Warga Keluhkan Elpiji 3 Kg di Tanah Laut Kalsel Langka dan Harganya Mahal
loading...
A
A
A
TANAH LAUT - Warga Kabupaten Tanah Laut (Tala) masih memilih bertahan menggunakan liquified petroleum gas (LPG) atau elpiji 3 kilogram bersubsidi, meskipun keberadaannya kian langka dan harganya melambung di luar pangkalan resmi. Meskipun harga normalnya hanya Rp20 ribu per tabung, di warung-warung kecil, LPG ini dijual antara Rp30 ribu hingga Rp35 ribu per tabung.
Situasi ini terlihat di salah satu pangkalan gas di Jalan Haji Boejasin, Pelaihari. Warga tampak berbondong-bondong mendatangi pangkalan begitu truk pemasok gas meninggalkan lokasi. Fenomena ini terjadi dua kali dalam sebulan, dengan total 560 tabung gas 3 kg disalurkan, atau sekitar 280 tabung setiap dua pekan.
Karena jumlah gas yang terbatas, warga kerap kali sudah menempatkan tabung gas mereka di depan pangkalan jauh sebelum gas tiba, berharap bisa mendapatkan bagian. Jika tidak berhasil, mereka terpaksa membeli di warung-warung dengan harga yang lebih mahal, meskipun warung tersebut sebenarnya tidak memiliki izin untuk menjual gas bersubsidi.
Mujanah, seorang warga RT 12 Kelurahan Angsau, mengungkapkan bahwa setiap bulan ia hanya mendapatkan empat tabung gas dari pangkalan tersebut, sementara kebutuhannya rata-rata mencapai 10 tabung per bulan. Untuk mencukupi kebutuhan berjualan gorengan, ia terpaksa membeli gas dari luar pangkalan dengan harga yang lebih tinggi.
“Setiap bulan saya hanya dapat empat tabung dari pangkalan, sedangkan kebutuhan saya 10 tabung. Terpaksa beli di luar dengan harga Rp30 ribu sampai Rp35 ribu per tabung,” kata Mujanah.
Hal serupa diungkapkan Widianto, pemilik warung makanan dan minuman di Kota Pelaihari. Ia mengaku tetap bertahan menggunakan LPG 3 kg karena harganya yang masih lebih murah dibandingkan gas non-subsidi. “Gas non-subsidi 5,5 kg harganya Rp105 ribu sampai Rp120 ribu. Dengan harga sebesar itu, saya bisa beli tiga tabung gas 3 kg, atau sama dengan 9 kg,” jelas Widianto.
Untuk memastikan distribusi LPG 3 kg berjalan lancar di Kabupaten Tanah Laut, pemerintah daerah melalui Satpol PP dan Damkar Tala telah melakukan berbagai upaya, termasuk mengamankan pemilik warung yang menjual gas secara eceran tanpa izin. Beberapa pangkalan juga sempat diamankan karena diduga menyelewengkan gas 3 kg ke luar wilayah Tala.
Situasi ini terlihat di salah satu pangkalan gas di Jalan Haji Boejasin, Pelaihari. Warga tampak berbondong-bondong mendatangi pangkalan begitu truk pemasok gas meninggalkan lokasi. Fenomena ini terjadi dua kali dalam sebulan, dengan total 560 tabung gas 3 kg disalurkan, atau sekitar 280 tabung setiap dua pekan.
Karena jumlah gas yang terbatas, warga kerap kali sudah menempatkan tabung gas mereka di depan pangkalan jauh sebelum gas tiba, berharap bisa mendapatkan bagian. Jika tidak berhasil, mereka terpaksa membeli di warung-warung dengan harga yang lebih mahal, meskipun warung tersebut sebenarnya tidak memiliki izin untuk menjual gas bersubsidi.
Mujanah, seorang warga RT 12 Kelurahan Angsau, mengungkapkan bahwa setiap bulan ia hanya mendapatkan empat tabung gas dari pangkalan tersebut, sementara kebutuhannya rata-rata mencapai 10 tabung per bulan. Untuk mencukupi kebutuhan berjualan gorengan, ia terpaksa membeli gas dari luar pangkalan dengan harga yang lebih tinggi.
“Setiap bulan saya hanya dapat empat tabung dari pangkalan, sedangkan kebutuhan saya 10 tabung. Terpaksa beli di luar dengan harga Rp30 ribu sampai Rp35 ribu per tabung,” kata Mujanah.
Hal serupa diungkapkan Widianto, pemilik warung makanan dan minuman di Kota Pelaihari. Ia mengaku tetap bertahan menggunakan LPG 3 kg karena harganya yang masih lebih murah dibandingkan gas non-subsidi. “Gas non-subsidi 5,5 kg harganya Rp105 ribu sampai Rp120 ribu. Dengan harga sebesar itu, saya bisa beli tiga tabung gas 3 kg, atau sama dengan 9 kg,” jelas Widianto.
Untuk memastikan distribusi LPG 3 kg berjalan lancar di Kabupaten Tanah Laut, pemerintah daerah melalui Satpol PP dan Damkar Tala telah melakukan berbagai upaya, termasuk mengamankan pemilik warung yang menjual gas secara eceran tanpa izin. Beberapa pangkalan juga sempat diamankan karena diduga menyelewengkan gas 3 kg ke luar wilayah Tala.
(hri)