Jurnalis di Perbatasan RI-RDTL Bagikan Masker dan Sembako bagi Warga Belu
loading...
A
A
A
BELU - Memperingati Hari Buruh Internasional, Persatuan Jurnalis Perbatasan RI-RDTL (Pena Batas) membagikan sembako dan masker bagi warga lanjut usia (lansia) terdampak COVID-19 di garis batas Indonesia-Timor Leste tepatnya di Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Jumat (1/5/2020).
Para lansia tersebut berdomisili di empat desa antara lain Dirun, Leowalu, Duarato dan Makir yang dilintasi jalur sabuk merah perbatasan Indonesia-Timor Leste. (Baca: Disekap Majikan 1 Bulan di Batam, Wanita Ini Ditemukan dengan Kondisi Lebam)
Ketua Komunitas Jurnalis di Perbatasan Pena Batas RI-RDTL Evan Dile Payong bersama sejumlah wartawan siang tadi mendatangi para lansia di kediaman masing-masing dengan membawa paket sembako sekaligus membagikan masker bagi para lansia dan warga setempat yang belum mendapatkan masker.
Adapun paket sembako yang dibagikan kepada para lansia antara lain beras, minyak goreng, minuman sereal, dan sabun mandi serta masker sesuai jumlah anggota keluarganya.
Warga Dirun, Emiliana Lenuk (68) mengungkapkan terima kasih atas perhatian dari para wartawan Belu yang telah meluangkan waktu mengantarkan bantuan langsung ke rumahnya.
Pasalnya pasca-COVID-19 melanda, Pemerintah menginstruksikan semua warga untuk tetap berada di rumah saja, sehingga dirinya tidak berkebun seperti biasanya.
"Bantuan sembako ini sangat bermanfaat karena kami tidak lagi pergi kerja kebun saat COVID-19 dan pemerintah melarang keluar rumah kecuali membeli bahan makanan di pasar dan keperluan penting lainnya, sehingga hal ini membuat kami susah karena tidak ada sesuatu yang bisa kami hasilkan jual untuk bertahan hidup," ungkap Emiliana.
Camat Lamaknen, Roni Mau Luma mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi niat tulus para wartawan Belu yang telah berbagi kasih kepada para warga lansia yang berdomisi di beberapa desa sekitar Garis Batas Indonesia-Timor Leste. Roni juga menambahkan pemberian bingkisan sembako terkesan istimewa karena penerimanya kategori lansia yang kurang mampu secara ekonomi serta mengalami dampak COVID-19 sehingga tidak dapat melakukan rutinitas berkebun.
"Warga Lamaknen termasuk para lansia hampir 80 persen bermata pencaharian sebagai petani sehingga ketika saat COVID-19 seperti ini, pemerintah membatasi aktivitas warga di luar rumah sehingga tidak dapat berkebun seperti biasanya, serta warga tidak memiliki penghasilan tetap sehingga bingkisan sembako ini sangat membantu menjawab kebutuhan warga," ungkapnya.
Ketua Pena Batas RI-RDTL, Evan Dile Payong mengungkapkan bahwa pihaknya meluangkan waktu mengunjungi para warga lansia yang terdampak COVID-19 di Lamaknen dengan membagikan masker dan bingkisan sembako.
Baginya bantuan sederhana tersebut masih jauh dari kata cukup namun demikian pihaknya tulus dan ikhlas berbagi kasih dengan para lansia dengan memberi dari kekurangan.
"Kami peduli dengan masyarakat lansia di Lamaknen dan berusaha memberikan sesuatu yang bermanfaat berupa masker untuk mencegah COVID-19 dan bingkisan sembako untuk mengatasi dampak COVID-19, walau masih jauh dari kata cukup namun kami tetap berusaha maksimal untuk memberikan yang terbaik dari kekurangan kami," tandas Evan.
Para lansia tersebut berdomisili di empat desa antara lain Dirun, Leowalu, Duarato dan Makir yang dilintasi jalur sabuk merah perbatasan Indonesia-Timor Leste. (Baca: Disekap Majikan 1 Bulan di Batam, Wanita Ini Ditemukan dengan Kondisi Lebam)
Ketua Komunitas Jurnalis di Perbatasan Pena Batas RI-RDTL Evan Dile Payong bersama sejumlah wartawan siang tadi mendatangi para lansia di kediaman masing-masing dengan membawa paket sembako sekaligus membagikan masker bagi para lansia dan warga setempat yang belum mendapatkan masker.
Adapun paket sembako yang dibagikan kepada para lansia antara lain beras, minyak goreng, minuman sereal, dan sabun mandi serta masker sesuai jumlah anggota keluarganya.
Warga Dirun, Emiliana Lenuk (68) mengungkapkan terima kasih atas perhatian dari para wartawan Belu yang telah meluangkan waktu mengantarkan bantuan langsung ke rumahnya.
Pasalnya pasca-COVID-19 melanda, Pemerintah menginstruksikan semua warga untuk tetap berada di rumah saja, sehingga dirinya tidak berkebun seperti biasanya.
"Bantuan sembako ini sangat bermanfaat karena kami tidak lagi pergi kerja kebun saat COVID-19 dan pemerintah melarang keluar rumah kecuali membeli bahan makanan di pasar dan keperluan penting lainnya, sehingga hal ini membuat kami susah karena tidak ada sesuatu yang bisa kami hasilkan jual untuk bertahan hidup," ungkap Emiliana.
Camat Lamaknen, Roni Mau Luma mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi niat tulus para wartawan Belu yang telah berbagi kasih kepada para warga lansia yang berdomisi di beberapa desa sekitar Garis Batas Indonesia-Timor Leste. Roni juga menambahkan pemberian bingkisan sembako terkesan istimewa karena penerimanya kategori lansia yang kurang mampu secara ekonomi serta mengalami dampak COVID-19 sehingga tidak dapat melakukan rutinitas berkebun.
"Warga Lamaknen termasuk para lansia hampir 80 persen bermata pencaharian sebagai petani sehingga ketika saat COVID-19 seperti ini, pemerintah membatasi aktivitas warga di luar rumah sehingga tidak dapat berkebun seperti biasanya, serta warga tidak memiliki penghasilan tetap sehingga bingkisan sembako ini sangat membantu menjawab kebutuhan warga," ungkapnya.
Ketua Pena Batas RI-RDTL, Evan Dile Payong mengungkapkan bahwa pihaknya meluangkan waktu mengunjungi para warga lansia yang terdampak COVID-19 di Lamaknen dengan membagikan masker dan bingkisan sembako.
Baginya bantuan sederhana tersebut masih jauh dari kata cukup namun demikian pihaknya tulus dan ikhlas berbagi kasih dengan para lansia dengan memberi dari kekurangan.
"Kami peduli dengan masyarakat lansia di Lamaknen dan berusaha memberikan sesuatu yang bermanfaat berupa masker untuk mencegah COVID-19 dan bingkisan sembako untuk mengatasi dampak COVID-19, walau masih jauh dari kata cukup namun kami tetap berusaha maksimal untuk memberikan yang terbaik dari kekurangan kami," tandas Evan.
(sms)