tapi setelah dijalani dengan sungguh-sungguh, impian berangkat umrah satu kampung ini bisa terwujud," kata Nur Mahmudi dengan penuh syukur.
Keberangkatan umrah secara massal dari satu desa ini menjadi bukti bahwa dengan tekad dan kebersamaan, impian besar bisa tercapai, bahkan oleh mereka yang berasal dari latar belakang sederhana.
Warga yang belum mencukupi tabungannya akan dikoordinir untuk berangkat umrah di kesempatan berikutnya.
(shf)