Klasterisasi Perguruan Tinggi 2020, UMSU Posisi Pertama PTS di Sumut
loading...
A
A
A
MEDAN - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali mengumumkan Klasterisasi Perguruan Tinggi Indonesia tahun 2020, seiring dengan perayaaan HUT RI Ke- 75.
Dikutip dari laman www.dikti.go.id, Selasa (18/8), Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) berada pada peringkat pertama perguruan tinggi swasta (PTS) di Sumatera Utara.
Dalam level nasional, UMSU masuk klaster tiga perguruan tinggi. Dengan hasil ini, sebagai satu-satunya PTS di Sumatera Utara terakreditasi A, UMSU berhasil mempertahankan posisinya.
Menurut Kepala LLDIKTI Wilayah I, Prof Dian Armanto, rilis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut merupakan sebuah indikasi yang diambil dari Kementerian untuk beberapa hal, seperti input dari perguruan tinggi, kemudian proses tata kelola akademik dan output atau hasil, dan yang terakhir adalah outcome. (BACA JUGA: Merasa Masih Tangguh, Khabib Nurmagomedov Tak Punya Rencana Pensiun)
"Berdasarkan kriteria tersebut, perguruan tinggi mengisi data, kemudian dilakukan penilaian dan selanjutnya diranking dan dilakukan klasterisasi. Hal ini yang harus diperhatikan perguruan tinggi dalam penentuan klaster," jelasnya.
Dian Armanto menambahkan, pada klasterisasi tahun 2020 ini, indikator yang digunakan untuk menilai kinerja perguruan tinggi pada aspek input, antara lain persentase dosen berpendidikan S3, persentase dosen dalam jabatan lektor kepala dan guru besar, rasio jumlah dosen terhadap jumlah mahasiswa, jumlah mahasiswa asing, dan jumlah dosen bekerja sebagai praktisi di industri minimum 6 bulan.
Pada aspek proses terdapat 9 indikator yang digunakan, antara lain Akreditasi Institusi, Akreditasi Program Studi, Pembelajaran Daring, Kerjasama perguruan tinggi, Kelengkapan Laporan PDDIKTI, Jumlah Program Studi bekerja sama dengan DUDI, NGO atau QS Top 100 WCU by subject,
Kemudian jumlah Program Studi melaksanakan program Merdeka Belajar dan jumlah mahasiswa yang mengikuti program Merdeka Belajar. (BACA JUGA: Air Force One Pembawa Trump Hampir Tabrakan dengan Pesawat Nirawak)
Pada aspek output, terdapat empat indikator yang digunakan antara lain jumlah artikel ilmiah terindeks per dosen, kinerja penelitian, kinerja kemahasiswaan, jumlah program studi yang telah memperoleh Akreditasi atau Sertifikasi International.
Sementara pada aspek outcome, terdapat lima indikator yang digunakan antara lain kinerja inovasi, jumlah sitasi per dosen, jumlah patent per dosen, kinerja pengabdian masyarakat, dan persentase lulusan perguruan tinggi yang memperoleh pekerjaan dalam waktu 6 bulan.
Dikutip dari laman www.dikti.go.id, Selasa (18/8), Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) berada pada peringkat pertama perguruan tinggi swasta (PTS) di Sumatera Utara.
Dalam level nasional, UMSU masuk klaster tiga perguruan tinggi. Dengan hasil ini, sebagai satu-satunya PTS di Sumatera Utara terakreditasi A, UMSU berhasil mempertahankan posisinya.
Menurut Kepala LLDIKTI Wilayah I, Prof Dian Armanto, rilis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut merupakan sebuah indikasi yang diambil dari Kementerian untuk beberapa hal, seperti input dari perguruan tinggi, kemudian proses tata kelola akademik dan output atau hasil, dan yang terakhir adalah outcome. (BACA JUGA: Merasa Masih Tangguh, Khabib Nurmagomedov Tak Punya Rencana Pensiun)
"Berdasarkan kriteria tersebut, perguruan tinggi mengisi data, kemudian dilakukan penilaian dan selanjutnya diranking dan dilakukan klasterisasi. Hal ini yang harus diperhatikan perguruan tinggi dalam penentuan klaster," jelasnya.
Dian Armanto menambahkan, pada klasterisasi tahun 2020 ini, indikator yang digunakan untuk menilai kinerja perguruan tinggi pada aspek input, antara lain persentase dosen berpendidikan S3, persentase dosen dalam jabatan lektor kepala dan guru besar, rasio jumlah dosen terhadap jumlah mahasiswa, jumlah mahasiswa asing, dan jumlah dosen bekerja sebagai praktisi di industri minimum 6 bulan.
Pada aspek proses terdapat 9 indikator yang digunakan, antara lain Akreditasi Institusi, Akreditasi Program Studi, Pembelajaran Daring, Kerjasama perguruan tinggi, Kelengkapan Laporan PDDIKTI, Jumlah Program Studi bekerja sama dengan DUDI, NGO atau QS Top 100 WCU by subject,
Kemudian jumlah Program Studi melaksanakan program Merdeka Belajar dan jumlah mahasiswa yang mengikuti program Merdeka Belajar. (BACA JUGA: Air Force One Pembawa Trump Hampir Tabrakan dengan Pesawat Nirawak)
Pada aspek output, terdapat empat indikator yang digunakan antara lain jumlah artikel ilmiah terindeks per dosen, kinerja penelitian, kinerja kemahasiswaan, jumlah program studi yang telah memperoleh Akreditasi atau Sertifikasi International.
Sementara pada aspek outcome, terdapat lima indikator yang digunakan antara lain kinerja inovasi, jumlah sitasi per dosen, jumlah patent per dosen, kinerja pengabdian masyarakat, dan persentase lulusan perguruan tinggi yang memperoleh pekerjaan dalam waktu 6 bulan.
(vit)