Kisah Maulia Permata Putri, Putri Solok yang Dibanggakan Ulama Sumbar karena Tak Lepas Jilbab di Paskibraka Nasional
loading...
A
A
A
SOLOK - Maulia Permata Putri, siswi kelas XI SMA Negeri 1 Solok, Sumatera Barat, awalnya didapuk menjadi pembawa baki dalam Upacara HUT Republik Indonesia ke-79. Namun, di detik-detik terakhir, ia harus digantikan oleh Livenia Evelyn, pelajar asal Kalimantan Timur.
Polemik mengenai penggunaan jilbab diduga menjadi penyebab pergantian ini. Maulia seharusnya menjadi pembawa baki dari Pasukan Pengibar Bendera (Paskibraka) yang bertugas di Ibu Kota Negara (IKN) Kalimantan Timur, setelah dikukuhkan pada 13 Agustus 2024.
Namun, beberapa jam sebelum upacara berlangsung, keputusan mendadak diambil, dan peran penting itu diberikan kepada Livenia. Keputusan ini memicu spekulasi bahwa pergantian tersebut terkait dengan polemik jilbab yang sempat menjadi perhatian saat acara pengukuhan.
Ketua Majelis Ulama Sumatera Barat, Gusrizal Gazahar, turut angkat bicara terkait situasi yang dialami Maulia. Melalui akun media sosial TikTok-nya, @buyadatuak73, Gusrizal menyampaikan dukungannya kepada Maulia.
Ia mengungkapkan kebanggaannya karena Maulia tetap mempertahankan hijabnya meskipun berada dalam barisan Paskibraka.
“Dimanapun posisimu berada dalam barisan itu, kami ulama Sumatera Barat tetap bangga denganmu bersama hijabmu itu,” ujar Gusrizal dalam sebuah video yang diunggah 17 jam sebelum upacara berlangsung.
Gusrizal juga menambahkan pesan untuk Maulia agar tetap bangga dan tidak berkecil hati. Ia meminta Maulia untuk kembali ke Sumatera Barat dengan kepala tegak, membawa kebanggaan atas keputusannya mempertahankan hijab.
“Janganlah berkecil hati nak. Pulanglah dengan kebanggaanmu bersama kemenanganmu mempertahankan penutup auratmu,” tambahnya.
Buya Gusrizal menekankan bahwa melepas hijab akan sangat mengecewakan para ulama di Sumatera Barat, khususnya di Ranah Minang. Ia juga meminta Maulia untuk pulang setelah menyelesaikan tugasnya dengan tetap memegang teguh keimanan dan istiqomah.
Maulia Permata Putri, yang tinggal di Parambahan, Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok, telah menekuni kegiatan Paskibraka sejak kelas X. Ketertarikannya pada Paskibraka dimulai ketika ia mengikuti Masa Pengenalan Sekolah (MPS) di tahun 2023.
Setelah berlatih dengan tekun selama hampir satu tahun, Maulia memberanikan diri mengikuti seleksi Paskibraka Tingkat Nasional pada tahun 2024. Berkat kerja keras dan dedikasinya, Maulia berhasil lolos seleksi di tingkat provinsi dan melanjutkan ke tingkat nasional.
Pada Juli 2024, Maulia mulai mengikuti pemusatan latihan Paskibraka Nasional di Jakarta. Puncaknya, ia berhasil terpilih sebagai salah satu dari 75 siswa-siswi dari berbagai provinsi di seluruh Indonesia yang menjadi bagian dari Paskibraka untuk peringatan HUT RI ke-79.
Maulia bersama Raidzaky Raifaldrie, yang berasal dari Kota Padang, mewakili Sumatera Barat sebagai Paskibraka Nasional di peringatan HUT RI ke-79.
Meskipun perannya sebagai pembawa baki akhirnya digantikan, perjalanan dan dedikasinya sebagai Paskibraka tetap menjadi kebanggaan bagi Sumatera Barat.
Polemik mengenai penggunaan jilbab diduga menjadi penyebab pergantian ini. Maulia seharusnya menjadi pembawa baki dari Pasukan Pengibar Bendera (Paskibraka) yang bertugas di Ibu Kota Negara (IKN) Kalimantan Timur, setelah dikukuhkan pada 13 Agustus 2024.
Namun, beberapa jam sebelum upacara berlangsung, keputusan mendadak diambil, dan peran penting itu diberikan kepada Livenia. Keputusan ini memicu spekulasi bahwa pergantian tersebut terkait dengan polemik jilbab yang sempat menjadi perhatian saat acara pengukuhan.
Baca Juga
Ketua Majelis Ulama Sumatera Barat, Gusrizal Gazahar, turut angkat bicara terkait situasi yang dialami Maulia. Melalui akun media sosial TikTok-nya, @buyadatuak73, Gusrizal menyampaikan dukungannya kepada Maulia.
Ia mengungkapkan kebanggaannya karena Maulia tetap mempertahankan hijabnya meskipun berada dalam barisan Paskibraka.
“Dimanapun posisimu berada dalam barisan itu, kami ulama Sumatera Barat tetap bangga denganmu bersama hijabmu itu,” ujar Gusrizal dalam sebuah video yang diunggah 17 jam sebelum upacara berlangsung.
Gusrizal juga menambahkan pesan untuk Maulia agar tetap bangga dan tidak berkecil hati. Ia meminta Maulia untuk kembali ke Sumatera Barat dengan kepala tegak, membawa kebanggaan atas keputusannya mempertahankan hijab.
“Janganlah berkecil hati nak. Pulanglah dengan kebanggaanmu bersama kemenanganmu mempertahankan penutup auratmu,” tambahnya.
Buya Gusrizal menekankan bahwa melepas hijab akan sangat mengecewakan para ulama di Sumatera Barat, khususnya di Ranah Minang. Ia juga meminta Maulia untuk pulang setelah menyelesaikan tugasnya dengan tetap memegang teguh keimanan dan istiqomah.
Perjalanan Maulia Permata Putri dalam Paskibraka
Maulia Permata Putri, yang tinggal di Parambahan, Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok, telah menekuni kegiatan Paskibraka sejak kelas X. Ketertarikannya pada Paskibraka dimulai ketika ia mengikuti Masa Pengenalan Sekolah (MPS) di tahun 2023.
Setelah berlatih dengan tekun selama hampir satu tahun, Maulia memberanikan diri mengikuti seleksi Paskibraka Tingkat Nasional pada tahun 2024. Berkat kerja keras dan dedikasinya, Maulia berhasil lolos seleksi di tingkat provinsi dan melanjutkan ke tingkat nasional.
Pada Juli 2024, Maulia mulai mengikuti pemusatan latihan Paskibraka Nasional di Jakarta. Puncaknya, ia berhasil terpilih sebagai salah satu dari 75 siswa-siswi dari berbagai provinsi di seluruh Indonesia yang menjadi bagian dari Paskibraka untuk peringatan HUT RI ke-79.
Maulia bersama Raidzaky Raifaldrie, yang berasal dari Kota Padang, mewakili Sumatera Barat sebagai Paskibraka Nasional di peringatan HUT RI ke-79.
Meskipun perannya sebagai pembawa baki akhirnya digantikan, perjalanan dan dedikasinya sebagai Paskibraka tetap menjadi kebanggaan bagi Sumatera Barat.
(ams)