Bangkit dari Keterpurukan, Para Musisi Ini Ngamen dari Mal ke Mal
loading...
A
A
A
SURABAYA - Pandemi COVID-19 memukul semua segmen perekonomian termasuk pekerja seni. Mereka yang pertama tiarap saat diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Praktis pundi-pundi ekonomi pekerja seni ini tertutup rapat. Bahkan, hingga saat ini pekerja seni belum juga bisa bangkit dari keterpurukan meskipun pembatasan sudah dicabut.
Menurut Ketua Harian Surabaya Entertainers Club (SEC), FX Boy, meskipun pembatasan aktifitas kesenian sudah dicabut oleh pemerintah kota Surabaya, namun masih perlu waktu untuk bisa kembali normal.
Ia menilai, pengusaha juga masih melihat animo pengunjung jika kembali membuka tempat hiburan secara total. "Jadi saya kira perlu waktu, belum bisa kembali seperti dulu," katanya.
(Baca juga: BI Jatim Kembali Buka Penukaran Uang Rp75.000 Individu dan Kolektif )
Tak mau terpuruk dalam keadaan, SEC akhirnya memutuskan mengajak para pekerja seni untuk ngamen bersama. Sekali dalam seminggu, para musisi menggelar konser sederhana di sejumlah mall di kota Surabaya. Diantara Pakuwon Mall, Galaxi Mall, Gunawangsa Mall dan Pasar Atom.
"Bu Indah Kurnia, Ketua SEC mengapproach beberapa mall dan berhasil dan disetujui," ucapnya. (Baca juga: 24 Guru dan Tenaga Pendidikan SMA di Mojokerto Reaktif COVID-19 )
Musik yang disajikan tidak sembarangan. Setiap lokasi, SEC menyesuaikan selera pengunjung yang datang. Di Pakuwon Mall misalnya, musisi kawakan ini menghadirkan musik Jazz dan Pop. Sedangkan di Pasar Atom, mereka banyak memainkan lagu-lagu Mandarin dan juga Pop.
FX Boy menegaskan, selama sebulan ini pihaknya menggerakkan musisi yang sudah melalang lintang didunia musik ini tanpa biaya. Para musisi datang bukan sekedar ingin ngamen, namun mereka juga membutuhkan panggung sebagai tempat ekspresi.
"Kami menggerakkan para pekerja seni tanpa fee, jadi donasi yang terkumpul pada waktu perform langsung dibagi ditempat. Berapapun nilainya dibagi pada pekerja seni yang tampil," ungkapnya.
Sekali ngamen, lanjutnya para musisi ini bisa membawa pulang sejumlah uang meskipun tidak terlalu besar. "Jadi misinya mereka bisa tampil kembali, tidak mengeluarkan biaya, ada biaya transport, ada konsumsi, ada sedikit uang untuk dibawa pulang. Saya kira lumayan," kata dia.
Selain hasil dari ngamen, pelaku seni juga mendapatkan rejeki dari orang-orang dermawan yang tidak datang tapi membantu dengan mengirim orang untuk berdonasi. Setiap donatur mendapatkan Hydro oxy 2.0 secara cuma-cuma selama pertunjukan berlangsung.
Pantauan di lokasi acara, perhelatan ngamen di mal ini berjalan hangat. Baik musisi maupun pengunjung mentaati protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Tampil spektakuler dengan lagu-lagu hits diantara Two Legend Band, The Gembells, Feat Eddy Bentoel, Surabaya All Star (Full Team), Feat Yuyun Bella Vania dan spesial guest star Mr. Hendra Vegas
Menurut Ketua Harian Surabaya Entertainers Club (SEC), FX Boy, meskipun pembatasan aktifitas kesenian sudah dicabut oleh pemerintah kota Surabaya, namun masih perlu waktu untuk bisa kembali normal.
Ia menilai, pengusaha juga masih melihat animo pengunjung jika kembali membuka tempat hiburan secara total. "Jadi saya kira perlu waktu, belum bisa kembali seperti dulu," katanya.
(Baca juga: BI Jatim Kembali Buka Penukaran Uang Rp75.000 Individu dan Kolektif )
Tak mau terpuruk dalam keadaan, SEC akhirnya memutuskan mengajak para pekerja seni untuk ngamen bersama. Sekali dalam seminggu, para musisi menggelar konser sederhana di sejumlah mall di kota Surabaya. Diantara Pakuwon Mall, Galaxi Mall, Gunawangsa Mall dan Pasar Atom.
"Bu Indah Kurnia, Ketua SEC mengapproach beberapa mall dan berhasil dan disetujui," ucapnya. (Baca juga: 24 Guru dan Tenaga Pendidikan SMA di Mojokerto Reaktif COVID-19 )
Musik yang disajikan tidak sembarangan. Setiap lokasi, SEC menyesuaikan selera pengunjung yang datang. Di Pakuwon Mall misalnya, musisi kawakan ini menghadirkan musik Jazz dan Pop. Sedangkan di Pasar Atom, mereka banyak memainkan lagu-lagu Mandarin dan juga Pop.
FX Boy menegaskan, selama sebulan ini pihaknya menggerakkan musisi yang sudah melalang lintang didunia musik ini tanpa biaya. Para musisi datang bukan sekedar ingin ngamen, namun mereka juga membutuhkan panggung sebagai tempat ekspresi.
"Kami menggerakkan para pekerja seni tanpa fee, jadi donasi yang terkumpul pada waktu perform langsung dibagi ditempat. Berapapun nilainya dibagi pada pekerja seni yang tampil," ungkapnya.
Sekali ngamen, lanjutnya para musisi ini bisa membawa pulang sejumlah uang meskipun tidak terlalu besar. "Jadi misinya mereka bisa tampil kembali, tidak mengeluarkan biaya, ada biaya transport, ada konsumsi, ada sedikit uang untuk dibawa pulang. Saya kira lumayan," kata dia.
Selain hasil dari ngamen, pelaku seni juga mendapatkan rejeki dari orang-orang dermawan yang tidak datang tapi membantu dengan mengirim orang untuk berdonasi. Setiap donatur mendapatkan Hydro oxy 2.0 secara cuma-cuma selama pertunjukan berlangsung.
Pantauan di lokasi acara, perhelatan ngamen di mal ini berjalan hangat. Baik musisi maupun pengunjung mentaati protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Tampil spektakuler dengan lagu-lagu hits diantara Two Legend Band, The Gembells, Feat Eddy Bentoel, Surabaya All Star (Full Team), Feat Yuyun Bella Vania dan spesial guest star Mr. Hendra Vegas
(msd)